19 (++)

19.3K 506 2
                                    

Arfian membaringkan tubuh Oliv diranjang. Ia masih terus melumat bibir Oliv sembari tangannya melucuti daster yang dipakai Oliv.

Setelah berhasil melepas pakaian Oliv, ia juga melepaskan pakaian nya. Hingga Oliv bisa melihat kejantanan Arfian yang masih saja membuat Oliv tersipu malu.

Ia kembali melumat bibir Oliv, tangannya meremas kedua gundukan kenyal di dada Oliv yang selalu menjadi favorit nya.

Ciuman Arfian turun ke leher. Mengecap dan meninggalkan bekas di lehernya. Arfian kini berada di depan dada Oliv. Ia segera melahap dengan lembut sambil memelintir putingnya hingga membuat Oliv mendesah.

Tangan Arfian turun menuju inti Oliv. Ia menelusupkan 2 jarinya kedalam sana. Membuat si empunya menggeliat dan mendesah.

Wajah Arfian sudah berada di depan liang kewanitaan Oliv. Ia mulai menjilati dan sesekali memainkan jarinya disana.

Oliv mendesah dan menjambak rambut Arfian. Menjepit kepala pria itu di pahanya saat Oliv mencapai puncaknya yang pertama.

Arfian segera bangkit dan kembali melumat bibir Oliv. Kaki nya membuka lebar kaki Oliv dan mulai memasukkan miliknya kedalam Oliv. Mereka menikmati penyatuan hingga mencapai puncak bersama.

Mereka masih mengulangi untuk beberapa ronde berikutnya. Hingga Oliv terkapar lemas akibat perbuatan Arfian.

Pria itu tersenyum mencium Oliv dan segera menyusul Oliv ke alam mimpi.

••••••

Drrttt.. Drrttt..

Ponsel Arfian bergetar di nakas, membuat oliv terbangun dari tidur nya. Ia melihat jam sudah setengah 12 siang. Arfian masih tertidur memeluknya.

Dilepasnya pelukan Arfian perlahan dan mengambil ponsel yang sedari tadi bergetar. Disana terpampang di nama Aditya.

"Halo Mas Adit." ucap Oliv saat panggilan terhubung.

"Oh hai Oliv. Fian nya ada?" tanya Adit.

"Mas Fian lagi tidur. Ada hal penting kah? Atau mau saya bangunkan?" tanya Oliv.

"Ah tidak usah. Bilang saja pada Arfian, besok ada rapat bersama klien dari Jepang jam 1 siang. Jangan telat ya Liv." ucap Adit.

"Oh iya mas. Nanti saya sampaikan." ucap Oliv.

Saat telepon hendak ditutup, Arfian terbangun. Ia segera meminta ponselnya yang masih terhubung dengan Adit.

"Halo ada apa Dit?" tanya Arfian dengan suara khas bangun tidur.

"Waah waahhh.. Bos besar kita sepertinya baru saja melewati malam yang berat ya. Sampai jam segini masih tidur." ledek Adit seperti biasa.

"Ya gimana, ketagihan terus." jawab Arfian membuat Adit tertawa terbahak disana.

"Jadi kapan buat adik untuk teman main Sella?" tanya Adit iseng.

"On progres. Santai aja." lagi-lagi Adit tertawa disana. Arfian juga ikut terkekeh saat melihat wajah Oliv memerah malu.

"Oke lah. Selamat bernikmat ria bos." ucap Adit memutuskan sambungan telepon.

Olivia tiba-tiba bangkit masih dengan tubuh telanjang dan berlari menuju wastafel. Ia merasa perutnya sungguh mual.

Saat selesai, ia kembali mengingat-ingat. Kapan terakhir kali tamu bulanan nya datang. Ia tersenyum saat tau ternyata sudah 2 bulan ini tak ada tamu bulanan.

Arfian yang tadi bingung melihat Oliv tiba-tiba berlari segera menyusul nya ke kamar mandi. Saat ia tiba di pintu, Oliv berbalik dan segera memeluk tubuh Arfian.

"Aku hamil mas." ucapan Oliv membuat bibir Arfian tersenyum mengembang seketika. Ia mengangkat Oliv dan menciumi nya dibawah shower.

Mereka pun kembali melakukan nya untuk 2 ronde berikutnya.

•••••••

"Ma, Mas Derry tadi jalan berdua sama cewek loh." adu Gerry saat mereka sedang duduk menonton tv.

"Iih apaan sih Ger. Itu si Sofia minta temenin beli jajan doang." ucap Derry membela diri.

"Enggak Ma. Mas Derry boong. Tadi Gerry liat Mas Derry pegang tangan nya." aduan Gerry masih belum berhenti.

Derry yang merasa gemas dengan adik kembar nya itu bangkit untuk menangkap Gerry yang bersembunyi dibalik tubuh Oliv. Mereka terus kejar-kejaran sampai suara Arfian terdengar. Derry lebih dekat dengan Arfian, sementara Gerry lebih manja dengan Oliv.

"Kalian ngapai sih? Apa tidak bisa duduk tenang?" tanya Arfian membuat kedua anak-anak nya meminta perlindungan dari Oliv.

Gio yang sedari tadi tiduran di sebelah Oliv merasa bahwa kedua adiknya sedang ketakutan jika dimarahi oleh Papa nya.

"Der, sini sama Mas." ucap Gio sembari duduk. Derry merangkak menuju Gio.

"Ikut Mas." ucap Gerry yang tak mau ketinggalan untuk bergabung bersama saudaranya yang lain.

"Janji ga boleh nakal." ucap Gio. Gerry mengangguk patuh.

Mereka bertiga memainkan ludo dari MacBook milik Gio. Saking serunya sampai Oliv dan Arfian juga ikut tertawa melihat ketiga anaknya.

"Gio tau ga kalau kamu hamil?" bisik Arfian. Oliv menggeleng masih sambil tersenyum.

Tiba-tiba Arfian berdehem membuat ketiga putra nya memandang Arfian penasaran.

"Papa mau tanya ke Gerry." ucap Arfian membuat si kecil menunduk.

"Mau tanya apa Pa?" sahut Gio.

"Gerry sini dulu. Ada yang mau Papa sampaikan." ucap Arfian.

Gerry berjalan mendekati Arfian dan duduk di pangkuannya.

"Derry juga dong Pa." ucap si kembar yang tak diajak. Arfian terkekeh dan menyuruh Derry duduk juga.

Arfian tampak membisikkan sesuatu sampai membuat si kembar melotot dan tersenyum girang.

"Yang bener Ma?" tanya si kembar kompak.

Oliv tampak bingung, begitu juga Gio. Sementara Arfian senyum-senyum dibelakang si kembar.

"Apa sayang?" tanya Oliv tak mengerti.

"Kata Papa, kita bakal punya adik?" tanya Derry. Oliv mendelik menatap tajam Arfian.

Gio terkejut mendengarnya, namun seketika ia memeluk Oliv. Merangkul pundak Mama nya dengan lembut.

"Untuk kali ini cewek ya Ma. Si kembar itu bandel banget yang satu." bisik Gio mengadu membuat Oliv tertawa.

******

Sekilas Mata (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang