Lima Belas

50 6 17
                                    

Flashback On.

Rival berlari kecil menghampiri Sheban yang sedang duduk selonjoran di pinggir lapangan bersama Bayu--teman sekelas mereka.

Setelah sampai, Rival langsung mendudukan diri di samping Sheban.

"Eh elo, Val. Nih minum," ujar Bayu sambil melempar botol minuman yang langsung di tangkap oleh Rival.

"Thanks."

"Yoi. Yaudah gue duluan ya mo ganti baju." Mendapat anggukan dari kedua nya, Bayu langsung bangkit dan meninggalkan lapangan.

Melihat Bayu telah jauh, Rival lalu menepuk pelan pundak Sheban hingga sang empu nya menoleh.

"Lo tau gak?" tanya nya dengan wajah serius.

"Apa?"

Rival lalu menengok sebentar ke sekelilingnya, melihat apakah ada orang atau tidak. Melihat keadaan sepi, barulah ia memulai pembicaraan nya.

"Tadi pas si Laras ngusap keringat lo, gue liat ada cewe yang dateng bawa minuman sambil liatin lo sama Laras," bisiknya.

"Terus, dia cuma berdiri di dekat tiang sana sambil terus mandengin kalian berdua tanpa kedip, terus gak lama setelah itu, minuman yang dia bawa dia jatuhin gitu aja, habis itu, tuh cewe langsung balik terus lari ke arah gerbang. Dan habis itu gue ga liat tuh cewe kemana, tapi kayanya dia pulang deh. Btw tuh cewe gue yakin mau ke arah lo, cuma berhubung dia keburu liat adegan lo tadi sama Laras jadi ya tuh cewe ga jadi terus kaya gitu," lanjut nya, menjelaskan.

Sheban sempat tertegun dengan penuturan cowo disamping nya.

Siapa kira-kira gadis itu--pikirnya.

"Ciri-cirinya?" tanya Sheban.

Rival tampak mengingat sosok gadis itu sebentar dengan tangan ia taruh di depan kening, layaknya orang berpikir.

"Hmm.. Dia pendek, putih, rambut nya di kucir satu terus ....." Rival tampak nya sedang mengingat lebih detail ciri-ciri gadis itu.

"Oh iya! Kalau ga salah, dia itu cewe yang pas masa MOS sama lo! Iya, dia cewe yang dihukum tuh, lo inget kagak!" semangat Rival dengan menepuk-nepuk keras pundak Sheban membuat cowo itu mendelik kesal.

"Hehe maaf, gue saking antusias nya bro," ujar Rival ketika melihat tatapan tajam milik Sheban.

"Jadi lo inget kagak?" tanya Rival penasaran.

"Ya. Gue inget," pungkas Sheban.

"Oiya gue sampe lupa, nih minuman nya tadi gue ambil."

Sheban lantas menerima minuman yang masih dingin itu dari tangan Rival.

Sheban menarik kedua ujung bibirnya saat mengingat cerita Rival tentang gadis itu.

Entah kenapa disaat ia mengetahui siapa gadis yang dimaksud Rival ternyata Agatha, ia rasa hatinya terus saja mendesak untuk menemui gadis itu dan mengucapkan terima kasih.

Dan tanpa sengaja Sheban justru bertemu dia di taman kota, jadilah ia mengutarakan maksudnya.

Sheban juga merasa aneh akan perasaan nya, entah kenapa ia ingin sekali menjelaskan kejadian dimana Laras mengusap keringat nya waktu itu di lapangan.

Jujur saja, seperti ada yang mengganjal di hati nya. Ia hanya tidak ingin ada kesalah pahaman dengan gadis itu.

Tapi, ia masih sadar, untuk apa dia menjelaskan masalah itu sedangkan gadis itu saja bukan siapa-siapa nya.

That TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang