"Aaarrggghh..."
"Ayo terus dorong Bu. Sedikit lagi." ucap dokter yang membantu persalinan Olivia.
Oek.. Oekk.. Oekk.
Suara tangisan bayi yang begitu nyaring memenuhi seisi ruangan. Terlihat jelas raut bahagia dari wajah Oliv dan juga Arfian yang sedari tadi ikutan tegang melihat Oliv yang kesusahan.
Perawat membersihkan bayinya dan membungkus dengan kain bayi. Kemudian menyerahkan kepada Arfian.
"Selamat ya Pak, Bu. Bayinya laki-laki." ucap perawat. Arfian mengucapkan terima kasih.
Saat hendak membersihkan Oliv, tiba-tiba Oliv kembali merasakan sakit. Dokter dan perawat segera menangani Oliv.
Dan ternyata si bayi tidak sendirian. Adiknya menyusul setelah 5 menit berlalu yang juga berjenis kelamin laki-laki. Wajah mereka semua mirip sekali dengan Arfian. Membuat Oliv merasa cemburu.
"Kamu kenapa Ma?" tanya Arfian melihat wajah Oliv cemberut yang dibuat-buat.
"Kamu serakah Mas." ucap Oliv membuat Arfian bingung.
"Serakah kenapa sayang?"
"Liat aja nih si kembar. Dua-dua mirip sama kamu, ga mirip aku sedikit pun." ucap Oliv membuat Arfian tertawa.
"Ya ampun. Aku kira karena apa. Ya sudah, nanti kita buat adik perempuan untuk mereka yang mirip kamu." ucap Arfian mencium pipi Oliv.
"Si kembar masih baru lahir Mas. Udah mikirin anak lagi." ucap Oliv memandang Arfian heran. Yang ditatap malah tertawa.
"Rencana, sayang. Kita harus berencana terlebih dahulu." ucap Arfian. Oliv hanya menggelengkan kepalanya takjub melihat suaminya itu.
"Maa..." Gio masuk bersama dengan Pak Seno.
Gio langsung menghampiri ranjang Oliv dan memeluk nya seperti biasa.
"Wah. Gio punya adik kembar." ucapnya bersemangat melihat dua bayi imut yang sedang di tertidur di box baby.
"Selamat Tuan dan Nyonya." ucap Pak Seno.
"Terimakasih Pak." jawab Oliv sementara Arfian tersenyum.
Kini kebahagiaan Oliv sudah lengkap. Ia dikelilingi 4 lelaki yang sangat ia cintai.
•••••
7 tahun kemudian..
"Gio, Derry, Gerry. Cepat turun. Sarapan nya keburu dingin." teriak Oliv dari ruang makan.
Disana sudah ada Arfian yang menemani Oliv.
"Iya Ma sebentar. Derry kehilangan kaos kaki sebelah." ucap Derry yang merupakan kakak dari si kembar.
"Ya ampun. Ini anak-anak kalau senin ada saja tingkah nya." Oliv mengomel dan berjalan hendak menghampiri anak-anak. Namun Arfian menahannya.
"Biarkan saja mereka sayang. Kan ada Gio yang bantu." ucap Arfian menarik tangan Oliv membuat Oliv terduduk dipangkuan nya.
"Mas malu ntar diliatin anak-anak loh." ucap Oliv saat Arfian menciumi leher nya. Oliv memang suka sekali mencepol rambutnya asal hingga menampilkan lehernya yang selalu membuat Arfian tergoda. Meskipun usia Arfian sudah diatas 40 tahun, namun stamina nya jangan di ragukan.
Arfian masih memeluk Oliv sampai Gio turun.
"Mas, Gio udah turun. Lepasin loh. Malu." ucap Oliv namun Arfian seperti menulikan telinganya.
"Pa, kalau mau bermesraan di kamar gih. Ga enak diliatin si kembar. Masih kecil." ucap Gio membuat Arfian tertawa.
"Tau nih Papa kamu." ucap Oliv yang sudah memerah malu kepergok Gio. Ia kembali ke dapur.
Sebenarnya bukan baru sekali ini. Tapi sudah sering Gio melihat mereka.
"Pagi Ma." ucap Gio menghampiri Oliv dan mencium pipi Mama nya.
"Pagi sayang." jawab Oliv tersenyum.
Gio sudah remaja. Usia nya kini sudah 18 tahun. Wajahnya sungguh mirip dengan Arfian sewaktu muda.
"Pagi Pa." ucap Gio juga mencium pipi Arfian.
Kebiasaan ini sudah Gio lakukan sejak Oliv menjadi istri Papa nya. Wajahnya yang sudah ditumbuhi rambut halus disekitar rahang, membuat kesan tegas tergambar jelas diwajah Gio.
Tak lama si kembar turun. Mereka melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Gio.
"Sudah ketemu kaos kakinya Der?" tanya Oliv saat semua sudah selesai makan.
"Sudah Ma. Ternyata terselip di balik baju Mas Gio." ucap Derry.
"Loh. Kok bisa dibaju Mas Gio?" tanya Oliv penasaran.
Tatapan mereka semua beralih menuju Gerry yang sudah cengengesan sedari tadi. Olivia hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak-anaknya.
Gio yang sudah semakin dewasa menjadi semakin kalem dan merupakan sosok yang melindungi adik-adiknya. Sementara si kembar, Derry yang menjadi abang. Sifatnya tak beda jauh dengan Gio. Ia lebih banyak diam, daripada Gerry yang jahilnya minta ampun.
Mereka bertiga pamit berangkat sekolah. Gio membawa mobil dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Kemudian ia lanjut menuju kampus.
Oliv masih baru selesai membersihkan piring bekas sarapan anak-anak. Arfian menghampiri dan mendudukkan Oliv di meja kitchen set.
"Kenapa mas?" tanya Oliv menatap bingung.
"Ayo buat adik perempuan untuk mereka." ucap Arfian melumat bibir Oliv.
Oliv tersentak kaget sempat memukul pundak Arfian. Namun ia juga terbuai dengan permainan Arfian. Arfian menggendong Oliv menuju kamar mereka tanpa melepaskan ciuman nya.
******
![](https://img.wattpad.com/cover/235666732-288-k556271.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekilas Mata (SELESAI)
FantasyCheck Another Story From Me 🤍 ⚠️21+ Cerita ini berisi adegan dewasa.!!! Harap bijak dalam memilih bacaan.