Sebelas

74 8 28
                                    

Pagi ini Agatha berjalan sendirian menyusuri koridor yang masih sepi, mengingat sekarang masih jam 06.22 pagi.

Setelah sampai di kelasnya, gadis itu segera menaruh ransel nya kemudian keluar dengan membawa earphone dan sebuah novel di genggaman nya.

Agatha mendudukan diri di bangku panjang yang tersedia didepan kelasnya. Dengan kuping tersumpal earphone, Agatha terlihat sangat menikmati kegiatan nya.

Tak lama, Satria datang dan langsung mendudukan diri di samping gadis itu.

Agatha masih tak menyadari keberadaan Satria. Gadis itu terlihat masih fokus dengan kegiatan membaca nya.

Barulah Agatha tersentak kaget ketika cowo itu mencolek lengan nya pelan.

"Eh Satria, udah lama?" tanya Agatha sambil melepas salah satu earphone nya.

"Belum, gue baru dateng beberapa menit yang lalu, Ta."

"Oh iya, ini si Echa nitip surat, dia hari ini gak berangkat. Katanya sih ngehadirin acara nikahan tante nya," jelas Satria sambil menyerahkan surat yang tadi ia maksud.

Tak heran jika Echa menitipkan surat izinnya pada Satria, sedangkan rumah mereka saja hanya terpaut beberapa meter.

Agatha menerima surat itu dan ia simpan di dalam saku seragam nya. Nanti jika guru pengajar sudah masuk, barulah ia menyerahkan nya.

"Si setan belum dateng, Ta?" tanya Satria sambil melihat ke dalam kelas melalui jendela. Yang cowo itu maksud dengan sebutan 'si setan' itu tak lain adalah Alsan.

Sebutan setan untuk Alsan itu bukan tanpa sebab, tapi itu diambil dari nama belakang cowo itu.

Agatha menggelengkan kepalanya.

"Kayanya tuh anak telat deh," jawab Agatha sambil melihat jam yang ada di layar handphone nya.

Tiba-tiba ...

Bruk

Mendengar suara barusan, tentu saja mampu membuat keduanya menoleh ke sumber suara.

Dan disana Agatha lihat sosok Alsan yang sedang tersungkur dengan seorang laki-laki yang berpenampilan urakan. Sepertinya dia seorang bad boy.

Alsan bangun. Cowo itu membereskan debu-debu yang menempel di belakang celananya.

"Heh lo! Kalau jalan pake mata bisa? Jangan mentang-mentang lo senior jadi seenak nya!" maki Alsan. Ternyata cowo yang bertabrakan dengannya adalah seniornya.

Berani sekali dia memaki seniornya. Memang Alsan patut diacungi jempol.

Mendengar bentakan Alsan, wajah cowo itu memerah menahan emosi. Dengan kasar, si cowo itu menarik kera segaram Alsan.

"Eh eh, lo mau apa? Gausah pegang-pegang bangsat!" geram Alsan dengan menepis kasar tangan cowo itu. Jelas saja Alsan tak terima, pasalnya yang duluan nabrak bukan dia, namun di seniornya itu.

Bahkan cowo yang berhadapan dengan nya itu jelas-jelas dengan sengaja menabrakan bahunya dengan keras.

Cowo yang di ketahui bernama Yogi itu semakin tersulut emosi ketika Alsan meneriaki nya dengan sebutan bangsat.

"Beraninya, lo!" tunjuk Yogi.

Dan ...

Bugh

Alsan tersungkur ketika bogem yang di layangkan Yogi tepat mengenai pipinya.

Melihat hal itu, Satria segera berlari untuk menolong Alsan diikuti dengan Agatha yang tak kalah panik nya.

That TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang