V for Vice Versa

4 1 0
                                    



Di-bully, dihina, dan dilecehkan sudah menjadi makananku sehari-hari. Teman sebaya, tetangga, bahkan keluargaku sendiri tak pernah absen mengeluarkan kalimat dan sugesti negatifnya. Seakan aku adalah pelampiasan dari hidup mereka yang menyedihkan.

Seolah tahu akan penderitaan ini, sesosok makhluk kegelapan muncul di hadapanku menawarkan kesepakatan busuknya.

"Sebutkan satu permintaanmu. Akan kukabulkan dengan ganti jiwamu yang tak berharga itu."

"Bahkan makhluk terkutuk sepertimu pun mengejekku."

"Jadi tidak? Aku mau keliling lagi nih."

"Eh, mau! Mau! Ada satu permintaan yang sejak lama aku inginkan!"

***

Pagi itu aku berjalan ke kampus dengan harap-harap cemas. Biasanya di jam ini aku akan berpapasan dengan para berandal itu.

"Hei, babi gendut, minggir kau!"

Benar saja, mereka datang dari belakang dan langsung mendorongku hingga tersungkur seraya melontarkan umpatan khasnya. Aku yang tak berdaya hanya bisa menarik napas berat.

"Kuharap ini berhasil."

Esok paginya, aku hampir tak mengenali diriku saat menatap cermin. Lemak berlebih yang selama ini menempel di tubuhku hilang dalam sekejap, bahkan tak ada kulit yang menggelambir sama sekali. Dengan satu bukti mencengangkan ini, aku jadi semakin percaya diri menerima hinaan.

"Dasar idiot, gunakan otak kerdilmu itu!"

"Singkirkan wajah buruk rupamu itu! Membuat nafsu makanku hilang saja!"

"Kau ini bisa apa?! Hanya menjadi beban saja!"

"Pria miskin sepertimu tak pantas mendekatiku!"

Setiap celaan yang kuterima mengubah hidupku secara drastis. Lama kelamaan tak ada lagi yang berani menghinaku, sebab memang tak ada lagi kekurangan yang bisa mereka jadikan bahan ejekan.

Namun, aku lupa ... saat semua sudah kumiliki, satu kalimat saja sudah cukup untuk menghancurkannya.

"Kau adalah pria paling sempurna di dunia ini."































AlphadeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang