"Selamat datang, Tuan Arfi." seorang bodyguard baru saja menyambut Arfian yang baru turun dari mobilnya.
Ia melemparkan kunci pada petugas valet dan masuk sambil menepuk pundak seorang penjaga disitu.
Kaki Arfian memasuki sebuah club malam. Tempat dimana ia biasa mencari mangsa wanita yang rela melemparkan diri mereka secara gratis pada nya.
Arfian duduk di kursi meja bartender. Ditangan kanan nya sudah terselip sebatang rokok yang menyala.
Pandangan matanya mengedar sambil sesekali ia menyesap rokok dan juga wine yang tersedia di meja di hadapan nya. Saat tak menemukan sesuatu yang menarik, ia kembali menghadap meja untuk menghabiskan isi gelas di depannya.
"Please, Mike. I can't do this." ucap seorang wanita yang berdiri tak jauh dari Arfian.
Ia mendengar suara wanita itu seperti gemetar ketakutan. Hal tersebut membuat Arfian begitu penasaran, mengapa jika wanita ini ketakutan justru ia malah datang ke tempat seperti ini.
Arfian menolehkan sedikit wajahnya tepat kearah suara tadi. Musik yang menggema memenuhi ruangan kembali terputar setelah sebelumnya sempat terhenti yang membuat Arfian bisa mendengar suara si wanita.
Tatapan mata Arfian terkunci pada sosok wanita itu. Ia sedang berdiri bersama seorang lelaki. Dari gestur tubuh mereka, seolah mereka berdua sedang memperdebatkan sesuatu.
Arfian kembali meneguk minumannya. Ini sudah gelas keenam, yang membuatnya merasa sedikit pusing.
Ia kembali menoleh pada wanita dan pria yang sedari tadi mendebatkan sesuatu. Arfian berdiri sedikit sempoyongan, ia menarik nafasnya lalu berjalan menuju mereka.
Saat sudah dekat ternyata ia mengenal sosok pria tersebut. "Hai Mike." sapa Arfian dengan suara yang sedikit mengayun.
"Selamat malam, Tuan." sapa Mike dengan membungkukkan badan nya.
Arfian menatap wanita yang berdiri di depannya dengan seksama. Wanita bertubuh mungil berdiri menundukkan kepalanya. Dalam pandangan mata Arfian, wanita ini cukup menggodanya.
"Siapa dia Mike?" tanya Arfian lagi.
"Dia adalah Olivia, Tuan. Gadis pendatang baru di sini." ucap Mike yang mendapat pelototan tajam dari wanita yang disebut Olivia.
Arfian kembali menatap wanita itu. Ia memicingkan mata seolah mengingat sesuatu.
"Hei, bukankah kau yang kemarin menabrak temanku?" tanya Arfian memastikan bahwa wanita itu adalah orang yang sama.
Mabuknya kini sedikit berkurang. Ia bisa sedikit fokus menatap wanita itu. Wanita yang berada di depan Arfian mengangkat kepalanya dan terkejut melihatnya.
"Benarkan?" Arfian kembali memastikan.
Arfian memberikan kode pada Mike agar meninggalkan mereka berdua. Mike mengangguk dan pergi meninggalkan mereka.
Musik yang mengalun terasa begitu memekakkan telinga bagi orang yang masih sadar.
"Ayo ikut aku. Aku yakin kau merasa tidak nyaman berada disini." ucap Arfian menarik tangan Oliv.
Oliv yang sedari tadi sudah ketakutan pun hanya bisa pasrah mengikuti Arfian. Mereka menuju lantai 3 gedung tersebut.
Arfian meminta akses pada bodyguard yang sedang berdiri di pintu. Oliv masih terus mengikuti pria di hadapannya ini.
•••••
Arfian melepaskan jas nya kemudian meletakkannya di sembarangan tempat. Ia hanya menggunakan kaos polos yang tadi siang ia ganti di kantor, kemudian melapisinya dengan jas.
"Jadi, apa yang sedang kamu lakukan disini?" tanya Arfian duduk di hadapan Oliv.
Oliv yang sedari tadi diam dan menunduk, kini mengangkat wajahnya dan memandang pria tampan di hadapan nya.
Arfian menuangkan bir ke dalam gelas nya. Kemudian ia hendak menuangkan kedalam gelas Oliv, namun terhenti.
"Berapa usia mu? Bukan kah anak dibawah umur dilarang masuk kesini?" Arfian menyipitkan matanya.
Ia kembali meletakkan botol bir dan menenggak habis yang berada di gelas sambil sesekali ia menyesap rokok ditangannya.
Oliv merasa ia menemukan seseorang yang ia kenal, walaupun mereka hanya pernah bertemu sekali. Setidaknya ia bisa melihat wajah yang ia kenal, meskipun Oliv sendiri tak tau siapa nama pria dihadapan nya.
"Maaf om. Saya kalah bermain truth or dare dan diberi tantangan oleh teman saya untuk melayani disini." ucap Oliv.
Arfian masih tidak mengerti, bukan karena lemot. Tapi ia sudah terpengaruh dengan alkohol yang sedari tadi ia minum.
"Lalu, bagaimana caranya kau kenal dengan Mike?" selidik Arfian.
Setau Arfian, Mike bekerja di dunia malam. Tentu saja secara tidak langsung, siapapun akan berpikiran bahwa wanita yang kenal Mike adalah wanita malam.
"Mike adalah kakak temanku yang saat itu bersamaku sewaktu aku menabrak teman nya Om." jawab Oliv.
Arfian mengangguk paham dan jawaban Olivia menjelaskan mengapa ia bisa kenal Mike.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekilas Mata (SELESAI)
FantasyCheck Another Story From Me 🤍 ⚠️21+ Cerita ini berisi adegan dewasa.!!! Harap bijak dalam memilih bacaan.