New Journey Of Us

66 2 0
                                    

Keesokan harinya. Jam 7 pagi, aku sudah siap. "Don. Ini hari yang kamu tunggu dengan Renatta. Bismillah nak," ucap Om Iwan. Beliau mendampingiku sedangkan mami didandani dengan Renatta, bersama dengan mamanya Renatta di kamar yang ditempati oleh calon istriku itu. "Iya Om. Ini asli mules. Takut salah. Apalagi saksinya juga Pak Sandiaga dan Sultan Jogja kalau dari kita. Dari Rena ada Pak Presiden dan Om Faried sebagai saksi. Beneran deg-degan," curhatku."Don. Bismillah dek. Tenang. Kamu bisa. Ini perjuangan kamu untuk memperoleh status baru sebagai suami dari salah satu wanita tercantik di Indonesia dan Asia loh dek," goda Dani. Aku sedikit tenang. Malah, kami sempat difoto sejenak sebelum menuju area outdoor dari Hotel Royal Ambarrukmo yang sudah disulap menjadi serba putih dan penuh bunga indah untuk pernikahan kami yang bertema Sunda modern. Aku sempat difoto dengan Bang Dani dan Om Iwan. Kemudian, bersama para groomsman yang terdiri dari para sahabatku.

Dikamar hotel tempat Renatta menginap yang juga di Royal Ambarrukmo. "Asli. Mules Na, Ma. Takutnya Mas Doni gak lancar nanti," curhat Renatta. "Nak. Bismillah aja ya sayang," hibur mama. "Iya. Kamu banyak doa. Tapi tunggu. Masya Allah.....calon mantu mami cantik banget," puji mami pada Renatta. Mami bahkan membantu Renatta memakaikan busana pengantinnya. "Makasih ya mami. Mami udah percayakan Mas Doni untuk jadi calon suami Na," balas Renatta. "Iya sayang. Dalam hitungan jam, kamu udah jadi mantu mami, udah jadi istrinya anak bungsu mami," timpal mami. Bahkan, mama membantu hair stylist juga saat mereka akan memakaikan siger bertahta berlian dikepala Renatta yang membuatnya sangat cantik layaknya putri bangsawan Pasundan. Mama memang memberikan kado singer khas Sunda itu untuk Renatta yang akan menikah. Siger itu juga rancangan khusus dari Adelle Jewelry, seperti wedding ring dan mahkota dari mamiku juga. Mahkota dari mami akan dikenakan Renatta di acara resepsi kami di Jakarta. Ya....Mungkin karena istriku terlahir sebagai keturunan bangsawan, jadi kecantikannya memang lebih terpancar. Malah, mama, mami dan semua yang langsung melihat Renatta usai di make up dibuat takjub dengan kecantikan Renatta yang hari itu terpancar maksimal. Menurut mami, Miss World dan Miss Universe pun kalah cantik daripada calon mantunya itu. Renatta difoto dengan diapit mama dan mami. Kemudian, ia bersama kakaknya, Kareyca. Ada juga fotonya saat bersama para bridesmaid yang sebagian besar adalah sahabat akrabnya.

Jam 8 pagi, acara dimulai. Renatta memasuki lokasi acara dengan didampingi mama dan mami. Ia duduk disebelahku. Jujur, aku makin tegang. Tapi, aku berbisik pada Renatta, "I love you, my beautiful in white," yang ternyata....sukses meredam keteganganku. "I love you too, my Mas," bisik Renatta sambil tersenyum padaku. Acara demi acara berlalu dan kini, acara yang membuatku deg-degan akan tiba. Ya. Ayahanda Renatta akan menikahkan kami dengan bimbingan 2 petugas KUA. Sementara Sultan Jogja akan menjadi saksi pernikahan sekaligus memberikan nasihat pernikahan usai akad. Ini karena Pak Sultan mengatakan bahwa pernikahan yang paling sah adalah dari wali pihak wanita sendiri,dalam arti, ayah kandung wanita yang akan langsung menikahkan kami. Kami setuju saja selama itu yang terbaik. Lagipula, ayahanda Renatta memang sudah menyiapkan diri untuk itu. "Saudara Doni Pradikta Hasyim bin Almarhum Hendrian Hasyim. Saya nikahkan engkau dengan anak kandung saya, Puti Renatta Ratnasari Moeloek binti Nurdian Moeloek dengan mas kawin seperangkat alat sholat, emas batangan seberat 50 gram dan uang senilai 11.800 Euro dibayar tunai," ucap ayah saat menikahkan kami sembari menjabat tanganku. "Saya terima nikahnya Puti Renatta Ratnasari Moeloek binti Nurdian Moeloek, putri kandung bapak, dengan mas kawin yang tersebut dibayar tunai," sahutku sembari membalas jabat tangan dari ayahanda Renatta. "Bagaimana para saksi? Sah?," tanya petugas KUA pada 4 saksi. "Sah," jawab Pak Presiden mewakili saksi lainnya. Disampingku, kulihat Renatta tersenyum lega sepertiku. "Masya Allah. Kamu sekarang menjadi istriku, sayang," batinku dengan perasaan haru dan bahagia. "Aku udah punya suami sekarang. Makasih Ya Allah, Kau akhiri cintaku dengan sosok pria baik hati disebelahku," batin Renatta. Kemudian, kami menanda tangani berkas-berkas dan buku nikah. "Sekarang pemasangan cincin dimulai. Dari Mas Doni ke Mbak Renatta dulu," ucap MC. Aku memasangkan cincin pernikahan ke jari manis tangan kanan Renatta dan Renatta memasangkan cincin tersebut ke jari manis tangan kananku. "Udah resmi dan sah sekarang nih ya, kalian berdua. Oke. Sekarang penyerahan mahar," lanjut MC. Aku menyerahkan 1 set perhiasan dan simbolis uang mahar pada Renatta sembari berucap, "Renatta ku sayang, istriku yang paling kucintai. Kuserahkan mahar pernikahan ini untukmu sebagai sebagian kecil bentuk cinta, sayang dan hormatku padamu. Aku harap kamu bersedia memakainya dengan penuh cinta juga, seperti cintaku padamu." Renatta membalas, "Mas Doni, suamiku yang kusayangi. Kuterima mahar ini sebagai tanda bahwa aku juga mencintaimu dan Insya Allah, aku akan dengan senang hati memakainya." Kemudian, kami melakukan sungkeman pada kedua orang tua kami serta beberapa ritual lain, seperti rebutan ayam, saweran, dan upacara buka pintu plus injak telur. Terakhir, kami melepaskan balon putih bersama keluarga inti sebagai tanda bahwa sejak hari itu, kami berdua sudah memulai babak baru kehidupan sebagai pasangan suami istri. Kami juga bersalaman dan berpose dengan para saksi di pernikahan kami, tamu undangan serta para kerabat dan sahabat yang hadir di akad nikah kami berdua. Bahkan, kami juga diarak dari lokasi akad nikah menuju kamar kami dengan kereta kuda. Sebelum diarak ke kamar kami, kami sempat pula diarak mengelilingi kawasan sekitar Royal Ambarrukmo hotel dengan kereta kuda dan beberapa andong khusus yang sudah disiapkan oleh panitia pernikahan kami yang juga request keluarga inti kami. "Gila.Persis raja dan ratu Pasundan euy mereka,"puji Tante Uci sembari merekam arak-arakan tersebut. Malah, kami juga diikuti oleh Pak Presiden bersama istri,Sultan Jogja dan Kanjeng ratu, Om Faried dan Tante Nila Moeloek serta Pak Sandiaga bersama istri dan anak bungsunya. "Iya Ma.Ponakan papa gitu loh. Kasep pisan,"balas Om Win pada istrinya. "Iya donk.Keponakanku juga itu," sela Tante Ney tak mau kalah. "Masya Allah.....Rena cantik banget.Manglingi," komentar Tante Anna. "Iya. Miss Universe dan Miss World mah minggir.....Cantik juga mantu keponakan ni," ujar Tante Nung. "Iya. Ajeng juga beneran kaget. Asli......Adeknya Ajeng ada yang cewek dan beneran cantik. Chef Renatta kan idola Ajeng juga," balas Ajeng. Ia memang menemani para Tante dan Om kami karena abangku menemani mami untuk mendampingiku saat menjalani ritual adat sekaligus acara akad nikah.

Kesempurnaan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang