Makna Cinta

14 1 0
                                    

Saat perayaan Hari Anak Nasional. Tahun ini, perayaan terhadap salah satu hari penting di negara ini diadakan secara serentak dengan metode hybrid, dimana aku dan Renatta serta anak kami Qiana ikut serta. Ya. Qiana ikut karena ia adalah bagian dari anak Indonesia. Pusat perayaan hari anak Nasional tahun ini diadakan di Padang, Sumatera Barat. Kalau Pak Syahrul Alam dan istri selaku wakil presiden juga mengikuti rangkaian acara tersebut di Kendari. Kapolri membuka acara di Jakarta dan di masing-masing provinsi, acara dihadiri oleh para pejabat daerah. Ini sekaligus menjadi media komunikasi kami. Untuk perayaan Hari Anak Nasional kali ini, kami juga sekaligus meluncurkan program Kampung Ramah Anak dan Perempuan. "Ini sebagai upaya pemerintah untuk melindungi perempuan dan anak-anak. Saat ini, kasus kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan maupun anak sudah berada dalam kondisi memprihatinkan. Untuk itu, pemerintah memutuskan mengambil tindakan nyata, selain melalui peraturan perundang-undangan, dengan membentuk kampung ramah perempuan dan anak di setiap provinsi di Indonesia. Kami juga menyelenggarakan program beladiri dasar bagi perempuan dan anak yang tersebar di setiap desa dengan pelatih yang juga sudah kami kontrak. Kenapa ini penting? Ini karena basic beladiri merupakan salah satu pertolongan pertama atau upaya membela diri yang bisa dilakukan wanita dan anak jika mereka terlatih. Ada juga program edukasi terkait stop kekerasan terhadap perempuan yang digagas oleh PKK dan  Dharma Wanita Pusat dan Daerah. Semua tergabung di satu wadah, yaitu Kampung Ramah Perempuan dan Anak. Call centre untuk melapor bila terjadi kasus pun kami sertakan, dan kami sudah bekerjasama dengan Lembaga Bantuan Hukum serta kepolisian untuk bersama menanggulangi permasalahan ini. Bismillahirrahmanirrahim. Dengan ini saya nyatakan, Kampung Ramah Perempuan dan anak sudah resmi beroperasi di seluruh Indonesia secara serentak di hari ini. Harapan saya, upaya pemerintah ini dapat secara masif menurunkan tingkat kekerasan dan pelecehan yang kerap terjadi pada perempuan dan anak," ujarku sembari membuka secara resmi kampung ramah perempuan dan anak di seluruh Indonesia langsung dari Padang. Dari provinsi lain, mereka mengikuti kegiatan melalui zoom meeting. Acara dilanjutkan dengan hiburan yang berasal dari warga sekitar. Anak-anak juga bermain di taman yang tak jauh dari lokasi acara dengan pengamanan dari aparat. Ini karena Qiana, putriku, ada ditengah anak-anak dan sesuai prosedur, presiden serta keluarga mendapat pengawalan khusus pada saat acara kenegaraan.

Saat melihat Qiana bermain, Renatta berucap, "Pa. Bahagia rasanya melihat anak-anak bermain dengan ceria tanpa takut akan masa depan, terutama akses pendidikan dan kesehatannya. Mama kepikiran Pa, untuk bisa memasukkan free bimbel untuk anak-anak kurang mampu yang akan melaksanakan ujian SD hingga SMA. Ini bisa jadi pengembangan terhadap kampung ramah perempuan dan anak di tahap selanjutnya. Gimana menurut papa?," usul Renatta dan kuakui, beberapa kebijakan yang kuambil berasal dari pemikiran istriku terkasih yang memang cerdas dan sangat perhatian dengan kondisi anak-anak. Spontan kurangkul pundak Renatta dan istriku itu sedikit bersandar padaku sembari merangkul pinggangku. "Nice idea, Ma. Bisa kita kembangkan dengan program lain seperti kelas wirausaha bagi ibu-ibu, lalu pengembangan potensi anak dan remaja lewat kampung ini. Nanti juga ada psikolog untuk mengetes kemampuan akademik dan bakat anak sehingga mereka nanti bisa ketahuan bakatnya dan itu berguna sekali untuk masa depan mereka. Ya...semacam usaha mengaktifkan kembali karang taruna dan organisasi remaja di wilayah pedesaan maupun perkotaan. Tujuan akhirnya juga, pembentukan karakter anak, Ma. Kita akan coba koordinasikan dan papa rasa, ini akan berjalan kalau semua sektor bisa melaksanakannya. Ya...Mulai dari pembinaan terhadap program Kampung Ramah Perempuan dan Anak secara rutin, pelatihan bagi warga oleh tenaga pelatih yang capable juga," sambungku sembari menatap sayang Renatta. Tak lama, aku dan Renatta dibuat terkejut dengan apa yang dilakukan Qiana. Gadis kecil kami itu membuka sepatunya dan menyerahkan sepatu yang ia kenakan pada salah satu anak. Lalu, Qiana menghampiriku dan Renatta. "Sayang. Sepatu kamu mana, Nak?," tanya Renatta. Kami berdua spontan sedikit berjongkok untuk bisa menyamai posisi serta tinggi badan putri kami. Ini kami lakukan agar kami bisa melakukan eye contact terhadap putri kesayangan kami itu.  "Mama. Papa. Sepatu Qiana untuk teman baru Qiana. Namanya Tiana. Tadi dia gak pake sepatu dan Qiana kasih aja. Katanya, sepatunya rusak. Kan sepatu Qiana masih ada. Kasian kalau Tiana nya gak pake sepatu," jawab Qiana dan kupeluk gadis kecil kesayangan kami itu. "Sayang. Papa bangga sama Qiana. Itu yang selalu papa katakan bahwa kita harus menolong orang yang memerlukan tanpa mengharap imbalan," ucapku. Aku bahkan mengangkat Qiana dalam gendonganku. "Iya. Mama bangga sama anak mama ini. Qiana udah melakukan hal yang baik. Jadi, Qiana bisa dapat healthy chocolate dari mama. Nih sayang," sambung Renatta. Ia memang membawa coklat sehat khusus untuk putri kami itu. "Thank you, Ma. Mmmm..Tapi mama kan bawa banyak coklat. Qiana mau bagi-bagiin ke teman-teman baru Qiana aja boleh?," ujar Qiana sembari bertanya dan Renatta membalas dengan anggukan serta kecupan di pipi Qiana sebagai ungkapan persetujuan. "Wait. Nak. Kamu pakai sandal dulu aja, ya. Sandalnya Qiana ada di mobil. Sebentar, Nak. Papa minta tolong sama Om Rizal untuk ambilin sandal kamu, sayang," sahutku. Kuberi isyarat pada Rizal, ajudan kepresidenan untuk mengambilkan sandal Qiana di mobil. Usai mengenakan sandalnya, Qiana membagi-bagikan coklat dan bahkan, ia ajak beberapa teman barunya untuk memberi makan kucing jalanan yang mereka jumpai disekitar area. Kebetulan, aku, Renatta dan anak kami Qiana selalu membawa cat food dan snack khusus kucing dalam tas kami kalau bepergian agar bisa melakukan street feeding pada mahluk Allah itu. Langkah kecil Qiana pun kuikuti. Pejabat daerah yang melihatnya juga mengikuti langkah Qiana. Kami semua bahkan membeli dry food serta snack untuk kucing di pet shop terdekat dan langsung memberikan makanan pada para kucing jalanan. Bahkan di istana juga sudah ada Pablo yang menjadi kesayangan bagi kami. Kalau dirumah pribadiku, ada 4 kucing dan beberapa ikan koi. Untuk kucing, keempat kucing di rumah pribadiku juga hasil resque dari jalanan yang dirawat dengan baik oleh ART di rumah pribadiku. Malah, orang tua dan saudara kami pun mengikuti jejak kami dalam meresque kucing-kucing kurang beruntung di jalanan.

Kesempurnaan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang