part satu

2.6K 127 8
                                    

Namaku Ghina ulya syarifah. Umurku masih sembilan belas tahun. Aku tinggal dijakarta tapi sekarang aku tinggal dipondok pesantren untuk memperdalam ilmu agamaku. Ayahku bernama fadli muhamammad dan bundaku bernama indah rumaisa. Aku anak ke dua dari dua bersaudara. Kakakku bernama faishal imamul hakim. Aku juga mempunyai sahabat, sahabatku bernama khanza shanum. Dia adalah orang pertama yang berteman denganku beberapa bulan yang lalu dan sekarang kata 'teman' itu sudah berganti menjadi 'sahabat'. Aku memang baru beberapa bulan mesantren dipesantren ini, lebih tepatnya lima bulan yang lalu setelah hari kelulusan SMA ku

" ghina ketaman pesantren yuk, bosen nih dikamar terus " ajak khanza padaku sambil terus melihat keatas

Memang kami sedang bermalas malasan dikamar karna sedang tidak ada kegiatan pesantren

" yaudah yuk, aku juga bosen nih " kataku menanggapi

Aku dan khanza langsung bangkit dari tiduran kami. Membenarkan hijab yang sedikit berantakan karna kegiatan rebahan kami tadi. Sebenarnya satu kamar dihuni tiga orang tapi kamarku hanya dihuni dua orang dan masih ada satu ranjang yang kosong dikamar kami. Aku melangkah berdampingan dengan khanza menuju taman utama pesantren yang berada didepan masjid. Kenapa kami memilih taman utama? Itu bukan aku yang memilih tapi khanza, itung itung cuci mata katanya dan aku hanya geleng geleng kepala mendengar alasan konyol itu

" za kita duduk disana aja ya? " ucapku sambil menunjuk salah satu bangku taman yang kosong yang berada sedikit jauh dari halaman masjid

Aku dan khanza melangkah kebangku berwarna putih itu. Kami duduk berdua sambil menatap santri yang berlalu lalang Mataku terkunci pada sosok laki laki berbaju koko berwana putih dengan celana berwarna hitam dan peci putih menghiasi kepalanya yang sedang berbincang dengan salah satu pengurus laki laki didepan masjid. Aku tertegun saat melihat senyum manis yang menghiasi bibir tipis yang berwarna pink alami itu. Selama aku tinggal disini, aku belum pernah melihatnya

" masya allah indah sekali ciptaanmu tuhan " lirihku dalam hati

Astaghfirullah

" za " panggilku ke khanza

Dia langsung menoleh kearahku dengan tatapan bertanya

" mau nanya boleh? " kataku

" tumben izin " katanya dengan sedikit mengejek

" serius khanza " kataku sedikit kesal

Bukan tanpa alasan aku bertanya ke pada khanza, karna khanza lebih lama tinggal disini daripada aku

" iya iya ghinaku sayang, mau nanya apa? " tanya khanza dengan kekehannya

" emm itu siapa ya? " tanyaku sambil menunjuk laki laki tadi

Khanza langsung melihat apa yang aku tunjuk

" owh itu gus afeef, emang kenapa? Kamu suka ya? " kata khanza

" emm eng_nggak " jawabku gugup

Mana mungkin aku bermimpi bersanding dengannya. Dia gus sedangkan aku santri biasa

" kok aku nggak pernah lihat za? " tanyaku mengalihkan pembicaraan

" gus afeef menyelesaikan kuliahnya di mesir ghin jadi jarang banget dipesantren, hampir nggak pernah malah " jawab khanza

Hati memang tak bisa dibohongi, aku mengaguminya saat melihat senyum manisnya walau hanya beberapa detik saja

" gus afeef, lebih tepatnya muhammad afeef haris. Dia adalah cucu tunggal dari abah abdullah dan umi khadijah. Putra dari gus adnan dan ning syifa. Oh ya, sikapnya nggak jauh beda sama gus adnan waktu muda, dingin plus datar banget kalau sama cewek " jelas khanza tanpa aku minta

Tasbih Cinta Gus AfeefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang