4 bulan kemudian...
"Congratulation, sayang." ucap Arfian sambil mengecup bibir Oliv.
"Selamat ya Ma." ucap Gio yang sudah semakin tinggi.
"Terimakasih." ucap Oliv memeluk dua lelaki berharga dihidup nya.
Hari ini adalah hari wisuda Olivia. Akhirnya ia bisa menyelesaikan tugas akhir nya walaupun banyak kendala.
Ia juga sempat menjadi gunjingan hangat di kampus. Arfian sudah menikahi Oliv 3 bulan lalu. Setelah Arfian mendatangi makam orang tua Oliv di kampung.
Pak Lek dan juga Bu Lek Oliv datang dari kampung beserta 2 anak mereka yang merupakan keponakan Oliv. Pak Lek adalah adik dari Ibu Oliv di kampung.
"Syukurlah akhirnya kamu lulus Liv." ucap bu Lek memeluk Oliv.
Perut Oliv sudah semakin membesar. Ia menggunakan kebaya dan baju toga. Mereka berfoto keluarga dengan bahagia. Keluarga Oliv dari kampung sudah pamit pulang.
Oliv juga mendapat beberapa bunga dari junior maupun seniornya yang mengagumi Oliv. Maklum saja, Oliv merupakan mahasiswa yang cantik hingga ia cukup populer. Mereka juga sempat berkata bahwa hari patah hati sekampus saat mengetahui Oliv menikah dengan Arfian. Tentu ada saja selentingan gosip tak mengenakkan di telinga Oliv, namun ia tak menanggapi hal tersebut.
"Wah wah.. Cantik sekali bumil satu ini." ucap Serly menghampiri dan memeluk Oliv.
"Kamu juga cantik Ser." jawab Oliv tersenyum.
"Tentu tidak secantik Nyonya Yudhistira." Serly menggoda Oliv membuat kedua nya tertawa bersama.
"Selamat siang Tuan." ucap Mike kepada Arfian yang ternyata ikut mendampingi Serly.
"Siang Mike. Kita sedang tidak bekerja. Jangan terlalu tunduk padaku. Kau akan menjadi pusat perhatian." ucap Arfian merangkul pundak Mike.
Membuat Serly dan Oliv tersenyum melihat 2 pria tampan di hadapan mereka. Adit datang dengan istrinya.
"Happy Graduated, sweetheart." ucap Adit memeluk dan mengecup pipi Oliv.
"Terima kasih Pak Adit." ucap Oliv iseng. Adit memutar bola matanya jengah.
"Jangan lagi-lagi, Liv." ucap Adit membuat mereka semua yang ada disitu tertawa.
"Hai Mike. Wah, pasti senang sekali bisa melihat dunia yang terang ya." ucap Adit yang hanya dijawab dengan senyuman dan anggukan dari Mike.
"Jangan macem-macem lo sama Mike." ucap Arfian seperti kakak yang posesif. Mereka semakin tergelak.
Oliv memeluk Vina, istri Adit. Ia mengelus lembut perut buncit Oliv. Oliv mengerti maksud dari Vina.
"Semoga cepat nyusul ya Tante." ucap Oliv tersenyum pada Vina.
Mereka berbincang-bincang dengan santai. Gio memilih bersama Oliv daripada bersama Papa nya yang sudah sibuk sendiri dengab rekannya.
Hari ini Gio menggunakan setelan jas lengkap berwarna abu-abu, sewarna dengan kebaya Oliv dan juga setelan Papa nya. Ia sudah terlihat semakin dewasa jika seperti ini.
"Gio lapar?" tanya Oliv mengelus kepala anak itu.
"Enggak Ma. Gio haus aja. Papa sibuk sendiri tuh." ucap Gio menunjuk Arfian dengan dagu nya.
Kumis tipis sudah mulai tumbuh di wajah Gio. Menambah kesan tegas di wajahnya. Oliv senang sekali melihat wajah Gio, seperti replika Arfian waktu kecil.
"Ya sudah, ayo kita pulang." ucap Oliv pada Gio. Anak itu mengangguk.
Mereka berbincang sebentar sebelum semua berpamitan dan melanjutkan kegiatan masing-masing. Olivia, Gio dan Arfian langsung memilih pulang.
••••••
"Ma, Gio ada tugas kelompok. Mau ngerjain di rumah Leo. Boleh kan?" tanya Gio dari meja makan.
"Coba tanya Papa gih. Kalau Mama iya aja. Asal kamu beneran belajar." ucap Oliv.
Sudah 2 bulan dari sejak hari kelulusan Olivia. Itu artinya kandungan Oliv sudah tinggal menunggu hari lahir saja.
Arfian turun dan ikut bergabung di meja makan. "Selamat pagi." ucapnya menyapa Gio dan Oliv. Ia mengecup kening Oliv sekilas dan duduk bersama Gio.
"Pa, Gio ada tugas kelompok. Nanti mau ngerjain di rumah Leo. Boleh ya Pa." ucap Gio meminta dengan puppy eyes.
"Oh ya? Tugas apa?" tanya Arfian menyendok makanannya.
"Tugas kesenian. Disuruh guru untuk buat kerajinan tangan." jawab Gio.
"Ya sudah. Tapi ingat pulang. Jangan sampai Papa jemput." ucap Arfian.
Gio tersenyum senang mendapat izin Papa nya. Biasanya sedikit susah untuk meminta izin keluar. Gio menyelesaikan makannya kemudian segera pergi ke rumah Leo, teman sekelasnya. Tak lupa ia mencium pipi Oliv dan juga mencium pipi Arfian.
Gio mengeluarkan sepedanya dan permisi dengan Mang Udin, security pagar rumah.
"Mau kemana Tuan Muda?" tanya Mang Udin saat Gio minta keluar.
"Mau ke rumah Leo, Mang. Di ujung komplek." jawab Gio.
"Hati-hati Tuan Muda." ucap Mang Udin membuka pagar.
"Siip Mang. Saya pergi dulu." ucap Gio mengayuh sepedanya.
Oliv baru saja duduk untuk menyusul Arfian yang sedang sarapan. Namun ia tiba-tiba merasakan keram di perutnya, membuat Arfian menghentikan makan nya.
"Kamu kenapa Oliv?" tanya Arfian panik.
"Aduh gak tau mas. Ini sakit banget. Kayaknya mau lahiran." ucap Oliv mencengkeram pundak Arfian.
Dengan sigap Arfian segera membawa Oliv ke rumah sakit..
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekilas Mata (SELESAI)
FantasyCheck Another Story From Me 🤍 ⚠️21+ Cerita ini berisi adegan dewasa.!!! Harap bijak dalam memilih bacaan.