Pesona Harta, Tahta, Renatta

51 0 0
                                    

"Duh..Anak mami ini. Nak. Kita foto dulu. Mami berdua kamu, trus kita bertigaan sama Mbak Ajeng juga," ujar mami. Renatta menurut. Mami mengupload foto berdua dengan Renatta dan bertiga dengan Ajeng dan Renatta ke grup keluarga dan IG dengan caption, 'Dengan 2 bidadariku yang cantik fisik dan hatinya. Mereka adalah calon istri dari anak-anakku karena sudah dilamar secara resmi oleh 2 anakku. Insya Allah, dengan izin Allah, 2 anakku akan menikahi 2 wanita cantik, cerdas, juga sopan dan berahlak mulia ini.' Sedangkan mama mengupload foto bertiga denganku dan Aaron dengan caption, 'Diapit 2 anak lelakiku. Semoga diwaktu Allah, kalian akan menjadi 2 anak lelakiku yang menjaga serta mencintai 2 anak perempuanku.' Kami juga triple date photo session dengan Bang Dani, Mbak Ajeng, Uni Kareyca dan Aaron. "Wah...Boleh ni nanti triple date kemana....gitu," goda Uni pada kami. "Oke tuh," sahut Ajeng. "Ke Irlandia aja. Aku penasaran sama Pegunungan Wicklow dan Danau Ouler," usul Renatta. "Kalau habis nikahan kami mah boleh," sahut Dani, yang diamini Ajeng. "Usul yang oke. Kita gangguin yang honeymoon," seruku jahil. "Exaclty. Ireland is one of the most beautiful place in the world. Banyak yang bisa dilakukan disana," balas Aaron. Ya. Kami memang jadi kompak karena sama-sama menyukai traveling. Acara after party juga diisi dengan pesta kembang api dan upacara pelepasan lampion berlampu di langit Uluwatu yang artinya, keluarga melepaskan kami berdua menjelang pernikahan.

Sebelum pesta kembang api dan pelepasan lampion, digelar rapat antara 2 keluarga untuk menentukan tanggal pernikahan. "Kalau dari kami pada dasarnya siap saja. Kapanpun Doni dan Rena mau menikah ya....itu semua waktu yang terbaik. Tidak ada hari baik dan buruk. Semua hari adalah baik," ucap datuk mewakili keluarga Renatta. "Iya, Pak. Kami juga begitu. Asal sesuai dengan jadwal mereka," balas Om Iwan. Lalu, kami mengusulkan beberapa tanggal dan sebagian besar keluarga meilih 16 Oktober untuk waktu pernikahan karena bertepatan dengan long weekend. "Kalau lokasinya dimana nih?," tanya mami pada kami. Sejenak, aku lirik Renatta. "Kalau saya kepengennya di Jogja, karena di kota itu, kami berdua pertama bertemu dan Jogja juga kota yang banyak sejarahnya untuk saya," jawabku. "Iya Mas. Tapi, apa gak ribet ya?," tanya Renatta. Ia melirikku. "Na. mama rasa gak ribet. Malah bagus. Suasana wedding di Jakarta dan Bandung mah biasa. Jogja nih yang gak biasa dan pasti kental sama adat. Mama malah bayangin kalian nikah di candi. Kan di Jogja banyak candi," usul mama. "Kenapa nggak Jenk? Itu juga yang saya bayangin," sahut mami dengan binary bahagia. Aku dan Renatta saling lirik. Ya. Kami menemukan ide baru untuk menikah di candi. "Untuk itu...Insya Allah biar saya dan Ajeng yang akan hunting candi nya. Kalau yang udah biasa dipakai untuk wedding dan kapasitasnya bisa banyak orang sih di Borobudur ya. Kalau mau akses gampang dan gak kalah kece.....bisa di Prambanan. Dua candi itu sih yang kami rekomendasikan sementara ini. Kalau candi lain, kita terkendala di kapasitas lokasi dan lahan parkir nya," balas Dani. "Iya. Saya sih setuju aja. Itu malah ide bagus. Tapi itu untuk resepsi sih kerennya. Kalau untuk mengucap janji, saya kepikiran untuk akad nikah di tempat pertama kami bertemu, dan secara kebetulan sih, gak akan terlalu jauh juga dari Prambanan," sambungku. "Maksudmu di Royal Ambarukmo, Mas?," tanya Renatta. "Iya. Kenapa tidak, sayang? Momen pernikahan kita akan sangat berkesan karena kita menikah di tempat pertama kita ketemu," jawabku. "Iya. Aku juga tadi mikir begitu. Cuma takut ribet aja kalau mau pake 2 tempat," sambung Renatta. "Ren. Itu gak jauh loh jaraknya. Dari Royal Ambarrukmo ke Prambanan paling lama 20 menit an. Kalau macet ya setengah jam aja sampe kok," timpal Ajeng. "Bakalan unik nih. Tapi untuk acara malam bainai harus loh Na," sela ayah. "Na pake sunting yah?," tanya Renatta. Ia mulai pusing lantaran membayangkan harus memakai sunting. "Untuk malam bainai, kamu gak harus pake sunting kok. Kalau acara pernikahan, baru pake," jelas ayah. "Oke. Tapi maaf. Untuk nikah, Na pengen adat Sunda dari mama sih," sahut Renatta. "Gak masalah. Akad secara Sunda dengan kereta kuda plus resepsi adat Padng di tempat yang sama. Pas tanggal 17 nya, dari sore sampe jam 10 malam, kita baru resepsi di Prambanan. Gimana usul saya ini?," tanya mama lagi. "Masya Allah. Itu usul yang bagus dan memang itu yang terbayang di pikiran saya. Nah. Resepsi yang di Prambanan nanti memang akan dibuat adat Jawa. Kan saya masih ada keturunan Jawa nya dari orang tua saya. Selain itu, untuk adat Melayu, nanti sudah digunakan Dani dan Ajeng pas resepsi di Pontianak," jawab mami. "Iya. Untuk after party sekalian pembubaran panitia, baru di Jakarta," usul Uni Kareyca. "Bener. Ibu kebayang Rena pake ball gown," sela ibu, istri baru ayahanda Renatta. "Sepemikiran loh Jenk. Saya juga kebayang gimana cantiknya Rena kalau pake ball gown," sela Tante Ney. "Sayang. Sabar ya. Ball gown loh," godaku pada Renatta. "Oke.....Semua idenya keren. Na ngalah aja. Kan untuk wedding proposal sama pertunangan udah mau nya Na.tapi kalau nikah di candi....Na dan Mas Doni suka banget. Pasti nanti teman kami bisa hadir lebih banyak. Soalnya teman Na yang di Paris dan sahabat Mas Doni di UK bakalan datang juga pastinya," sahut Renatta. Ia pasrah saja mau didandani seperti apapun walau sebenarnya....itu bukan dia banget! Haha..... Setelah rapat, acara masih berlanjut dengan sesi hiburan. Beberapa kerabat bernyanyi untuk menghangatkan suasana. Malah, aku dan Renatta didaulat untuk berduet. Akhirnya, Renatta memainkan gitar berduet denganku dan kami nyanyikan lagu Runaway yang menjadi soundtrack cinta kami.

"Wah.....Selamat buat yang udah tunangan. Rena...Doni....we are so happy," sapaVidi yang hadir bersama para sahabat Renatta lainnya, yang kini juga berteman akrab denganku. Kami pun berpose bersama dengan Vidi dan para sahabat kami yang lain. Namun ditengah pose, kulihat Renatta agak pucat. Aku curiga dia melewatkan waktu makan siangnya lantaran ia kepikiran dengan lamaran tadi. "Na. Kamu makan dulu ya sayang. Nih. Duduk disini. Aku ambilin makan," ucapku seraya merangkul Renatta dan mengambilkannya makanan. "Mas. Udah gak apa-apa. Cuma telat makan. Makanya maag ku kumat," bisik Renatta. "Iya. Kamu makan dulu. Nih. Aku udah ambilin," sambungku. Kusuapi Renatta perlahan. Setelah makan, ia kembali bersemangat. "Makasih ya Sayang. Giliran. Kamu lagi. Aaa...," ucap Renatta sambil menyuapiku. Aku menerima suapan dari tangan wanita yang kucintai selain mami dan calon mama mertuaku itu. "Mas. Makasih ya. Aku lega sekarang," sahut Renatta lagi. "Iya cintaku. Makasih juga karena kamu selalu mendukung dan mencintaiku apa adanya," balasku. Lalu, aku memeluk Renatta dan disoraki para tamu. Malah, para sahabat kami langsung menceburkan kami ke kolam renang, yang rupanya dikoordinir oleh Bang Dani dan Ajeng. Setelah sukses menceburkan kami, barulah mereka dengan sukarela menceburkan diri ke kolam renang. "Parah sih. Ini malam loh Bang. Rena baru sembuh maag nya," ucapku pada abangku. "Mas. Udah. Aku gak apa-apa," sahut Renatta sambil membelai pipiku. Kami beruntung karena sesi foto sudah selesai. Tapi tetap saja. Para sahabat dan sepupu yang sudah basah pun mengajak foto lagi. Kami pun mengabulkan keinginan mereka walau harus basah kuyup. "Tadi kan udah pesta kembang api dan lepasin lampion. Endingnya.....basah deh," goda uni pada kami. "Padahal lu basah juga Un," sahut Renatta sembari tertawa lepas. Malah, ia foto bertiga dengan Kareyca dan Ajeng yang menurut semua tamu merupakan 3 beautiful Charlie's Angel. Kami semua tertawa bahagia. Kami memang layak bahagia karena acara pertunangan berjalan lancar. Rapat penentuan tanggal pernikahan juga dilakukan dimalam itu, sebelum kami jadi korban kejahilan sahabat, saudara dan sepupu kami. Untuk pernikahan kami berdua, setelah melihat jadwal kerja masing-masing, kami memutuskan untuk menikah di bulan Oktober tanggal 16 tahun depan. Lokasi pernikahan disepakati akan dilakukan di Jogja, tepatnya di 2 tempat, yaitu Royal Ambarrukmo Hotel dan di Candi Prambanan. After party sekaligus pembubaran panitia akan berlangsung seminggu kemudian di Jakarta dengan lokasi yang akan ditentukan kemudian. Tentunya, kami harus menetapkan tanggal 16 Oktober tahun depan sebagai pernikahan kami karena di tanggal itu adalah long weekend.

Kesempurnaan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang