Pertunangan Abangku Terkasih

33 1 0
                                    

Alhasil, esok harinya, usai makan siang, aku menjemput mami di butik. Lalu, kami menuju Lux Matters Jewelry. Mami memilih cincin tunangan untuk Ajeng dan ia jatuhkan pilihan pada cincin emas putih bermata berlian 0,51 carat berbentuk pear yang cantik walau untuk itu, mami harus menambah 3 juta rupiah. Mami juga membelikan cincin emas putih tanpa berlian untuk abangku agar serasi dengan cincin yang dibelikan untuk mbak Ajeng. "Gak masalah. Mami tambahin deh 3 juta nya. Cantik loh Don cincinnya untuk mbak mu. Mami juga belikan cincin emas putih tapi gak pake berlian buat abangmu," ucap mami. "Iya sih Mi. Unik gitu. Berliannya berbentuk seperti pear. Pasti calon kakak ipar bakalan seneng," balasku. Mami membayar cincin itu. Malah, mami membelikan kalung emas putih bermata berlian berbentuk bintang. Mami membeli 2 kalung yang sama. "Mam. Kok ada 2 kalung?," tanyaku. "Iya. Ini 1 untuk Ajeng dan 1 lagi buat Renatta, untuk melengkapi set kain Sambas yang udah mami siapin untuk 2 calon menantu mami itu," jawab mami. Aku takjub. Rupanya, mami sangat menyayangi kekasihku dan abangku layaknya anak sendiri. Kemudian, aku memperlihatkan solitaire ring untuk Renatta. Cincin itu bermata berlian oval seberat 1,8 carat dan dari emas putih high class dengan desain khusus Mallory setting. "Masya Allah...Shinning banget itu Don. Simpel, elegan dan mahal kesannya," komentar mami. "Iya Mi. Doni mau beli ini buat Renatta. Dia kan gak suka sama perhiasan yang kebanyakan diamond nya, apalagi cincin yang diamond nya banyak dan nyebar gitu," sambungku. "Iya. Itu kamu paham sama selera calon tunanganmu. Lagian, ini cocok untuk perempuan se high class Renatta yang sekarang diperebutkan netizen dan jadi salah satu dari 15 beautiful woman of Indonesia versi salah satu majalah level internasional kan. Kamu harus kasih yang terbaik. Apalagi....calon kamu itu tuh keturunan bangsawan Minangkabau kan Don. Mami sih gak mau ya, kalau kamu asal-asalan ngasih cincin ke Renatta," balas mami. "Iya Mi. Makanya, Doni gak masalah untuk soal harga cincinnya," sambungku. Maka, setelah dapat persetujuan dari mami, kubeli cincin yang harganya 265 juta rupiah itu. Buatku, itu tak berarti apapun karena cintaku pada Renatta jauh lebih besar daripada harga sebuah cincin yang baru kupilih dan kubeli itu.

Persiapan pertunangan abangku memang semakin intens. Malah, aku bersama mami dan Renatta tiba 2 hari sebelum acara untuk mengecek apa saja yang kurang. Kebetulan, di Sheraton sendiri, Renatta juga pernah menjadi food consultant untuk menu mereka. Jadi, kami memang sangat terbantu. "Untung aja ada kamu yang sempat koreksi set menu, Nak. Haduh....Kalo nggak, mami gak kebayang gimana jadinya. Mami kan kurang begitu ngerti soal itu," komentar mami. "Kan dulu Na pernah jadi food consultant mereka. Trus, Na liat kayaknya ada yang kurang lengkap dikit untuk beberapa menu Indonesia nya. Jadi, Na tambahin dan mereka malah kasih free untuk tambahan menunya," sahut Renatta. "Iya Mi. Kan menu tambahan itu tuh dari resepnya Rena waktu Rena masih jadi food consultant," imbuhku sambil merangkul Renatta dengan sayang yang makin berlipat. "Pantesan. Huft....Deg-degan juga ya. Lusa loh acaranya," curhat abangku Dani. "Bang....Bismillah aja," tukasku sambil menepuk bahu abangku walau aku sendiri belum mengalami momen seperti itu. Untuk busana kami, memang didesain khusus oleh mami. Abangku memakai setelan jas coklat dan dalaman kemeja broken white. Kalau Mbak Ajeng, ia memakai long dress berkerah sabrina dengan detail beberapa swarovski di pinggangnya. Aku sendiri memakai setelan jas berwarna coklat muda dan dalaman kemeja putih. Renatta memakai halterneck dress selutut berwarna choco bronze yang warnanya senada dengan long dress yang dipakai mami. Bedanya, di bagian pinggang busana Renatta dihiasi dengan sedikit mote dan swarovski cantik yang membuat tampilan calon istriku itu semakin seksi dan elegan. Kalau mami, ia memilih menghias bagian pinggang dan ujung tangan dengan swarovski yang membuat gaun tersebut makin mewah. Kami juga memakai MUA khusus untuk Mbak Ajeng dan mamanya, juga mami dan Renatta. "Jenk Mila. Jadi, chef Renatta ini juga calon mantu Jenk Mila?," tanya Tante Titin, mama dari Mbak Ajeng. "Iya Jenk. Renatta dan anak saya Doni udah lama pacarannya. Dari sebelum Renatta seterkenal sekarang," jelas mami. "Rena sayang. Sini dulu. Kenalan sama keluarganya Mbak Ajeng. Don. Kamu juga nak," panggil mami. Kami mendekat dan dengan sopan, menyalami keluarga Mbak Ajeng yang ikut mengecek persiapan pertunangan itu minus Mbak Ajeng yang menurut mereka tetap dipingit jelang pertunangan.

Kesempurnaan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang