The Power Of Love

61 1 5
                                    

Begitu tiba di Jakarta, baik aku maupun Renatta memang sibuk dengan pekerjaan kami serta berbagai persiapan pernikahan. Mami sudah membuatkan busana akad nikah kami berdua. Tapi, untuk busana resepsi dan malam bainai yang berlangsung dengan adat Padang, itu disiapkan oleh pihak Keraton Minangkabau. Untuk malam bainai, aku dan Renatta akan mengenakan busana adat Kota Gadang berwarna green bottle mixed gold, dimana Renatta tak memakai sunting, melainkan ia mengenakan selendang yang dibuat khusus. Untuk resepsi, aku dan Renatta akan mengenakan busana adat Padang bernuansa navy blue dan gold serta Renatta akan memakai sunting berwarna emas yang disiapkan khusus oleh pihak keraton bagi keturunan mereka yang akan menikah. Di acara itu juga, kalau menurut ayahanda Renatta, aku akan mendapat gelar kebangsawanan yaitu Sutan Ahmad Mudo. "Na. Aku dapat gelar?," tanyaku pada Renatta. "Iya. Soalnya, kamu nikah sama aku dan menurut adat keluarga ayah, kalau pria yang menikahi wanita yang punya gelar Puti didepannya, dia otomatis mendapat gelar kehormatan. Ya....Katanya sih untuk menghormati pihak lelaki. Menurutku sih kita turuti aja, Mas. Gimana?," ujar Renatta sembari melirikku, yang membuatku tambah cinta padanya. "Iya sayang. Kita turuti aja. Katanya, walau dimanapun, kita gak boleh lupa sama adat budaya leluhur," balasku. "Na. Kalau untuk busana resepsi yang di Prambanan gimana? Katanya kan, mau dibuatkan sama Bunda Anne Avantie untuk baju kamu," tanyaku. "Oh...Iya. Itu udah dipesan sih, Mas. Kamu udah ke Rumah Mode Brutus kan? Soalnya mau di pas kan sama jas kamu nantinya kan, bajuku. Biar senada warnanya," jawab Renatta seraya balik bertanya padaku. "Oh itu. Ya.....Kalau itu udah sih. Nih dia model jas nya. Beneran kayak beskap Jawa. Kalau kainnya, nanti kata mamiku, disesuaikan sama kain kamu," sahutku sambil merangkul Renatta. Kami memang kebetulan bertemu hari itu untuk makan berdua di Fedwell. Aku yang menyusul calon istriku kesana. "Iya Mas. Ini ada beberapa kain yang emang menurut Bunda Anne cocok untuk baju pengantin kita," ujar Renatta padaku. Aku melihat beberapa kain yang divideokan oleh Bunda Anne dan dikirimkan via Renatta. Kami memakai busana dengan warna hitam mixed gold. Untuk kain, kami berdua sepakat untuk memilih kain batik sutera terbaik yang warnanya pas untuk dipadukan dengan baju kami dan bunda Anne memilihkan kain dengan motif yang memang sangat tradisional namun elegan sehingga nantinya, kami akan seperti Rahwana dan Dewi Sinta di pernikahan kami. "Sayang. Ini mami chat. Kita ke galeri nya Mas Ivan Gunawan loh habis ini. Kan kita sama-sama break siang ini. Kamu mau fitting, sayang," ucapku. Kuperlihatkan chat mamiku pada Renatta. "Oh...Iya sayang. Kita kesana aja. Kamu kan katanya gak ada meeting," sambung Renatta. "Oke cintaku. Sekalian, aku mau ajak kamu beli beberapa barang untuk hantaran kamu," ucapku. Maka, aku mengajak Renatta ke galeri Ivan Gunawan lantaran mami juga rupanya sudah menanti kami.

"Nah. Ini udah jadi gaunnya. Modelnya emang ballgown dengan lengan panjang. Tapi, bagian lengannya dari brokat yang tipis sehingga lengan cantik chef Renatta terlihat. Ini saya hias sama bordiran dan Swarovski juga dibagian lengan, juga pinggang. Krahnya sih saya buat krah sabrina ya. Biar sedikit menunjukkan bahunya chef Renatta. Kan, chef nya udah cantik," ucap Mas Ivan. "Iya, Mas. Kalau mahkota nya yang ini. Kalau kata Adelle Jewelry, ini modelnya perpaduan antara mahkota yang dikenakan oleh Kate Middelton dan Queen Elizabeth biar lebih cocok dengan Renatta. Modelnya simpel tapi elegan dan dari emas putih, bertabur berlian, mutiara dan swarovski. Kami udah siap set perhiasan kok. Nih, ada kalung yang emang simpel tapi berlian semua plus gelangnya. Ini juga desain khusus Adelle Jewelry," sambung mami seraya memperlihatkan foto set perhiasan dan mahkota yang akan dikenakan Renatta. Set perhiasan itu juga yang akan menjadi salah satu hantaranku untuk Renatta diluar mas kawin. Rencananya, aku akan memberikan mas kawin berupa emas batangan seberat 50 gram dan uang tunai 11.800 Euro alias 204 juta rupiah. Bahkan, untuk resepsi di Jogja dan Jakarta, kami memberikan juga souvenir ke tamu VIP berupa emas batangan seberat 3 gram dengan siluet wajah kami berdua. Ya. Ini karena orang tua kami, terutama dariku sendiri, ingin memberikan kesan yang lebih baik. Malah, di resepsi di Prambanan dan Ritz Carlton Jakarta, kami berencana untuk membuat doorprize dengan beragam hadiah. "Mas. Nanti kalau bisa, aku mau kita buat acara khusus sama anak-anak asuh keluarga kami juga. Ya....Mereka bisa hadir besoknya. Kita sewa Ritz Carlton lagi dan kita santuni mereka. Pernikahan kita Insya Allah bisa berkah," usul Renatta. "Iya sayang. Kita santuni mereka, kita ajak senang-senang deh. Kalau perlu, dekorasinya kita buat seperti pasar gitu, dengan banyak jajanan dan banyak mainan. Kostum kita....Ala Princess Jasmine dan Aladdin. Gimana?," sambungku. Usul kami didengar mamiku dan beliau setuju. Malah, Mas Ivan yang langsung turun membuatkan busana untuk kami. Ya. Kami ingin busana yang simpel seperti Aladdin dan Princess Jasmine. Untuk itu, Mas Ivan memilihkan busana dengan nuansa tosca dan gold. Malah, Renatta sendiri tak memakai mahkota diacara itu dan hanya memakai hiasan rambut khusus untuk memperindah rambutnya. Sepatu khas Timur Tengah dan set perhiasan untuk Renatta di acara itu pun dipesankan langsung di Dubai oleh Mas Ivan Gunawan. Aku juga memakai set sepatu Timur Tengah itu.

Kesempurnaan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang