23

10.1K 727 86
                                    

London adalah ibu kota Inggris dan Britania Raya, merupakan wilayah metropolitan terbesar di Britania Raya.

Dan disinilah ya Prilly berada.

Wanita cantik yang sudah memiliki satu anak itu sedang mencari keberadaan suaminya yang pergi begitu saja meninggalkan istri dan anaknya.

Memang Prilly sangat kecewa sama sikap Ali yang dulu meninggalkan anak begitu saja.

Tapi Prilly lebih kecewa lagi karena suaminya itu menyerah begitu saja.

Ini tak bisa dibiarkan.

Tidak bisa.

"Bagaimana ini? Bahkan aku ga begitu jago dalam menggunakan bahasa inggris." desah wanita itu seraya mengigit jemarinya. Mata hazel indah miliknya tak berhenti menatap ke sekelilingnya, orang-orang disana hanya berjalan melewatinya tanpa memperdulikan dia yang kebingungan.

Bodoh.

Seharusnya Prilly tak hanya diam saja tak melakukan apapun disini. Jika dia terus diam seperti orang bego yang ada kapan ketemu sama orangnya.

"Excuse me..."

Permisi....

Prilly memberhentikan salah satu orang yang disana. Namun mereka hanya menatapnya asing ada juga yang tak mempedulikan Prilly yang meminta bantuan.

Yatuhan.

Ada apa dengan warga disini semua sih? Mengapa ada orang yang kesulitan malah dibiarkan begitu saja bukannya dibantu gitu apa ditolongin gitu setidaknya dengarkan wanita itu dahulu.

Apa tak bisa?

Prilly sampai-sampai ingin mati saja disini. Dia sudah seperti orang geladangan saja.

Harusnya dia mengajak Tibra. Namun Tiara, istrinya Tibra sedang hamil besar. Jadi tak mungkin Prilly membawa suami orang yang istrinya tengah hamil besar.

Kalo Kenzie ikut.

Mungkin Prilly tak akan tega melihat anaknya akan bernasib sepertinya sekarang.

Kenzie menunggu di Indonesia, rumah neneknya saja. Ya, Prilly menitipkan ke mamanya untuk sementara menjaga Kenzie sampai dia pulang.

Prilly sudah berpesan pada anak pintar itu untuk tidak rewel selama dia pergi. Karena Kenzie tahu jika bundanya pergi untuk menjemput ayahnya pulang.

"Excuse me! hey help me!"

Permisi! Hei tolong aku!

Prilly menghentakkan kakinya sebal dan menjambak rambutnya sendiri frutasi.

Udaranya semakin dingin saja karena disini datang musim dingin.

Prilly yang sudah lelah.

Memutuskan untuk mencari tempat dia duduk dan mengusap-ngusap kedua telapak tangannya.

Membenarkan kupluk yang sempat dia lepas itu dan terakhir syalnya.

Astaga.

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang