Gadis Pekerjakeras

12.5K 450 9
                                    

Hai hai hai!

Aubi = "Ada yang baru loh!"

Readers = "Apa?"

Aubi = "Mau tau?" alis naik turun.

Readers = "Iya dongggg!"

Aubi = "Baca saja cerita di bawah ini..."👇

Happy reading! 😘

_____________________________________

Jangan lupa follow akun saya AubiAtmariniAiza

•••••••••••••VOTE•••••••••••

"Ngapain masih di situ? Ada yang ingin disampaikan?" tanya Devan Delano Tommason, dosen berbadan maco dengan wajah aktor.

Devan menatap Wina datar, Winarsih Setyarahayu--mahasiswi semester 6 yang dibimbing oleh Devan, sekaligus penanggung jawab kelas ekonomi yang dipegangnya--seperti ingin mengatakan sesuatu tetapi ragu.

"Saya gak punya banyak waktu Wina, jadi bilang aja jangan kelamaan!" tegas Devan mulai kesal.

Wina menarik nafas, "tapi saya ingin mengatakan hal di luar kuliah pak, bapak gak keberatan?"

"Silahkan kalau itu penting," jawab Devan menghela nafas.

Lalu ia kembali menatap deretan huruf yang membuatnya sibuk dalam fikirannya. Karena melihat betapa sibuknya sang dosen, Wina memberanikan bicara.

"Em..." ia mengatur nafasnya lagi, Devan ingin meledak ketika Wina kembali membuatnya menunggu, kemudian-- "apakah bapak butuh seseorang untuk bersih-bersih rumah? Atau ada orang terdekat bapak yang memiliki restoran atau toko 24 jam? Saya..." Wina berhetin sejenak ketika melihat Devan menatapnya dengan tajam lagi.

"Em, saya buka jasa cleaning service dimanapun tempatnya. Cuci piring, cuci baju, gosok baju atau bersih-bersih apapun yang lain, bahkan berkebun..." ucapan Wina terhenti ketika Devan menggebrak meja.

Brak! Wina berjengit kaget, hingga badannya bergetar.

"Kamu becandain saya?" tanyanya dingin.

Tiba-tiba aura di dalam ruangan sangat dingin, terlepas adanya AC, ruangan single milik penanggung jawab jurusan itu sedingin fresser saat ini.

"Enggak pak, saya serius. Saya tau ini gak masuk akal karena saya nawarinnya ke bapak, tapi..." Wina kembali melihat ekspresi Devan yang masih dingin, "saya hanya mempertimbangkan kalau bapak punya banyak relasi orang-orang kelas atas, pengusaha dan yah... Menawarkan pada bapak lebih berpeluang. Jika ada yang membutuhkan jasa saya, bapak bisa hubungi saya. Saya minta maaf karena lancang," ia membungkuk sedikit  kemudian menunduk dalam.

Devan yang awalnya kesal tiba-tiba diam menatap gadis di depannya. Gadis bodoh yang rajin itu ternyata pekerja keras juga. Devan tidak tau apa yang terjadi pada gadis itu, yang jelas hidupnya sangat sulit sehingga harus buka jasa pekerjaan kasar.

Apakah Devan tengah bersimpati? Oh no! Ia harus segera mengusir pengundang simpati itu dari ruangan, bisa-bisa ia malah membuat gadis itu besar kepala.

"Ehem!" ia berdehem sebelum melanjutkan, Wina mengangkat wajahnya menunggu respon sang dosen.

"Kamu butuh banget biaya?"

Wina mengangguk lesu, tetapi ia tetap sopan di depan dosennya.

"Kalau gitu, nanti misal ada temen saya yang butuh, saya hubungi kamu," putusnya langsung di'iyakan oleh Wina dan gadis itu langsung pamit.

Bukan Sugar Daddy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang