My Abang's Wedding

50 2 0
                                    

Keesokan harinya, digelar acara pengajian dan siraman dirumah Mbak Ajeng. Kami semua hadir di acara itu. Bahkan mami membuatkan seragam serba tosca secara khusus untuk keluarga kami saat menghadiri acara tersebut. Keluarga Renatta juga mendapatkan seragam tersebut agar sama dengan kami. Acara berlangsung dengan nuansa Jawa yang ketat dan sarat makna. Saat siraman, Bang Dani melakukannya bersama kami semua dirumah salah satu kerabat Mbak Ajeng yang hanya bersebelahan dengan kediaman calon kakak iparku itu. Usai acara pengajian dan siraman, kami pulang untuk kemudian menyempatkan waktu membeli beberapa tenun Jepara untuk dipakai sendiri dan oleh-oleh, tentu saja. Baru besok malamnya, kami hadir dengan busana nuansa batik dalam acara midodareni. Malah, mama, mami, ibu, Celia, Tante Ney, Tante Evy, Tante Anna, Tante Ani, Tante Ita, Tante Syila, Nia, Kak Silvi, Khaira dan Keke yang merupakan anak Kak Silvi, Renatta, Kareyca, Ira, Fariza, juga Nabilla, Raya, Kharina dan Ulfa ikut memasang henna sesuai permintaan Mbak Ajeng. Untungnya, karena mami sudah menyiapkan daftar untuk keluarga yang akan dipakaikan henna, jadi kami tidak terlalu antri. Bahkan yang memasangkan henna untuk Renatta adalah orang yang sama dengan yang akan memasangkan white henna untuk Ajeng esok subuh. "Oh..Kalau white henna tuh baru subuh ya mbak," ucap Renatta. "Iya, Na. Tapi kalau selain white henna, ya..malam sebelum nikah atau sore sih udah harus pasang henna dulu, biar lebih oke. Ini kamu pake henna nya dikamarku aja, dan nanti keluar kamar sama aku. Kan aku udah kelar nih perawatannya. Kalau kamu ikut gabungdi henna room, haduh...gawat. Bisa-bisa pada minta foto sama kamu. Kan, kamu pasti masih capek karena gantian nyetir sama Doni," sahut Ajeng

"Duh...Dikamar pengantin loh," ucap Renatta. "Iya lah. Kamu Oktober nanti juga gini loh Na," sahut Ajeng. Alhasil, dua calon menantu mamiku ini malah ngobrol akrab. "Oh...Kalau buat nikahan kamu yang di Jogja kan emang full adat, Na. Saranku ya...Bisa pake red, chocolate ato black henna," ujar Ajeng pada Renatta yang meminta sarannya untuk masalah henna. "Iya..Nanti biar dibilang ke Mbak Barbie deh," sahut Renatta. "Iya Na. Well. Gimana persiapan nikahnya?," tanya Ajeng. "Kemarin sempat cek lokasi ke Royal Ambarrukmo sekalian food testing, Mbak. Trus pesan souvenir juga," jawab Renatta. "Makin intens loh persiapan kalian. Jangan lupa. Cek yang di Prambanan. Nanti kelar acara nikahanku, kita ke Prambanan dan cek semuanya," sahut Ajeng. "Makasih ya Mbak. Beneran ribet ternyata ya urusan pernikahan. Walau udah ada vendor-vendir, tetap adaaaaa aja yang ketinggalan," timpal Renatta. "Uh...Sama donk Na. Apalagi aku dan abangmu emang ngerjain semua sendiri. Untung dibantu sahabat kami," balas Ajeng. "Bener Mbak. Haduh...Capek tapi fun sih," sahut Renatta dan...Ajeng malah selfie berdua dengan tunanganku itu. Mami langsung mendekati Ajeng, lalu berucap, "Nak. Ini buat kamu dari mami, ya. Sini. Mami pakaikan kalungnya." "Mi. Mami kok repot gini. Tapi...Makasih banyak ya Mi," balas Ajeng seraya mencium tangan mami. Mami pun memasangkan kalung berlian berbentuk bintang untuk Ajeng yang merupakan rancangan khusus Adelle Jewelry. "Besok Ajeng dobel aja sama kalung dari Tante Marta ya Mi. Boleh kan?," tanya Ajeng. "Oh..Boleh nak. Kan ini simpel modelnya, Jeng. Tenang aja," jawab mami. Ia membacakan doa untuk kelancaran pernikahan Dani dan Ajeng.

Usai acara midodareni, kami kembali ke hotel. Malam itu, aku dengan Dani dan mami sekamar. Renatta dikamar sebelah dengan mama dan uni. Semua keluarga juga sudah ke kamar mereka masing-masing. "Le. Sini. Kamu minum air doa dari mami sebelum tidur, biar akad besok lancar ya Nak," ucap mami pada Dani. "Iya Bang. Besok adalah harinya. Bismillah. Doaku selalu untuk abang dan Insya Allah, setelah abang nikah....nih. Ini tiket bulan madu ke Irlandia, lalu paket keliling Eropa via Dublin, Irlandia untuk abang dan mbak," sahutku seraya menyerahkan tiket tersebut. Kami rencananya akan berangkat seminggu usai pernikahan abangku dan resepsi di Pontianak baru digelar usai bulan madu. "Don. Kamu udah belikan mobil sebagai hadiah pertunangan. Ini malah ada hadiah lagi. Dek. Kamu juga mau menikah di Oktober nanti dan calonmu bukan orang sembarangan pula. Keponakan menteri plus turunan ningrat, anak pengusaha terkenal se DKI dan cucu kesayangan dari pengusaha yang cukup berpengaruh di Indonesia loh. Dia juga sekarang jadi sosok yang menginspirasi orang dan idola semua orang," timpal Dani padaku. "Bang. Mobil itu kan aku beli dari uang bagi hasil di bisnis almarhum papi yang aku kelola. Makanya, aku hanya kasih uang itu 75 persen karena sisanya aku tabung. Itu dari uang abang, bukan uangku. Kalau tiket bulan madu, itu baru dariku. Paketnya ya....aku dan Rena yang milih. Soalnya.....kami juga ikut kalau ke Irlandia. Nanti kakaknya Rena dan pacarnya juga ada. Kita triple date, seperti yang udah direncanakan,"sambungku sambil nyengir. "Ya udah. Makasih loh Don. Abang janji. Untuk pernikahan kalian berdua, abang dan mbak mu serta para sahabatmu disini akan bantu semaksimal mungkin. Soalnya, kamu udah seperti ini sama abang, Dek," balas Dani."Nah...Ini dua anak kesayangan mami. Alhamdulillah, kalian tumbuh jadi anak-anak yang baik dan beneran bisa membanggakan kami semua. Mami sayang sekali sama kalian," sela mami sambil memeluk kami. Malah, mami selfie dan mengunggah foto dengan kami berdua di WA grup keluarga serta di akun sosmed mami. Beliau menulis, 'Tak ada yang lebih membuatku bahagia selain menjadi ibu dari 2 malaikat penjagaku, belahan hatiku. Mereka alasanku untuk selalu semangat setelah papi mereka dipanggil Allah. Besok, anak sulungku Dani Pradipta Hasyim, SE akan menikah dengan pujaan hatinya, Diajeng Budi Chairani, S.Sn. Bismillah. Semoga semua diberi kelancaran.' Mami pun mendapat banyak doa serta ucapan selamat dari rekan kerja, sahabat, serta dari keluarga yang tak bisa hadir.

Keesokan harinya. Aku mendampingi mami untuk menemani abangku dalam prosesi pernikahannya. Ada Om Iwan, Tante Evy, Tante Nung, Om Izhar, Om Nunu, Tante Neng juga beberapa keluarga dari mendiang papi, seperti Tante Anna dan suaminya serta anak-anaknya, Tante Ani dengan anak-anaknya, juga ada Tante Ita. Tante Syila juga ikut datang bersama keluarganya. Kalau Tante Fatma tak bisa hadir karena Bang Erham sedang opname. "Nak. Sini. Om mau doain kamu dulu," ucap Om Iwan pada Bang Dani saat kami menunggu koordinasi dengan MC untuk masuk ke ruangan tempat acara berlangsung di kediaman orang tua Ajeng. Om Iwan membaca doa dan meniup ubun-ubun abangku itu, baru kemudian, Om Iwan lah yang kembali memakaikan blangkon ke kepala Bang Dani. Setelah itu, panitia menyuruh kami masuk ke ruangan dan membawa barang seserahan. Rupanya, didalam ruangan yang didekor dengan nuansa rustic itu memang sudah hadir keluarga dari Mbak Ajeng. Kulihat, mereka malah fokus ke Renatta, yang hari itu tampil cantik dengan kebaya warna broken white plus songket Bali yang membuatnya tampil dengan gaya modern yang tetap tidak meninggalkan unsur tradisional. Untuk hari itu, Renatta bermake up minimalis dan rambutnya yang sebahu ia gelung dengan ditambah sedikit hiasan. Tentu, ia memakai cincin tunangan dariku. Kalung dari mami juga ia pakai. Aku sendiri memakai busana adat Jawa karena harus menemani mamiku untuk mendampingi abang tercinta. Saat yang ditunggu pun tiba. Tak lama, Mbak Ajeng didampingi 2 tantenya datang dan duduk disebelah abangku. Prosesi akad pun dimulai. "Saudara Dani Pradipta Hasyim bin Almarhum Hendrian Hasyim. Saya nikahkan engkau dengan putri kandung saya yang bernama Diajeng Budi Chairani binti Raden Prasetya Sumarno dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang 15 juta rupiah dibayar tunai," ucap Pak Pras seraya menjabat tangan Bang Dani dalam prosesi akad nikah. "Saya terima nikahnya Diajeng Budi Chairani binti Raden Prasetya Sumarno dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang 15 juta rupiah dibayar tunai," sahut Bang Dani dengan lancar sembari memalas jabat tangan dari papanya Mbak Ajeng yang juga Kapolres Jepara. Semua prosesi berjalan lancar, termasuk saat pemasangan cincin, sungkeman dan ritual adat lainnya. Renatta memperhatikan dengan seksama, malah ia merekamnya. "Una. Liatin tuh. Kamu Oktober loh nak. Ini udah Maret akhir," ucap ayah pada Renatta. "Siap Yah. Ini udah direkam semua," sahut Renatta sambil tersenyum. Ia merekam semua prosesi untuk referensi pernikahan kami nanti, terutama yang di Prambanan yang memang akan memakai adat Jawa full.

Usai acara akad, sesi foto dimulai. Kami berpose dengan pengantin. Ada poseku bersama mami dan Bang Dani serta Mbak Ajeng. Ada juga foto bersama dengan keluarga inti dari Mbak Ajeng. Foto dengan keluarga Renatta juga ada dan pastinya, dengan keluarga besar kedua mempelai yang hari itu sangat tampan dan cantik. Aku mengupload foto saat bersama mami, Bang Dani, Mbak Ajeng dan Renatta dengan caption, 'Alhamdulillah. Abangku sah jadi suami dari Mbak Ajeng dan Mbak Ajeng resmi jadi kakak iparku. Oh iya. Makasih udah nemein ya sayangku, my lovely Renatta.' Aku juga mengupload foto saat aku berdua dengan Renatta dan menulis, 'Ditemani sama my angel Renatta yang rela gantiin aku nyetir kalau capek plus rela pake kebaya demi aku. Makasih cintaku. Insya Allah kita nyusul pas Oktober.' Renatta mengupload foto dengan keluarganya dan aku serta keluarga plus pengantin dengan caption, 'Congratulation Bang Dani dan Mbak Ajeng. Bahagia selalu ya.' Ia juga mengupload foto saat aku merangkul pinggangnya dan ia letakkan tangannya didadaku dengan caption, 'Nemenin pangeran Jawa ku dulu. Love you, Mas.'

Siangnya, kami bersiap untuk menghadiri resepsi pernikahan. Bang Dani dan Mbak Ajeng diarak dngan mobil pengantin BMW yang bisa dibuka tutup di bagian atapnya plus dibelakang mobil bertuliskan 'Jus Married.' Kami semua berganti busana menjadi nuansa biru muda. Renatta memakai tube dress selutut berwarna biru muda dengan hiasan pita putih plus swarovski di dada yang membuatnya terlihat seksi, cute dan elegan. Ia memakai kets putih dari Vans dan rambutnya yang sebahu ia gerai saja. Aku mengenakan setelan jas navy blue dan dalaman kemeja putih plus dasi kupu-kupu. Di acara itu, kaum wanita tak memakai high heels karena diadakan di kawasan pantai serta resort Jepara Ourland Park. Mami serta semua keluarga yang perempuan memakai dress bernuansa biru muda dengan beragam model sesuai selera. Untukku, Bang Dani, Renatta dan Ajeng, mami membuatkan busana dengan desain spesial. Malah, untuk acara akad nikah, kebaya putih yang dikenakan Mbak Ajeng adalah mahakarya mamiku. Kalau untuk gaun resepsi yang bernuansa baby blue dan putih, mami mempercayakan pada Ivan Gunawan, sahabatnya, untuk membuatkan gaun tersebut. Mahkota dikepala kakak iparku yang juga terbuat dari emas putih bertahta berlian pun merupakan hasil rancangan khusus Adelle Jewelry. Set perhiasannya juga sama. Mami membelikan set perhiasan khusus untuk dikenakan Mbak Ajeng saat resepsi di Adelle Jewelry juga, dimana model set perhiasan disesuaikan dengan model mahkota yang dipakai Ajeng.

Kesempurnaan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang