Obsession 28

3.5K 382 92
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dulu yaa...

Selamat membaca.❤


Pagi ini Gulf sudah mulai berwarna, maksudnya adalah tubuhnya kembali di penuhi aliran darah yang sebenarnya tidak memucat dan kurus kering lagi. Oke, itu memang sedikit berlebihan tapi percayalah bahwa perpisahannya dengan Mew benar-benar membuat Pria itu menjelma menjadi seorang vampire mengerikan. Senang rasanya melihat seorang supermodel menjadi seorang Pria paling cantik dan manis yang semestinya. Tunggu cantik dalam artian universal, karena kata cantik bukan hanya untuk wanita saja. Pria pun bisa di kata cantik. Dan itu luar biasanya. Ia tersenyum dan sesekali tertawa kecil di depan layar datar televisi meski Mild berulangkali bersumpah dengan dahi berkerut bahwa tidak ada sesuatu yang menarik atau lucu di sana, di layar kotak itu.
 
"Kau menertawakan apa?" tanya Mild pada akhirnya.
 
"Kau tidak lihat itu lucu?" tanya Gulf sambil memutar tubuhnya, menoleh ke arah Mild.
 
Mild mengerutkan dahinya bingung.
 
Sekarang sahabatnya itu mulai gila. Mana mungkin berita mengenai perkembangan ekonomi Thailand bisa berubah menjadi sebuah acara komedi menarik yang lucu? Tidak akan pernah! Itu adalah berita paling sakral dalam sejarah dunia bisnis. Well, ekonomi, sosial, budaya, perkembangan teknologi dan segala hal lainnya yang bisa mempengaruhi bisnis.

Daren Kanawut kembali memberikan bantuan kerja sama untuk pengadaan alat-alat tempur pasukan militer untuk para tentara Thailand dan.....
 
"That's it! Why he is always so hot?"
 
Keluhan Gulf langsung membuat Mild memutar kedua bola matanya sambil membawa dua minuman milk shake dan memberikannya yang satu kepada Gulf. Entah apa yang terjadi antara sahabatnya itu dan Mew semalam, mungkinkah mereka berdua memang sudah resmi untuk berpisah atau bagaimana? Jika iya, mana mungkin Gulf seceria ini di pagi hari? Apa dibuat-buat saja?
 
"Jangan memulai penyakit complex mu itu lagi."
 
"Jika tidak ada Mew, mungkin aku akan memohon pada ayahku untuk menikahkan aku dengan Daren. Dia seorang idola, kau tahu? Memilikinya akan menaikkan kasta mu atau semacamnya."
 
"Jadi kau berpindah haluan dari Mew dan kembali pada kakak sepupumu itu" ketus Mild.

Mild bertanya sambil meminum minumannya itu. Tidak banyak pekerjaan yang harus ia lakukan sejak Gulf memutuskan untuk hiatus dari dunia modeling dan ia sama sekali tidak keberatan, ia tidak terlalu suka mengurus orang-orang baru yang sama sekali tidak ia kenal. Gulf menjawabnya dengan gelengan kepala lalu tersenyum, menatap Mild dengan sepasang bola mata yang berbinar. Kali ini Mild benar-benar merasa takut dan yakin sesuatu telah terjadi.
 
"So, what?"
 
"Kau tahu? Mew berjanji tidak akan pernah pergi lagi dari ku."
 
Kali ini Mild bersumpah bahwa ia hampir saja menelan sedotan dari minumannya. Terlalu terkejut sekaligus takjub dan takut. Ragam rasa dalam satu waktu yang membuatnya langsung memegangi kedua bahu Gulf.
 
"Dimana dia?"
 
"Kembali ke apartemennya pagi-pagi sekali."
 
"Gulf, dia bukanlah sebuah pilihan yang tepat jika kau tidak bisa mengatasinya."

Gulf mengerutkan kedua alis matanya, balas menatap Mild. Untuk pertamakalinya Mild memberikan sebuah saran yang sama sekali tidak ia inginkan. Biasanya Mild akan selalu tahu dan akan selalu mewujudkan apa yang ada dalam pikiran Gulf, tapi kali ini berbeda. Mild baru saja bertolak-belakang dengannya.
 
"Apa maksud mu?"
 
"Dia bukan seorang pangeran yang bisa memberikan dunia serta isinya pada mu."
 
"Lalu?"
 
"Kau tahu mengenai biaya hidup atau semacamnya? Nama baik?"
 
Gulf menghela nafas, melepaskan kedua tangan Mild dari bahunya dengan lembut kemudian kembali menatap layar televisi.
 
"Aku bisa bekerja untuk kehidupan kami. Lagipula harta keluarga ku tidak akan mudah habis."
 
"Siapa yang bisa menebak masa depan, Gulf?"
 
"Ini pilihan ku dan aku memutuskan akan mempertahannya apapun yang terjadi."

Mild menyerah, ia ingin mengutarakan pendapatnya pun percuma karena sekarang Gulf sudah beranjak dari ruang tengah dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Ia tidak ingin berdebat mengenai masalah ini terlebih ini adalah urusan pribadi seseorang dan ia tidak boleh ikut campur meski jelas ingin sekali dirinya menyeret Mew pergi jauh dari Kota ini.
 
*****
 
Mew sudah menetapkan keputusan akhirnya semalaman hingga membuatnya kurang tidur hari ini. Ia bahkan sudah menghabiskan tiga cangkir kopi untuk mencegahnya mengantuk ketika menyetir mobil menuju tempat janjiannya dengan Title, sebuah restoran yang memang tidak terlalu mewah. Restoran favorit Title sekaligus tempat mereka pertamakali berkencan. Ia tidak tahu apa yang akan Title pikirkan jika ia mengatakan bahwa dirinya menginginkan mereka untuk berjalan masing-masing di jalan yang mereka pilih.

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang