Obsession 41

3.8K 392 76
                                    

Ada yang kangen sama aku gak? Kalo ada sini absen satu² ( ˘ ³˘)♥. Pasti kalian udah nunggu updaten ceritanya aku. Selama aku belum update cerita ini karena aku lagi sibuk banget mana juga sempat sakit jadi gak terlalu main hp aku. Ngedit aja masih pusing aku buat natap lama² di layar hp.

Kangen banget tau sama kalian...
Apalagi komen kalian, karena biasanya hampir tiap malam aku tuh balas atau gk baca komenan dari kalian.

Happy reading yaa..(◍•ᴗ•◍)❤


Daren melirik jam tangannya, mengangkat sebelah alis mata kemudian melirik ke arah salah satu pria berposisi manajer diperusahaannya. Tidak hanya dirinya, Annie dengan kacamata hitam dan bertingkah seolah dia seorang supermodel sedang berdiri didepan pintu geser otomatis bandara sambil melakukan hal yang sama -hanya mencoba terlihat keren seperti Daren mengingat para wanita yang berlalu diam-diam melirik kearah mereka bertiga, termasuk Mew dengan koper ditangan kirinya. Ia tidak seperti dan sekaya Annie apalagi Daren yang lebih suka bepergian menjelajah dunia dengan berbekalkan dompet dan passport saja.
 
"Sudah kubilang kau akan terlihat begitu merepotkan dengan koper butut mu itu." Tunjuk Annie tidak sabar.
 
"Setidaknya ia lebih hemat daripada dirimu, Ann." Bela Daren.
 
"Bagaimana dengan dirimu sendiri?"
 
"Aku mengirim barang-barang ku ke kediaman. Kau hanya meninggalkannya begitu saja dan mengambil favoritmu untuk dikirim ke rumah orangtua mu."

Annie mendecakkan lidahnya. Daren benar, Annie hanya mengambil beberapa favoritnya dan mengirimnya ke rumah hingga ketika ia pulang akan berakhir dengan sebuah ceramah panjang dari sang ibu tentang betapa pentingnya berhemat.
 
"Apa terlihat aneh?" Tanya Mew kebingungan. Meski sewajarnya orang bepergian membawa barang bawaan mereka sendiri. Bukan harus berajaib ria seperti penerus kaya yang saat ini sedang bersamanya.
 
"Tidak. Setiap orang terlihat cool dengan cara mereka sendiri." Jelas Daren.
 
Baru saja mereka memutuskan akan naik taksi daripada harus menunggu jemputan dari para saudara yang sudah melewatkan lima belas menit tanpa kabar. Suara nyaring langsung terdengar ditelinga ketiganya.
 
"Welcome back ma bro!"
 
Edwin memeluk Daren sedangkan Saint tersenyum sambil menyalami satu per satu orang yang baru saja tiba kembali di Bangkok.
 
"Bagaimana dua tahun mu di Rusia? Aku mendengar banyak dari para model kelas atas disana." Jelas Edwin.

Mew menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Meski prioritas utamanya hanya untuk membuat media iklan klien terlihat menarik tetap saja banyak model yang terkadang mencuri kesempatan untuk bertemu dengannya hingga membuat Annie jengah setengah mati.
 
"Aku akan mencekik dia di depan kekasihnya itu." Ucap Annie kesal.
 
Edwin mengangkat sebelah alis matanya, sedangkan Daren tidak memberikan reaksi sementara Saint malah tertawa menatap kearah saudara sepupunya itu.
 
"Kau akan lebih dulu dibunuh oleh Gulf sebelum berhasil membunuh pangerannya." Ucap Edwin sambil memegangi perutnya karena tawa.
 
"Siapa? Siapa yang ingin kau cekik di hadapan ku?"
 
Tawa Edwin mereda. Ke empat pria itu langsung mengalihkan perhatiannya kearah asal datangnya suara seorang pria. Gulf dengan pakaian casualnya, memadukan jeans dengan Hoodi Hitam serat di padukan dengan Jacket denim. Belum lagi kacamata hitam dengan rambut ala aktor korea. Disampingnya ada Mild yang menunjukkan senyuman permohonan maaf.

Mew sebenarnya akan memberikan sebuah kejutan, bukan menerima kejutan seperti ini.
 
"K-kau?" Annie terbata, menatap Mew untuk meminta penjelasan. Tapi Mew hanya mengangkat kedua bahunya dengan ekspresi bingung.
 
"Dia memaksaku untuk menunjukkan pembicaraan kita di ponsel." Mild memberikan penjelasan.
 
Gulf menatap Annie sinis, kemudian memeluk Daren dengan manja yang disambut hangat dengan Daren sebelum akhirnya ia melepaskan pelukkan itu dan menggandeng tangan Mew yang bebas dengan manja.
 
"Let's go home now!" Ucapnya ceria.
 
Mew tidak mengatakan apa-apa selain terpaksa mengikuti langkah kekasihnya yang menarik dirinya secara paksa untuk meninggalkan bandara tanpa sempat mengatakan apapun. Edwin, Saint dan Mild hanya bisa menatap sambil menggelengkan kepala. Daren dengan senyuman tipisnya sementara Annie menyempatkan diri untuk berteriak.
 
"Kalian belum menikah! Jangan bertingkah dihadapanku! Menjijikan, ck!"

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang