Empat

130 26 66
                                    

Agatha berjalan santai menuju kelas dengan Alsan yang berada disampingnya. Mereka memang berangkat bareng ke sekolah dengan Alsan yang menjemput Agatha. Katanya sih Alsan hanya takut nyasar jika ia berangkat seorang diri, terlebih cowo itu baru pertama kali datang kesekolah ini.

Lebay memang. Tapi wajarlah kan dia murid baru.

Tiba-tiba diujung tangga Agatha berpapasan dengan Sheban, si senior tampannya. Disaat Sheban ingin melewati Agatha tak sengaja bahu mereka bertubrukan menyebabkan Agatha sedikit oleng kekanan.

"Aww--"

Agatha meringis pelan ketika bahu kirinya berhantaman dengan tembok. Sheban yang merasa itu ulahnya dengan cepat ia berbalik untuk melihat kondisi adik kelasnya itu.

"Ngga sengaja."

"Maaf," ujar Sheban. Agatha yang mendengarnya pun kaget ditambah disaat dia melihat sorot mata tajam itu, sorot mata tajam namun sangat menenangkan.

Tatapan mata itu seakan menghipnotis Agatha untuk beberapa saat, sebelum akhirnya suara bariton milik Sheban menyadarkan gadis itu.

"Gimana?"

"A-apanya?," tanya Agatha. Alsan yang melihat hal itu tentu saja cowo itu hanya bisa diam sebagai penonton.

"Lengan lo."

"Oh, gue gapapa kok," jawab Agatha, meski sebenarnya bahu kirinya masih merasakan nyeri akibat hantaman tadi. Tapi, ya sudahlah lagian memang ia tidak apa-apa kan.

"Hm," dehem Sheban dan berlalu dari hadapan Agatha. Alsan pun dibuat melongo dengan respond yang Sheban berikan.

"Ganteng sih, tapi sayang gagu. Eh, tapi lebih ganteng gue kemana-mana kali."

Agatha hanya memutar kedua bola matanya malas.

"Tingkat kepedean lo emang udah melebihi kapasitas."

Tanpa menunggu respon Alsan, Agatha terlebih dahulu menarik tangan cowo itu untuk menuju ke kelasnya.

°°°°

Bel istirahat telah berbunyi 5menit yang lalu, namun Agatha lebih memilih untuk berkeliling melihat area sekolah dari pada harus berdesakan kekantin.

Gadis itu melangkahkan kakinya keluar kelas ia berniat untuk pergi kelapangan, siapa tau disana dia bisa bertemu dengan Sheban, si senior tampannya.

Agatha mulai melangkahkan kakinya ke pinggiran lapangan yang sekarang tidak terlalu ramai.

Disaat Agatha ingin melanjutkan langkahnya, tiba-tiba Agatha menjatuhkan pandangannya pada seorang pria yang sedang memotret berbagai macam tumbuhan yang terdapat dipinggir lapangan.

Ya, dia si senior tampan. Kakak kelas yang sudah membuat Agatha jatuh cinta pada pandangan pertama. Sekaligus laki-laki yang tadi pagi menubruk bahunya diujung tangga.

Melihat hal itu sontak membuat kedua ujung bibir gadis itu melengkung ke atas.

Agatha cukup terpesona melihatnya. Dengan kamera DSLR yang tergantung dilehernya, menambah kesan jauh lebih tampan dari sebelumnya.

Dengan senyum yang masih terpatri diwajahnya, Agatha kembali melangkahkan kakinya, berniat untuk melihat senior tampannya lebih dekat.

Namun, tiba-tiba suara dua anak manusia yang entah dari mana datangnya berhasil menghentikannya.

"Agatha yuhuuuuu .... Are you ready " teriak mahluk Astral yang sudah Agatha ketahui namanya.

Kalian pasti tau kan siapa pemilik suara itu? Kalau bukan Alsan siapa lagi.

That TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang