"Apaa kau sudah pernah bercinta sebelumnya?" pertanyaan spontan yang begitu vulgar terlontar dari bibir Arfian yng masih berada dekat di leher Oliv.
Oliv masih membeku di tempat nya. Hati dan pikirannya tidak sejalan. Arfian kembali menciumi leher telanjang Oliv karena ia sengaja mencepol rambutnya dengan sembarang.
Arfian menghentikan aktivitas nya. Ia memundurkan tubuhnya untuk menatap wanita yang berada di hadapan nya.
"Kau ingin membawa pulang foto anak kecil ini. Dan anak kecil yang ada di foto menawarkan diri untuk kau bawa pulang. Bagaimana?"
Oliv hendak membuka mulutnya menjawab, namun dengan cepat Arfian memanfaatkannya. Ia mencium dan melumat bibir Oliv dengan lembut. Sementara Oliv gelagapan akibat perbuatan Arfian.
Tubuh Oliv semakin membeku akibat perbuatan Arfian. Pelakunya justru malah terkekeh melihat reaksi Oliv.
"Kau seperti tak pernah berciuman." ucap Arfian terdengar seperti mengejek Oliv.
Seketika rasa kesal menghampiri nya. Bagaimana bisa pria itu seenaknya mengambil first kiss nya.
"Aku mau mandi terlebih dahulu. Kalau kau juga ingin mandi, ada handuk di lemari." ucap Arfian sambil berjalan masuk.
Sementara Arfian mandi, Oliv kembali menyentuh bibirnya. Ia sama sekali tak menyangka bahwa Arfian akan menciumnya.
Lagi-lagi ia meruntuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa tubuh dan perasaannya tak sejalan.
Perasaan Oliv berkata bahwa ini salah, namun tubuhnya menerima dan malah menginginkan lebih. Ia menutup wajahnya merasa malu.
•••••
"Kau mau mandi?" tanya Arfian.
Ia baru saja selesai mandi dan masih berdiri di depan pintu. Handuk yang melilit hanya sebatang pinggangnya menampilkan tubuh Arfian yang terlihat begitu hot.
Sejenak Oliv menatap Arfian tanpa berkedip, menatap tubuh yang seolah memberikan kesan untuk menghangatkan tubuhnya. Ia ingin menyentuh tubuh itu.
Seketika Oliv sadar karena deheman Arfian. Ia menangkup wajahnya karena benar-benar malu telah tertangkap sedang menatap tubuhnya.
Arfian berniat menggoda Oliv yang kini wajahnya sudah memerah. Ia terus berjalan maju menuju tempat dimana Oliv duduk.
Arfian terus memajukan tubuhnya hingga tanpa sadar ia sudah berbaring diatas tubuh Oliv. Arfian yang awalnya hanya sekedar iseng, kini tengah dikuasai oleh nafsunya sendiri.
Ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Oliv yang membuat wanita itu mendesah pelan akibat perbuatan Arfian.
Arfian yang sudah dikuasai nafsu tidak bisa mengontrol dirinya lagi. Ia mengecup bibir Oliv. Dari yang awalnya hanya kecupan, berubah menjadi lumatan.
Arfian melumat bibir Oliv dengan lembut. Tangannya menelusup ke belakang tubuh Oliv seolah menguncinya. Perlahan ia menurunkan kancing gaun yang masih digunakan Oliv.
Bibirnya masih terus melumat bibir Oliv. Bermain dengan lidahnya. Mengakibatkan suasa cecapan dan sesekali berhenti karena mereka kehabisan oksigen.
Arfian melucuti seluruh pakaian Oliv. Ia menggendong tubuh mungil Oliv agar lebih ke tengah ranjang.
Lumatan Arfian kini turun menjelajahi leher Oliv. Ia meninggalkan jejak yang membuat Oliv mengerang. Arfian semakin diselimuti oleh nafsunya.
Namun saat wajahnya sudah berada di depan dada Oliv, ia tersadar dan mencoba menepis hasratnya sendiri. Ia menelan ludahnya dengan susah payah karena dua gundukan di dada Oliv begitu menggodanya.
Ia bangkit kemudian duduk ditepi ranjang. Tanpa terasa air mata Oliv sudah membanjiri pipinya. Ia merasa takut namun yang lebih besar sebenarnya adalah hasrat ingin disentuh Arfian. Ia sudah tidak peduli siapa dirinya lagi.
Arfian menghela nafas untuk menetralkan dirinya. Oliv melihat Arfian yang mati-matian menahan hasratnya.
Oliv ikut terduduk dengan tubuh yang masih tanpa busana. Ia perlahan mendekati Arfian, mengusap punggung pria itu.
"Jangan goda aku, Oliv. Atau aku takkan bisa lagi menahannya." ucap Arfian.
Oliv seakan menulikan telinga nya. Ia bangkit dengan tumpuan lututnya di ranjang. Ia memeluk Arfian dari belakang. Dada nya yang kenyal menekan punggung Arfian.
Pria itu sudah tidak bisa menahannya lagi. Arfian membalikkan tubuhnya dan kembali mengurung tubuh Oliv. Ia kembali menciumi bibir Oliv. Perlahan terus turun dan berhenti di dada Oliv.
"Kau akan menyesali nya, Oliv." gumam Arfian seperti menggeram.
Oliv mengelus rahang tegas milik Arfian yang ditumbuhi rambut. Oliv tersenyum seolah memberikan izin atas dirinya.
Arfian kini meremas dada Oliv. Ia bermain-main disana hingga membuat Oliv mendesah.
Tangan Arfian turun menuju inti diri Oliv. Ia mengelus kemudian menelusupkan jarinya disana, membuat Oliv melengguh tertahan.
Kini Arfian berada di depan milik Oliv. Ia menjilat dan memainkan jarinya hingga membuat Olivia menahan kepala Arfian yang masih berada di selangkangan nya.
Arfian terus memainkan jarinya disana, hingga tubuh Oliv melengkung mendapatkan pelepasan nya yang pertama.
Arfian membuka handuk yang melilit tubuhnya, menampilkan kesaktian miliknya yang sudah mengeras.
Oliv menutup mulutnya saat melihat milik Arfian yang besar dan juga berotot. Arfian tidak pernah bercinta lagi selama 10 tahun ini. Ini adalah pertama kalinya ia melakukan nya lagi.
Arfian mulai menyatukan miliknya dengan Oliv. Oliv yang baru pertama kali ini, merasakan begitu perih. Namun perlakuan lembut Arfian mampu membuat rasa perih menjadi nikmat yang tak terkatakan oleh Oliv.
Arfian mencapai puncak, ia hendak mencabut miliknya. Namun kaki Oliv justru melingkar di pinggang Arfian. Menekan penyatuan mereka semakin dalam, hingga akhirnya Arfian mengeluarkan cairan kental itu di rahim Oliv.
Ia kembali menciumi wajah oliv dengan lembut, menyingkirkan rambut yang menutup wajah imut wanita nya. Ahh.. Bahkan Arfian menganggap Oliv sudah menjadi miliknya.
Perlahan ia melepaskan diri setelah miliknya menyusut didalam sana. Ia menatap tubuh Oliv yang terlihat semakin seksi kemudian berjalan menuju kamar mandi.
******

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekilas Mata (SELESAI)
FantasíaCheck Another Story From Me 🤍 ⚠️21+ Cerita ini berisi adegan dewasa.!!! Harap bijak dalam memilih bacaan.