#08 ~ [ Tak Sengaja Mendengar ]

7.1K 952 5
                                    

***

Ternyata masalah memang datang untuk menguji kita. Betapa kuatnya iman yang kita miliki.

🌾🌾🌾

Wanita paruh baya itu mengeryit saat mendengar anak bungsunya
mengeluhkan kegiatannya di sekolah. Gadis berseragam putih abu-abu itu melepas sepatunya kemudian mendekat ke arah sang bunda lalu mencium tangannya.

"Kenapa lagi, hmm?"

"Males sekolah," rengeknya pada sang Bunda.

"Eh, sudah SMA kok ngomongnya begitu," tegur Hanin halus.

"Tapi, Bundaa ... Hanum nggak suka sekolah, tugasnya banyak buat Hanum jadi capek."

Apa yang bisa lakukan Hanin selain menghela napasnya. "Jangan begitu dong, Sayang. Nggak baik lho bicara seperti itu," tegur Hanin secara halus. "Gih, ganti baju dulu terus cuci tangan sama kaki, Bunda tunggu kamu di bawah. Belum makan siang 'kan?"

Gadis yang bernama Hanum itu mengangguk lemas, kemudian berjalan ke arah kamarnya yang berada di lantai dua. Hanin hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah anak perempuannya itu.

"Assalamu'alaikum."

Saat akan melangkah ke dapur, akhirnya Hanin urungkan untuk segera pergi ke ruang depan. "Wa'alaikumsalam ... Tumben pulang cepat, Mas?" tanya Hanin begitu ia menghampiri Arya.

"Mas lagi suka pulang cepat. Biar bisa kumpul keluarga," katanya lalu menarik tubuh istrinya untuk mendekat.

"Mas, bau matahari ihh." Arya terkekeh mendengarnya. "Pasti tadi Mas survei lokasi proyek 'kan? Makanya bajunya bau matahari. Kan, kan?"

Arya tertawa kecil. "Baunya enak kok."

Hanin mendengus. "Mas ke kamar sana. Hanin mau menyiapkan makan siang dulu."

Arya pun mengangguk kemudian pergi ke kamarnya setelah dengan jahil mencium pipi istrinya itu. Hanin yang dijahili malah tersipu malu. Menggemaskan.

"Bun ..." panggil suara lain di belakang Hanin.

"Astaghfirullah, sejak kapan Mas di sini?" kaget Hanin begitu melihat anak sulungnya.

"Sejak Ayah cium Bunda," kata Sakha terlalu jujur.

Hanin semakin dibuat malu mendengarnya. Dengan cepat wanita paruh baya itu pergi meninggalkan Sakha yang terkekeh dengan tingkah malu-malu sang Bunda.

Saat lelaki itu akan beranjak dari sana, tiba-tiba terdengar nada panggilan ponselnya. Dengan cepat Sakha merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya. Kemudian mengangkat panggilan itu.

"Hallo, Assalamu'alaikum?"

***

Terik matahari tak terasa menyengat di saat waktu menunjukkan pukul 12 siang. Bukan langit cerah dengan matahari yang muncul, tetapi awan kelabu yang mulai menandakan akan datangnya hujan.

Dua puluh menit Ayesha menunggu Ghania di bangku taman ini. Namun, sang sahabat tak kunjung datang. Ayesha mulai gelisah. Berulang kali ia menelpon gadis itu, tetapi hanya suara operator yang mengatakan bila ponsel gadis itu sedang sibuk.

Ayesha bergerak gelisah di tempatnya. Sesekali manik matanya memandang awan kelabu yang mulai memenuhi langit siang ini. Semakin lama, Ayesha mulai kesal sendiri dengan Ghania yang tak ada kabar. Tidak tahukah gadis itu bila dirinya tengah menunggunya?

Mushaf Cinta Dari-Nya [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang