Obsession 20

3.4K 423 111
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote yaa.
Biar makin semangat aku.

Selamat membaca.❤

Malam ini Gulf menghabiskan beberapa botol minuman beralkohol dan membuat Mild khawatir. Sahabatnya itu berubah sejak pulang dari acara makan bersama Joss dan itu sangat mengkhawatirkan sekaligus membuatnya sangat penasaran atas apa yang telah terjadi. Gulf tidak mengatakan apa-apa dan mengabaikan Mild yang hanya bisa menontonnya dalam diam.

"Kau tidak akan menceritakan dimana letak masalahnya? Jangan seperti ini Gulf."

Mild sedang mencoba bicara dengan cara yang baik agar tidak membuat Gulf merasa sedang di introgasi. Tapi usahanya sia-sia, yang ada hanya keheningan hingga Mild yakin telinganya bisa mendengar gerakan air dalam gelas yang ada di tangan Gulf.

"Gulf, kau tidak sedang baik-baik saja!" akhirnya Mild jengah.

Gulf menghentikan tangannya yang menggoyangkan gelas lalu menatap Mild. Tatapannya berbeda, sangat sendu, kosong dan terlihat menyedihkan.

"Bagaimana kalau aku katakan bahwa aku telah menyukainya?" tanya Gulf dan membuat kedua alis Mild terangkat.

Hal gila macam apa lagi kali ini? Masa hanya karena satu kali makan siang, bisa merubah Gulf menjadi seperti ini? Apa sebenarnya yang telah Joss lakukan dan...

"Mew..."

Pikiran Mild langsung terputus.
Ia menatap Gulf, rasanya ia baru saja salah mendengarkan nama yang keluar dari mulut sahabatnya itu.

"Apa maksudmu?"

"Kurasa, aku jatuh ke dalam lubang yang telah ku buat sendiri. Aku jatuh begitu dalam, Mild."

Kalimat singkat itu cukup untuk membuat Mild mengerti dan membuat mulutnya yang terbuka hendak mengatakan sesuatu kembali terkatup rapat. Ia tidak tahu harus menanggapinya dengan cara bagaimana.

"Gulf, jangan membuatku takut."

"Aku serius Mild. Aku benar-benar sadar dengan apa yang aku ucapkan."

Mild langsung beranjak dari duduknya dan pergi ke kamar tidur sahabatnya itu kemudian keluar membawa sebuah bantal dan selimut. Ia pun membimbing Gulf untuk beranjak dari lantai keramik dan merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang.

"Berhenti minum dan tidurlah. Besok kau masih memiliki banyak jadwal yang harus kau penuhi. Aku tidak ingin kau terlihat seperti zombie besok."

"Apa Mew akan datang? Apa dia akan datang menemaniku?" tanya Gulf dengan suara lemah.

"Dia akan datang karena memang besok adalah jam kerjanya. Jadi, kamu bisa bicara baik-baik dengannya dan tidak perlu khawatir."

Gulf diam. Ia sama sekali tidak menceritakan bagian dimana Mew ternyata sudah memiliki seorang kekasih. Jika Mild tahu, maka Mild pasti akan menghalalkan segala cara untuk membuat Mew menjauh darinya. Ia sangat mengenal Mild dan itu membuatnya merasa takut kalau Mild akan membuat Mew semakin menjauh dengannya.

"Apa lagi yang kau pikirkan?"

"Tidak ada."

"Kalau begitu tidurlah."

Gulf pun mengangguk pelan, menatap Mild yang membereskan meja dan menaruh gelas juga piring kotor di westafel dapur. Kemudian mengambil mantelnya dan berdiri di depan pintu keluar.

"Besok aku akan menjemputmu jam 7 pagi. Jadi, jangan sampai kesiangan!"

Mild pun berbalik dan pergi, meninggalkan pintu dengan suara klik yang menandakan pintu itu telah terkunci.

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang