Lima

115 18 57
                                    

Tuk..tuk..tuk..

Terdengar bunyi ketukan pelan dari arah jendela kamar Agatha. Sontak saja, hal tersebut mampu membuat fokus Agatha teralihkan sepenuhnya menjadi ke jendela kamarnya.

Siapa yang mengetuk jendela kamarnya malam-malam begini?.

Dengan perasaan was-was, Agatha melangkahkan kakinya menuju jendela.

Agatha membuka ordeng dengan gerakan pelan, setelah terbuka sepenuhnya, barulah terpampang jelas sosok laki-laki dengan senyum unjuk giginya.

"Ngapain lo?" Yang ditanya hanya nyengir kuda dengan menunjukan satu plastik putih di tangannya.

Rumah Agatha memang tidak memiliki lantai dua. Jadi, Alsan bisa dengan mudah memasuki kamar gadis itu hanya dengan melewati jendela.

"Udah jangan nanya dulu, buruan elah dibuka jendelanya banyak nyamuk ini."

Agatha hanya mendengus kesal. Meski begitu, gadis itu tetap membukakan jendela kamarnya.

Setelah berhasil masuk, dengan santainya Alsan mendudukan diri diatas karpet bulu milik gadis itu.

"Nih, gue bawain es krim buat lo." Alsan menyerahkan satu cup es krim rasa coklat dari dalam plastik yang ia bawa. Jelas saja, dengan senang hati Agatha menerima nya. Jarang-jarang Alsan baik seperti ini

"Tumben baik."

"Oh Iya, lo kesini mau ngapain?" tanya Agatha seraya membuka tutup cup es krim miliknya.

"Numpang hospot," jawab Alsan tanpa mengalihkan pandangan dari es krim miliknya.

"Gue juga sebenernya dah nebak juga," balas Agatha.

"Kalau dah tau ya gausah nanya bege. Cepet kasih tau password nya."

Dengan sangat terpaksa Agatha membocorkan password hospot miliknya. "Nama kamu," jawab Agatha malas-malasan.

Mendengar hal itu, Alsan dibuat kikuk sendiri. "A-apa lo bilang? N-nama gue?" Alsan menunjuk dirinya sendiri.

"Nama gue apaan sih Al," tanya Agatha tak paham.

"I-iya lo tadi bilang password hospot lo nama kamu, nah berarti itu tandanya nama gue kan?."

Setelah paham apa yang dimaksud Alsan, Agatha sontak menggeplak jidatnya keras-keras.

"Maksud gue, ya emang nama pasword nya nama kamu, jangan dikira nama lo yang gue jadiin pasword," jelas Agatha yang tidak menyadari jika muka Alsan sudah merah padam menahan malu.

Lalu Alsan hanya ber-oh ria mendengar penjelasan dari Agatha.

Setan! malu gue malu, gue kira nama gue. Dasar Agatha cebol. Batin Alsan geram.

Sementara itu, Agatha justru terkikik geli akibat melihat muka Alsan yang sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Sejak kapan lo alergi es krim," goda Agatha.

"Sialan lo!"

Setelah itu hanya ada keheningan diantara mereka. Alsan sibuk dengan ponselnya dan Agatha sibuk menghabiskan es krim miliknya.

Hingga, tiba-tiba suara Agatha memecah keheningan.

"Al, lo pernah ngerasain jatuh cinta ngga?" tanya gadis itu sambil menatap langit-langit kamar nya.

Alsan yang sedang fokus dengan ponselnya, kini beralih menatap gadis yang berada disamping nya itu.

Alsan sontak saja mengernyit heran. "Maksud, lo?" tanya nya dengan sebelah alis terangkat.

That TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang