-08-

66 2 0
                                    


Helloo, aing comeback again...!! Langsung deh baca ceritanya
.
.
.
.
Happy reading❤

Pagi yang cerah membuat Zia harus terbangun dari tidurnya. Semalam ia sempat begadang karena bermain game balap motor. Mungkin, Zia tidur sekitar pukul 12 malam. Dan paginya, Zia sudah memiliki sesuatu yang beda diwajahnya yaitu---mata panda.

"Eunnghh, uda pagi aja, perasaan gue baru aja tidur." Ia meregangkan otot-ototnya yang kaku dan sesekali mengucek matanya. Zia menyibak selimut tebalnya dan meraba-raba meja kecil disebelahnya untuk mengambil ponsel.

Dapat!

Zia melihat jam di ponselnya. Pukul 07.35. Pastinya---Zia telat bangun!

"Astaga! Gue telat lagi." Ia langsung berlari menuju kamar mandi hanya untuk sikat gigi saja.

Zia tak mandi? Astaga!

Tapi tak apa lah, mengingat ia sudah memiliki wajah yang bersih pasti tak akan ketahuan jika ia sebenarnya tak mandi.

Selesai sudah bersiap-siap, ia langsung menuruni anak tangga dan langsung menyambar kunci mobil.

Zia akan menyetir sendiri!

"Eh non Zahra, gak mau saya anterin non?" Zia tak menyaut pertanyaan yang dilontarkan sopirnya. Ia langsung pergi meninggalkan pekarangan rumahnya tanpa ba-bi-bu-be-bo.

***

"Huh untung gak telat." Zia segera membuka pintu mobilnya dan bergegas menuju kelas.

Saat ia akan menaiki tangga, seserorang memanggil namanya.

"Zi." Alvaro melambaikan tangannya dan berlari kecil menuju arah Zia

"Hm?"

"Lo nanti mau ikut gue ga?"

"Kemana?"

"Udah.. jawab aja. Mau apa gak?"

"Liat aja nanti." Zia langsung menaiki tangga tanpa memperdulikan Alvaro

Alvaro menganga mendengar jawaban kekasihnya. Ia hanya bisa mengela nafas---sabar

***

Bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran pertama dimulai. Pelajaran pertama adalah tentang sejarah. Pelajaran yang amat disukai oleh Zia---tapi boong.

Bunyi tapak sepatu terdengar akan memasuki kelas. Guru Sejarah yang bernama Bu Atik terkenal dengan pengajar Sejarah yang paling killer.

"Selamat pagi anak-anak" Bu Atik menyapa murid-muridnya tanpa tersenyum sedikitpun dan jangan lupakan tatapan mematikannya.

"Pagi buu."

Anak-anak dikelas saat ini dipastikan sedang merapalkan doa sebanyak mungkin, berharap guru dihadapannya saat ini akan menjadi guru yang berbaik hati.

1 minggu yang lalu, Bu Atik mengadakan ulangan dadakan dan yang pasti wajah muridnya akan menjadi---

Ah, pasti kalian sudah membayangkan!

ZiaranderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang