Obsession 17

3.2K 397 30
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote. Vote nya di kiri bawah yaa. Biar semangat aku updatenya.😊

Suara ketukan pintu membangunkan Gulf dari tidur lelapnya. Ia melirik kesana-kemari, mencari ponsel atau apapun itu yang bisa memberinya petunjuk tentang waktu. Bahkan tidak ada jam weker dan ini jelas sekali bukan di kamarnya. Karena jam weker adalah benda pertama yang akan di siapkan oleh Mild begitu Gulf pindah ke apartemen baru.
 
Pria itu mencoba bergerak.
Namun rasa pegal dan sakit langsung menggerogoti seluruh tubuhnya terutama bagian bokongnya terasa sangat sakit. Ia bahkan tidak bisa mengingat apa yang terjadi semalam sampai akhirnya Gulf menyadari bahwa ada orang lain di atas tempat tidurnya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian menutup mulutnya dengan kedua tangan, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat kemudian ia mengintip tubuhnya sendiri di balik selimut.
 
"Damn! This is jackpot!"

"Mew tidur denganku? Jadi semalam bukan halusinasi tapi kenyataan." batin Gulf senang sekaligus tidak percaya.
 
Ia mendapati seorang perjaka suci di atas tempat tidurnya sementara dirinya tanpa mengenakan sehelai benang pun. Kemudian Gulf berusaha memutar ulang memorinya mencari potongan ingatan yang terlupakan semalam. Mengingat kembali apa yang terjadi di malam yang erotis itu.

Gulf ingat semuanya dan ini semua karena perbuatan Mild! Tidak! Berkatnya? Oh ya ampun,  apakah aku harus bersyukur atau malah mengutuknya? Sekarang Gulf bertarung dengan dirinya sendiri.
 
Tok....tok....tok
 
Sekali lagi, suara ketukan pintu menyadarkan dirinya dari lamunannya. Gulf segera beranjak dari tempat tidur dan mengambil salah satu potongan pakaian yang berantakan di lantai dengan asal. Sebuah kemeja putih besar milik Mew, well memangnya siapa lagi orang yang berada disana selain mereka berdua? Tidak mungkin hantu atau semacamnya.
 
Ia melangkah dengan susah payah menahan rasa sakit dan perih karena gesekan dari langkah kakinya. Ia segera menuju pintu dan membukanya.
 
Mr. Emon berdiri di sana.
 
"Bagaimana? Apakah kamu bisa menjadi model iklan ini?"
 
Pertanyaan bisnis di pagi hari dalam kondisi memalukan seperti ini. Mr. Emon melirik ke dalam melalui pintu yang sedikit terbuka setelah melihat penampilan Gulf yang sangat mencurigakan khas anak muda. Gulf menunjukkan sebuah senyuman kaku lalu berusaha menutup pintunya sedikit lagi.

"Tampaknya kau menikmati dan menyukai suasana di sini." Lanjut Mr. Emon
 
"Disini indah, yah, sangat indah, nyaman dan..."
 
Gulf kehilangan kata-katanya untuk sekedar basa-basi dan tertangkap basah seperti ini merupakan hal yang sangat memalukan. Ia selalu tampil sempurna di depan banyak orang. Tapi lihatlah dirinya sekarang? Tampak acak-acakan dan kacau.
 
"Baiklah! Untuk ke depannya, anda bisa mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan The Westin bersama putra ku, James."
 
Mr. Emon memperkenalkan seorang pria muda dan tampan yang sejak tadi berdiri di belakangnya. Pria itu tampak begitu dingin dan kurang bersahabat, jika saja tidak ada hubungan bisnis atau semacamnya mungkin Gulf sudah memaki Pria itu dengan sumpah serapahnya atau setidaknya menasehatinya agar tidak memasang wajah tampan dengan ekspresi seperti itu.
 
Gulf membalasnya dengan sebuah anggukkan kemudian Mr. Emon berpamitan pergi untuk menghadiri sebuah rapat dengan rekan bisnisnya dari Vietnam, meninggalkan James yang sekarang melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap Gulf dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Lumayan." ucapnya santai.
 
"What?!"
 
Gulf kehilangan kata-katanya. James berbalik dan beranjak untuk pergi. Sedangkan Gulf tidak peduli, ia langsung membanting pintu dengan kencang karena kesal. Suara itu membangunkan Mew hingga terkejut dan duduk di atas tempat tidur. Menatap sekelilingnya dengan kebingungan.
 
"A-apa yang terjadi?" tanyanya tidak percaya.
 
"Jangan bertanya! Apa yang kau lakukan semalam karena terlalu bersemangat itu membuat bokongku sakit!" Gulf bicara dengan nada tinggi hingga membuat kedua alis mata Mew berkerut. Kenapa juga pria ini harus marah di pagi hari seperti ini? Bukankah seharusnya ia yang bertanya apa yang terjadi semalam dan...
 
"Oh God!!"
 
Pekikan dari keterkejutan Mew semakin membuat Gulf merasa jengkel.
 
"Jangan bertingkah seperti orang kehilangan keperjakaan, Mew! Seharusnya disini aku yang marah." ucapnya kencang dari arah kamar mandi kemudian melemparkan kemeja Mew sembarang ke lantai kamar.

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang