"Siapa kak?"
"Gue."
Bagai tersambar petir di siang bolong, Agatha mematung di tempat. Bersamaan dengan itu ribuan kupu-kupu serasa berterbangan dari perutnya.
"Gue orangnya."
Agatha masih diam ditempat dengan tatapan yang sulit diartikan. Setelah lama terdiam seperti orang linglung, akhirnya Agatha kembali ke alam bawa sadarnya.
Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali. Masih tak percaya apa yang di katakan Sheban barusan.
Oke rileks .. Agatha rileks ... Tarik nafas lalu buang perlahan.
"Ja...jadi, itu su...surat dari kakak?" tanya Agatha masih tak percaya.
Bukanya menjawab, Sheban justru menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi, cowo itu lalu memejamkan matanya dengan tangan yang ia luruskan pada sandaran kursi.
Jadi, secara tidak langsung cowo itu seperti tengah merangkul Agatha. Apalagi sekarang posisi Agatha tengah bersandar seperti hal nya yang di lakukan Sheban.
Pandangan Agatha lurus menatap ke depan. Ia tak berani menoleh ke arah Sheban.
Jantungnya masih belum stabil, pikirannya sedang berkelana ke mana-mana.
Sheban lalu melirik ke samping dimana Agatha berada. Cowo itu menatap Agatha dengan tatapan dalam, entah kenapa tatapan nya terlihat sendu dan .... Terpancar kesedihan dari netra tajam milik nya.
"Lo mirip nyokap gue," lirih Sheban.
"Hah?"
"Tadi kakak bilang apa?" tanya Agatha cengo. Telinga nya ikut tak berfungsi dengan baik sama dengan otak dan hatinya sekarang.
Sheban menggeleng, enggan mengatakan ulang apa yang tadi ia ucapkan barusan.
"Gapapa," jawab nya.
Lantas Agatha mengerucutkan bibirnya kesal.
Apa susah nya sih ngomong ulang!--batin Agatha.
"Oh oke." Agatha mengayunkan kedua kakinya ke bawah dengan pandangan menunduk.
Tatapan nya fokus ke arah semut hitam yang berjalan dengan berjejer di dedaunan kering.
"Jadi, itu bener surat dari kakak?" Agatha mengulang pertanyaan yang sama.
"Hm."
Agatha semakin memanyunkan bibirnya disaat mendengar deheman Sheban sebagai jawaban atas pertanyaan nya tadi.
Dasar manusia es!--maki Agatha dalam hati.
Tapi tak di pungkiri, hati nya sekarang tengah bermekaran bunga-bunga.
Akhirnya ia tau siapa si pemilik surat itu. Dan ternyata selama ini adalah Sheban. Laki-laki yang sekarang duduk di samping nya, laki-laki yang juga sudah berhasil merebut hati Agatha disaat pertemuan pertama.
Lalu Sheban bangkit dari duduknya. Cowo itu diam memperhatikan Agatha yang sedang memainkan kedua kakinya dengan pandangan menunduk. Rambut pendeknya yang tergerai menutupi sebagian wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Time
Novela Juvenil(JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Pertemuan singkat nya dengan si senior tampan di depan gerbang sekolah, ternyata sudah berhasil membuat perasaan Agatha jatuh dalam pesona yang di miliki seorang, BASTIAN SHEBAN. Padahal, hampir semua orang tau...