***
Kupikir kedekatan ini terlalu tiba-tiba, namun ternyata rasa nyaman ini yang terlalu tiba-tiba.
🌾🌾🌾
Gadis itu menyandarkan tubuhnya di sofa panjang ruang tamu. Setelah tiga puluh menit perjalanan Ayesha tak berhenti berperang dengan pikirannya. Terus memikirkan tempat tujuan mereka yang ternyata tak lain adalah sebuah panti asuhan. Ayesha tak tahu motif apa yang membuat Sakha mengajaknya ke tempat seperti ini. Apalagi ajakan lelaki itu sungguh terlalu mengejutkan baginya. Ya, Ayesha tak menyangka Sakha membawanya ke tempat seperti ini.
"Kak," panggil Ayesha pelan ketika Sakha baru saja duduk di sebelahnya.
Sakha menaikkan alisnya. "Kenapa?" tanya lelaki itu kemudian.
"Kenapa Kak Sakha bawa aku ke sini?" tanya Ayesha ingin tahu.
Sakha tak lantas menjawab. Lelaki itu hanya tersenyum tipis, lalu berkata, "Ayo ikut aku!"
Ayesha tak menolak. Gadis itu ikut bangkit mengikuti Sakha yang lebih dulu bangkit. Ingin sekali bertanya, tetapi lidahnya terasa kelu barang berkata satu kali.
"Kakak!!!" teriak anak-anak berlarian ke arah Sakha.
Ayesha terkejut dibuatnya. Namun tetap diam di belakang Sakha, memandang punggung lelaki itu yang langsung mengambil langkah cepat hingga kemudian berjongkok. Sakha menerima pelukan anak-anak yang antusias melihat kedatangannya.
Beberapa detik setelahnya, salah satu dari mereka, melepas pelukannya dengan Sakha. Bocah lelaki paling kecil di antara mereka itu menyembulkan kepalanya menatap seseorang yang berada di balik punggung Sakha.
"Kakak siapa?" tanya bocah kecil berumur sekitar empat tahunan itu dengan polosnya.
Ayesha yang awalnya tak tahu harus berbuat apa, kini tersenyum mendengar pertanyaan polos bocah lelaki yang menatapnya penasaran itu. Ayesha sedikit mendekat beberapa langkah untuk berada tepat di belakang Sakha hingga berjarak satu jengkal.
Bukannya menjawabnya, gadis itu malah mengusap rambut bocah lelaki itu dengan pelan. Seolah tengah menatap adiknya, Azriel. Ya, melihat anak ini Ayesha jadi teringat akan sosok adiknya itu. Ayesha menghela napasnya menahan sesak yang tiba-tiba menyerang dadanya.
"Namanya Kak Yesha. Teman Kak Sakha," ujar Sakha mengambil alih untuk menjawab.
Bocah lelaki itu memandang Ayesha lekat, kemudian tersenyum menggemaskan. "Namaku Iyan, Kakak Cantik," beritahu bocah itu dengan polosnya.
Sakha terkekeh mendengarnya. Lelaki itu berbalik membuat Ayesha yang tak siap dengan posisinya terkejut akibat kedekatan mereka. Ayesha mundur satu langkah dan memilih memandang anak-anak yang kini mengerubunginya. Ditambah dengan tatapan penasarannya. Sedang Sakha hanya berdehem pelan untuk mencairkan suasana canggung ini.
"Ekhem, namanya Rian. Tapi dia nggak bisa bilang 'r'," jelas Sakha ikut melempar tatapan ke arah anak-anak khususnya Rian.
Ayesha mengangguk pelan sebagai respon meskipun terlihat kaku.
"Hai kakak cantik!" sapa anak lain yang berada di sekitar mereka.
Ayesha tersenyum lebar. "Halo!" Tangannya melambai sebagai isyarat perkenalan.
Bocah yang tadi menanyakannya, mendekati Ayesha. Kepalanya mendongak ke atas sebab tinggi Ayesha dan Rian yang terlalu jauh. Ayesha pun berjongkok agar Rian tak kesulitan menatapnya.
"Kakak pacalnya Kak Sakha ya?" tanya bocah itu dengan aksen cadelnya yang kentara.
Ayesha terkejut bukan main saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Rian. Anak sekecil dirinya tahu kata "pacar" dari mana? Hal itu pun dirasakan oleh Sakha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mushaf Cinta Dari-Nya [ TAMAT ]
Romance[ SQUEL ABOUT HEART ] 📌 📌 Cerita Ini Murni Imajinasi Penulis 📖📖 📍 BELUM DIREVISI 📝 *All pictures by pinteres ✔ ~•~•~ Ayesha Hanna Putri, gadis muda yang tak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Perempuan yang selalu menahan rindu setiap...