Obsession 5

4.5K 490 37
                                    


Gulf duduk dengan menyilangkan kakinya sambil memainkan ponselnya. Ia sedang menantikan jemputan dari pria yang dia minta pada ayahnya, Mew. Salah satu karyawan ayahnya yang membuat seorang Gulf Kanawut ingin merayunya hingga bertekuk lutut padanya. Ia masih tidak bisa menerima bahwa pria itu mengabaikannya bahkan terkesan ingin menolak dirinya. Padahal ia amat sangat yakin bahwa pria atau wanita manapun rela mengantri untuk dirinya. Bahkan hanya dengan dia memberi senyum biasa saja ia yakin mereka akan terjebak di dalam pesonanya itu.

Ini bukan bentuk kesombongan ataupun kepercayaan diri yang berlebihan tapi ini kenyataan dan seluruh orang-orang pun tahu itu. Gulf Kanawut, gambaran dari wujud nyata Aphrodite tapi dalam bentuk pria. Itu bukan omong kosong belaka, tapi dia memang tampan di antara para saudarinya ya walaupun ia sering mendambakan kakak sepupunya itu. Selain tampan Gulf tahu bahwa dirinya sering dibilang cantik bahkan manis. But....! Gulf sering merasa risih dengan sebutan itu. Tapi...what ever lah selama orang-orang tidak mengusik dirinya. Gulf masih bisa menerima semua julukan yang sering dia dengar itu.

"Mew sudah datang," ucap Mild sambil memberi kode dengan matanya.

Pria berjas hitam sederhana itu tampak baru saja keluar dari gedung besar milik keluarga kanawut. Ia tampak terburu-buru juga canggung. Gulf hanya diam, masih duduk di dalam mobil kali ini memasang earphone ketelinganya, sesekali ia mengikuti alunan musik yang keluar dari earphonenya itu. Boat yang memegang kendali setir tidak mengatakan apa-apa, ia hanya menggelengkan kepala. Sudah terbiasa dengan sikap Gulf yang begitu memuja dirinya sendiri.

Tok....tok....tok

Mew tiba dan mengetuk pelan kaca kemudi.

Boat menurunkan kaca mobil, disampingnya ada Mild yang tersenyum prihatin. Ia agak kasihan dengan nasib Mew yang entah akan berakhir bagaimana di tangan Gulf karena memang selama ini sahabatnya ini sekaligus model yang menjadi tanggung jawabnya itu belum pernah benar-benar menggenggam seorang pria seperti ia menggenggam Mew. Ia bahkan mencari berbagai cara agar pria itu bisa bersamanya, seperti kontrak kerja tidak masuk akal ini. Apa hubungannya bagian desain dengan model ambasador? Tidak ada! Tapi Gulf membuatnya ada dengan bantuan dari kakak sepupunya itu Daren dan tentu juga tidak luput dari bantuan sang ayah, Mr. Kanawut. Apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan apa yang ia mau.

"Jadwal hari ini bukankah pemotretan outdoor dan..."

"Kau bisa meninggalkan pekerjaanmu." Potong Mild sebelum sahabat gilanya itu yang berbicara.

Gulf bisa jadi cenderung kasar jika keinginannya di tolak dan ia tidak suka itu, karena akan menambah pekerjaannya terlebih saat ini ia sedang tidak bersama dengan Daren. Mew baru saja akan kembali bicara, ia tidak ingin ada hal buruk menimpanya hanya karena kesibukannya bersama Gulf kesana kemari. Ia masih membutuhkan pekerjaan tapi ia tidak mungkin menolak pekerjaan ini terlebih hal ini berhubungan langsung dengan Putra sang pemilik perusahaan.

"Dia tidak akan suka jika kau menolaknya." Ucap Boat pelan.

Mengerti siapa dan apa yang Boat maksud, Mew memutuskan untuk menganggukkan kepalanya kemudian kembali menaiki bagian dalam mobil. Tidak ada tempat yang tersisa kecuali di samping si anak dari pemilik perusahaan dimana ia bekerja dan menyadari hal ini membuat Mew merasa berat.

"Kau tidak masuk? Kita bisa terlambat!" Omel Mild.

Ia tidak ingin merevisi lagi jadwal Gulf yang lain hanya karena sedikit keterlambatan. Setenar apapun Gulf, nama baik dan kelakuan Pria itu tetap harus sangat sempurna dan tidak boleh terlihat cacat apapun dan untuk itulah Mild ada di sini. Membantu Mew yang mungkin akan kewelahan mengurus tingkah laku dari Gulf.

"Bisakah aku duduk di depan?" tanya Mew sopan dan setengah berharap ia bisa menukar posisi duduk.

"Apa kau jijik denganku? Sehingga kau meminta untuk duduk di depan." tanya Gulf yang akhirnya mengeluarkan suara.

Mew terdiam dan Mild menatap kearahnya tajam sedangkan Boat hanya memberi kode agar Mew sedikit bersabar atas sikap dua pria ini. Tidak ada pilihan dan tidak ingin dianggap tidak profesional dalam bekerja, akhirnya Mew membuka pintu belakang kemudian masuk dan duduk dengan sangat tegap karena terlalu canggung. Tidak ada pembicaraan selama perjalanan sampai akhirnya Mild bergerak mengambil tasnya lalu mengeluarkan sebuah kotak bekal.

"Makan siangmu."

Mild memberikan kotak itu pada Gulf yang langsung menerimanya dengan cepat. Jujur saja, ia sudah kelaparan sejak tadi tapi tidak tahu harus makan apa dan bagaimana. Ia membuka kotak yang berisi sepotong sandwich dan buah-buahan. Mew memperhatikan Gulf yang sedang memakan Sandwich setelah itu memakan beberapa buah-buahan. Gulf makan dalam diamnya sambil menatap keluar jendela mobil. Mereka tidak menyadari bahwa Boat dan Mild diam-diam memperhatikan keduanya melalui kaca spion.

"Kau menyisakan strawberry lagi, Gulf?" tegur Mild.

"Sudah kubilang, aku tidak suka Strawberry." Keluh Gulf.

"Kau harus mengenyangkan perutmu. Kau terlihat kurus Gulf."

"Aku sudah kenyang. Jangan memperlakukanku seperti anak-anak atau orang sakit."

Ini final karena Gulf langsung menutup kotak bekal itu dan menyodorkannya pada Mew. Pria itu tidak tahu harus melakukan apa, ia manerima kotaknya lalu memberikannya pada Mild yang langsung menghela nafas kasar.

"Buat dia merasa nyaman." Ucap Mild tiba-tiba setelah keheningan yang berlangsung beberapa detik.

Mew sama sekali tidak mengerti, ia memandang Mild dan Boat bergantian tampaknya memang bukan untuk Boat tapi untuk dirinya. Mild menghela nafas kemudian memberikan kode melalui matanya agar Mew melihat Gulf, benar saja, Pria itu sudah terlelap dengan kepala bersandar pada kaca mobil. Ia tampak sangat damai dalam lelapnya seolah memberikan kesan yang berbeda bahwa ia adalah pria dingin yang sombong. Sekarang kulit putihnya tampak sedikit pucat dengan warna bibir layaknya buah peach, Kemeja putih yang sedikit kebesaran melekat di tubuhnya dengan celana jeans hitam membuatnya tampak seperti Aphrodite yang sesungguhnya. Tampan dan Cantik secara bersamaan yang membuat dirinya tampak begitu manis. Mew mengaguminya, hanya sekedar kagum.

"Kau tidak mengerti maksudku? Dia bisa sakit leher. Jika tidak ada yang menahan kepalanya." Jelas Mild lagi.

Biasanya dia yang menyetir dan Boat yang akan menjadi bantalan bahu Gulf tapi kali ini Mild ingin Mew yang melakukannya agar dia terbiasa dengan situasi seperti ini kedepannya. Pria itu harus memiliki cara pandang yang berbeda dan baru dari sebelumnya sekaligus membuatnya sadar bahwa Gulf tidak seburuk yang mereka semua pikirkan. Ia hanya kesepian dan kadang sedikit ketakutan.

Mew meraih kepala pria itu dengan hati-hati lalu merebahkannya di bahu. Ia bisa mencium wangi shampoo khas bayi yang begitu wangi dan menenangkan dan ia tidak bisa membayangkan seorang supermodel seperti dirinya masih menggunakan produk seperti itu.

"Kau harus mengusap pucak kepalanya agar dia bisa benar-benar tidur." Lanjut Mild memberikan komando dan Mew melakukannya.

Perjalanan menuju lokasi berlangsung cukup panjang dan tidak ada pembicaraan. Suara hanya terdengar dari alunan lembut musik klasik yang di putar oleh Boat.













Tbc~
____________________

Hmmm kayaknya Mew tipikal cowo yang takut sama pasangannya. Atau mungkin sering di sebut Suami takut Istri. Wkwkwk

Secara apa yang di perintahkan Mild. Mew dengan polosnya nurutin aja. Tanpa embel-embel nolak permintaan itu.😅

Btw yang mikir ini cerita GulfMew, salah ya.... Ini masih cerita MewGulf dimana Mew yang jadi Seme sedangkan Gulf yang jadi ukenya yaa. Aku cuman mau ngingetin aja biar kalian gak salah duga.

Jangan lupa vote sama komen ya. Aku harap kalian gk jadi sider ╥﹏╥. Setidaknya kalian kasih vote sama cerita ini kalo kalian belum sempat untuk komen. Karena dengan kalian kasih vote bikin nambah aku untuk nulis lagi.

See u the next chapter. :)

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang