20 (End)

16.3K 550 15
                                    

2 tahun kemudian...

"Mas kan sebentar lagi ada kerja lapangan, saran Mama buat coba di kantor Papa aja. Sekalian Mas belajar-belajar sama Papa." ucap Oliv pada Gio saat mereka semua sedang duduk santai di halaman belakang.

"Derry mau ikut Ma." ucap si kembar mendengar bahwa Gio akan ke perusahaan Papa nya.

"Kamu ngapai ikut? Mas mau kerja, bukan main-main." jawab Gio.

Olivia sedang menyuapi makan si bungsu yang duduk tenang di pangkuan Arfian.

"Iya Derry tau. Kan ga salah kalau Derry ikut." ucap bocah itu menatap Arfian, meminta pertolongan.

"Ya sudah tidak apa-apa. Derry besok ke kantor sama Papa. Emang nya kamu ga sekolah?" tanya Arfian lagi.

"Sekolah lagi libur Pa." jawab si kembar barengan. Membuat Oliv tertawa melihat Arfian diserang oleh si kembar.

"Iya iya. Ya sudah. Besok jangan bangun telat." ucap Arfian.

Derry begitu senang saat diajak ke kantor, sementara Gerry tak pernah berniat untuk datang kesana.

Wajah Gerry dan si bungsu lebih mirip dengan Oliv, sementara Gio dan Derry persis seperti replika Arfian saat masih muda.

"Pa, hari selasa pembagian raport." ucap Gerry sambil menjahili adik bungsu nya. Membuat bocah perempuan kecil itu sedikit tak nyaman.

"Tapi tadi kalian bilang sekolah udah libur?" tanya Arfian heran.

"Iya libur siswa nya. Raport nya disuruh ambil orang tua." ucap Derry menjelaskan.

"Ya sudah, nanti yang satunya Mas yang ambilin ya." ucap Oliv  menatap Gio.

"Loh kok Mas? Kan Mas mau urus PKL itu Ma. Ntar ga keburu." protes Gio.

"Yasudah nanti Papa yang ambil dua-dua." jawab Arfian.

"Mana bisa Pa. Kan Derry sama Gerry beda kelas." ucap Derry. Olivia tertawa melihat Arfian bingung.

"Ya sudah, nanti Mama yang ambil sama Papa." ucap Oliv menengahi.

"Thankyou Mommy..." ucap si kembar barengan dan mencium pipi kanan kiri Oliv membuat si bungsu nangis. Ia mengira Oliv diserang oleh abang-abang nya.

Oliv segera mengambil alih dari Arfian. "Ya ampun anak Mama. Nanti kita hajar mas-mas kamu ini ya." ucap Oliv. Mereka semua tertawa.

••••••

"Alvian Derry Yudhistira." nama Derry disebut oleh guru sebagai juara 1. Arfian maju mengambil raport nya. Tentu saja ia menjadi pusat perhatian.

Sementara di kelas sebelah, nama Gerry juga disebut sebagai juara 1. "Alvi Gerryandi Yudhistira." Olivia maju dengan senang.

Mereka sudah kembali kerumah. Langsung di serbu oleh si kembar.

"Ma, adek Delia nangis di buat Mas Derry." aduan pertama dari Gerry membuat Oliv geleng-geleng kepala.

"Kalian ini ya ampun." Oliv mengambil alih Delia dari gendongan Gerry.

Mereka semua berkumpul bersama di ruang tv, tanpa terkecuali. Menonton acara yang disukai oleh semua nya.

Tiba-tiba ketiga anaknya menyerang Oliv dengan ciuman di pipinya bertubi-tubi membuat Oliv kegelian.

Arfian tertawa melihat mereka semua. Ia juga menjadi ikutan karena merasa gemas melihat Oliv kewalahan.

"Kami Sayang Mama dan Papa." ucap Gio diikuti oleh si kembar.

Mereka tertawa bersama, Delia juga ikut tertawa meskipun ia tak paham.

******

Thanks you guys....

Sekilas Mata (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang