Satu

624 52 153
                                    

Terlihat seorang gadis berbadan mungil tengah berlari setelah keluar dari dalam angkutan umum. Ditangannya membawa sebuah papan nama yang terbuat dari styrofoam dengan berbagai hiasan kertas origami.

Setelah sampai didepan gerbang, dia sejenak mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

"Ya ampun, gue udah telat berapa menit ini," panik Agatha. Dia melirik arloji yang melingkar dipergelangan tangannya. Dan ternyata sudah memasuki jam 08.10 menit. Sontak membuat kedua mata gadis itu melebar kaget.

"Hah! Gue udah telat hampir setengah jam. Malah belum sarapan pula, Papah tolong Agatha Pah!" Agatha heboh sendiri. Dia takut dimarahi oleh para kakak seniornya. Terlebih sekarang adalah hari pertama ia melakukan Masa Orientasi Siswa nya, masa sudah harus mendapat hukuman. Rasanya sekarang Agatha ingin gantung diri diatas pohon toge.

Dan kepanikan Agatha semakin bertambah disaat melihat salah satu senior laki-laki yang berjalan kearah nya.

"Aduh harus gimana ini," ucap nya pelan. Sambil terus merutuki diri sendiri dalam hati Agatha terus berdoa agar dia bisa memiliki kemampuan menghilang sekarang juga. Jelas saja itu mustahil.

Sosok tampan dengan almamater OSIS itu menatap gadis yang sedang menunduk di hadapan nya dengan datar.

Terdengar decakan kecil dari bibir nya.

Agatha masih diam dengan pandangan menunduk. Dia belum punya cukup nyali hanya untuk sekedar melihat sosok yang berdiri di hadapan nya itu.

Terlebih kesalahan dia sudah lumayan parah. Terlambat setengah jam itu sudah cukup banyak kan.

Cowo itu melirik sekilas papan nama yang tergantung dileher adik kelas barunya itu.

Agatha Caitlin

"Masuk," suruh nya singkat, jelas dan padat. Oh, jangan lupakan wajah tanpa ekspresinya.

Glek.. Agatha menelan salivanya dengan susah payah disaat mendengar suara dingin laki-laki dihadapanya itu.

Galak kayanya sih nih orang!-- batin Agatha.

Melihat gadis di hadapanya yang masih menunduk tanpa bergerak sedikitpun membuat sosok itu menghela nafas kasar.

"Masuk atau pulang!" ucapnya lagi masih dengan suara yang sama. Namun bedanya sekarang dengan nada yang sedikit ditekan.

"Hah? Maksud nya gimana ya?" tanya Agatha refleks, karena dia tidak faham dengan ucapan senior dihadapanya itu.

"Masuk sekarang," suruh nya lagi dan meninggalkan Agatha yang masih sibuk mencerna apa maksud ucapannya itu.

Setelah paham dengan ucapan senior tadi , tanpa pikir panjang lagi Agatha segera masuk dan mengikuti langkah panjang laki-laki itu. Dan, tentunya setelah ini dia akan mendapat wejangan-wejangan dari para senior lainnya. Oh, jangan lupakan, hukuman juga pasti sudah menanti Agatha tentunya.

Ternyata pria itu membawa nya kedalam Aula dimana seluruh peserta didik baru berada. Disana juga terlihat beberapa anak OSIS lain yang terdiri dari lima orang cowo dan tiga orang cewe.

Disaat memasuki gedung Aula mendadak Agatha gugup sendiri. Bagaimana tidak? Seluruh pasang mata melihat kearah nya.

Jika begini Agatha merasa jika dirinya sedang ditelanjangi didepan umum. Belum lagi disaat melihat bagaimana tatapan-tatapan para senior didepan nya yang seolah-olah mengintimidasi.

Jika begini Agatha lebih baik pingsan atau berpura-pura kena serangan jantung saja.

"Dia kenapa? telat?" tanya senior cewe yang tidak Agatha ketahui namanya.

That TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang