Delapan

169 13 58
                                    

Agatha berjalan santai memasuki kelasnya. Sejak kejadian semalam, gadis itu tak henti-henti nya untuk selalu tersenyum.

Entahlah, ternyata berdekatan dengan Sheban bisa berefek se dasyat itu bagi Agatha.

"Selamat pagi Echa sayang," sapa gadis itu ketika sudah sampai di bangkunya.

Echa yang merasa terpanggil pun menoleh ke sumber suara. "Selamat pagi juga, Ta. Gausah pake embel-embel sayang juga sih, ngeri gue," jawabnya sambil bergidik geli.

"Gue masih normal kali."

Alsan yang menyadari kedatangan Agatha pun sontak mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya.

"Heh pendek, nih ada titipan dari nyokap buat lo." Alsan menyerahkan sebuah kotak bekal bermotif minion dengan sebotol jus mangga pada Agatha.

"Ini buat gue? Dari tante Mira?" tanya nya sambil merubah arah bangku nya jadi menghadap meja Alsan sama hal nya yang dilakukan Echa sekarang.

"Iya, udah dimakan gausah banyak nanya, gue tau lo belum sarapan."

"Untung gue gak khilaf buat makan tuh bekal dari nyokap," ujar Alsan. Mendengar hal barusan, Agatha hanya memutar kedua bola matanya.

"Pasti gue makan dong, btw gue kangen banget sama masakan nyokap lo."

"Ho'oh. Dah gak usah banyak ngomong, buruan di makan ntar keburu bel," suruh Alsan, maksa.

Agatha pun memulai kegiatan makan nya dengan lahap, sesekali gadis itu menyeruput jus mangga yang di bawakan Alsan tadi.

Echa yang janggal dengan minuman Agatha pun membuka suara. "Ta, kok lo makan minum nya gak air putih?" tanya nya heran.

"Udah jadi kebiasaan, namanya juga alien, jadi beda dari yang lain, Cha. Si Agatha kalau minum air putih kecuali dia minum obat aja," jawab Alsan yang dihadiahi pukulan keras dari Agatha.

"Tapi itu gak sehat. Kalau habis makan ya bagus nya minum air putih, Ta," ujar Satria tiba-tiba. Echa yang sependapat pun sontak mengangguk.

Sedangkan Agatha hanya fokus menghabiskan makanan nya tanpa meributkan masalah minuman nya.

Alsan yang sedari tadi memang menahan haus, dengan cepat langsung meneguk jus mangga milik Agatha hingga tandas. 

Melihat minuman nya diambil, sontak membuat kedua mata gadis itu melebar kaget. "Eh, eh lo apa-apan sih! Napa minuman gue lo habisin sih," sewot nya.

"Kebiasaan lo sih, Al!" keluh Agatha.

Alsan terus saja menghabiskan jus itu hingga tetes terakhir, tak peduli dengan omelan gadis yang berada di hadapannya.

"Yang namanya maling mana ada yang izin dulu, bego. Ini gue ganti pake air mineral, gak sehat makan minum nya kayak tadi, makanya gue habisin," jawab Alsan sambil menyodorkan sebotol air mineral dari dalam tas nya.

"Ngeles aja lo! Lo kan tau, gue gak suka air putih, Alsan," jawab Agatha seraya beranjak dari duduknya berniat untuk ke kantin.

Namun Alsan lebih dulu mencegah nya. "Kalau lo gak minum air mineral, gue aduin nyokap kalau lo gak nerima bekal dari dia. Gue bakal bilang kalau bekal nya gak lo makan," ancam cowo itu.

Jika sudah begitu, Agatha hanya bisa menghela nafas kasar. Oke! Kali ini dia akan menurut pada cowo itu. Ingat, kali ini.

"Cih! Dasar jiwa-jiwa banci maen nya anceman."

"Bodoh amat, gue gak peduli. Cepet habisin. Apa mau gue yang suapin?" goda Alsan dengan menarik turunkan alisnya.

Namun dengan cepat gadis itu menggelengkan kepalanya. "Idih ogah gue, tangan lo jorok, ngupil aja gak sok tuh cuci tangan" jawab Agatha.

That TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang