Ingin Selamanya Denganmu

52 3 0
                                    

Usai serangkaian prosesi pernikahan di Jogja, kami kembali ke Jakarta karena......2 resepsi lagi masih menanti plus 1 konferensi pers. Konferensi pers awalnya tak mau kami lakukan. Namun karena banyaknya undangan untuk wawancara pada kami setelah menikah, maka manajemen dari Renatta, istriku, memutuskan untuk mengadakan konferensi pers pada siang hari sebelum kami menggelar resepsi di Ritz Carlton. Resepsi tersebut dilakukan pada Jumat malam dari jam 7 malam hingga selesai. Kalau besok malamnya, kami buat acara khusus bagi anak asuh dan adik-adik asuh dari keluarga besar Renatta, yang juga menjadi anak dan adik asuhku sejak aku menikahi Renatta. Untuk resepsi di Ritz Carlton, konsepnya memang royal wedding dimana Renatta akan memakai ball gown rancangan Ivan Gunawan. Ya. Mami memang menghubungi beberapa sahabatnya yang desainer terkenal demi kelancaran acara pernikahan dan supaya aku bersama Renatta terlihat makin serasi. 

"Morning Mas," sapa Renatta padaku. Ya. Kami sudah di Jakarta, tepatnya dirumah mamiku. "Hey sayang. Morning istriku," balasku. Kupeluk pinggang Renatta dan kucium bahunya. Istriku itu memang tak berubah. Ia hanya memakai tanktop dan celana pendek saat tidur, bahkan di malam pengantin kami. Lingerie hadiah dari Uni Kareyca tak ia pakai karena....ia tak suka. Dasar Renatta. Tapi.....Aku cinta dia. "Mas. Kita sarapan yuk. Aku tadi udah siapin makanan. Mami kayaknya belum bangun deh, sama abang dan mbak," ajak Renatta. "Ya udah. Kita turun yuk," balasku. Kugendong Renatta dan kami menuju lift. Ya. Dirumah lantai 4 itu, kami memang memakai lift. Tapi ada juga tangga cantik. "Iya Mas. Tapi gak digendong juga loh ya," ujar Renatta saat ia berada dalam gendonganku. "Hadeh.....Gak apa-apa cintaku....," sahutku. Kukecup bibir Renatta. Ia balas menciumku dan aku merasa kalau aku makin mencintai Renatta. "My wife. I love you. Aku ingin selamanya berdua sama kamu," timpalku saat kami di lift dan aku masih menggendongnya. "Iya. Aku juga mau selamanya dengan kamu, Mas ku sayang," balas Renatta. Ia menatapku dengan penuh cinta dan sukses buatku...klepek-klepek. Tak lama, kami tiba di lantai 1 rumah. Rupanya, mami, abang dan mbak sudah menanti kami.

"Pagi manten baru. Haduh....Udah gendongan loh," goda Bang Dani padaku. "Iya. Mesranya.....Seneng banget aku tuh," balas Ajeng sambil tersenyum. "Mami bahagia banget loh liat 2 jagoan mami yang akhirnya menikah dengan wanita yang dicintai. Doa mami selalu untuk bahagia kalian," balas mami. Kami mengaminkan doa mami. "Nah. Kita sarapan dulu. Ini udah ada makanan. Padahal mami kan juga baru turun," ajak mami. "Tadi Na masak sebentar pas habis Subuh kok Mi. Tadi Mas Doni tidur lagi habis kami sholat," jelas Renatta. "Wah...Masakan istriku nih. Yuk sikat," ujarku sambil melirik Renatta. "Ya udah. Kita makan deh," ajak mami. "Mas. Mau pake apa nih makannya? Mau nasi goreng, mie atau pake sandwich?," tanya Renatta padaku. "Mmmm...Lagi pengen nasi goreng sama ini...ayam kremes," jawabku. Renatta mengambilkan makananku plus jus buah mixed sayur untukku dan.....aku digoda oleh mami, abang dan mbakku. "Haduh....Sayang...Ambilin juga...," ujar Dani sambil melirik Ajeng. "Iya. Nih. Kamu pake kremesan sama telor ceplok ya, nasi gorengnya Yang,"sahut Ajeng sambil mengambilkan makanan untuk abangku. Lalu, Renatta berucap, "Mami pengen apa? Na ambilin deh," sembari menawarkan makanan untuk mami. "Pengen nasi goreng aja ya sayang," jawab mami. "Mi. Mami mau susu atau jus buah? Ajeng ambilin," tawar Ajeng. Melihat ketulusan cinta dari 2 menantunya, mami sangat terharu. "Mami pake jus aja, ya sayang," jawab mami sambil tersenyum. Malah, habis sarapan, mami mengajak kami semua selfie. Mami mengupload foto itu dengan caption, 'Pagi bahagia dengan 2 anak lelaki dan 2 anak perempuanku. Mami sayang kalian semua.'

Usai sarapan, kami bersiap menuju hotel Ritz Carlton karena kami akan menggelar konferensi pers terkait pernikahan. Untuk konferensi pers sendiri, aku memakai setelan jas berwarna navy blue dan kemeja putih. Renatta memakai dress putih selutut rancangan spesial dari mamiku sendiri. Malah, yang memake up kan Renatta adalah Kareyca, kakak kandungnya sendiri. "Beneran deh. Aura manten kepancar banget," goda Kareyca pada sang adik. "Uni bisa aja deh. Tuh. Mau tunangan kaaaann...," balas Renatta. "Heh. Udah diem. Jangan bocor dulu lu," sahut Kareyca. Aku sendiri memakai jas dikamar mamiku. Saat konferensi pers, banyak pertanyaan seputar pertemuan indah kami berdua. Tentu, kami menjawabnya sesuai kenyataan. "Setelah menikah nanti, gimana sama karier chef Renatta?," tanya wartawan. "Itu biar suami saya yang jawab," jawab Renatta sambil melirikku. Kami bahkan tak sungkan memamerkan kemesraan sebagai pasangan suami istri. "Kalau soal karier, saya gak membatasi. Saya kenal istri saya ya....Dia udah berkarier sendiri. Cuma, ada yang harus di prioritaskan. Kami setelah menikah tentu lebih mengutamakan keluarga kecil kami. Untuk itu, ya gak bisa hanya Rena aja yang ngalah. Saya juga harus bisa menata skala prioritas. Intinya, kami gak saling membatasi pekerjaan masing-masing. Tapi tetap lah, tahu dan sadar diri kalau udah menikah," jawabku. Kucium pipi Renatta dan istriku itu tersenyum dengan sangat manis. Kami malah sempat berpose usai konferensi pers.

Kesempurnaan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang