Bedtime Stories

Bedtime Story 3

Bulan, Bintang, Mentari, dan Bumi

Malam ini Bulan bangun. Ia bersiap menerangi malam dengan sinar redupnya.

Ah, Bulan jadi ingat saat ia mengalah untuk Mentari, agar Mentari dapat sinar lebih banyak. Padahal, keberadaan Bulan jadi tak sepenting Mentari. Bulan juga hanya bisa mengawasi Mentari dari jauh karena Bumi butuh Bulan saat malam saja. Bulan sabar menanti saat ia bisa berpapasan dengan Mentari, saat gerhana.

Malam yang sama, Bintang juga terbangun.

Ah, malam ini Bulan tetaplah Bulan yang Bintang puja. Bintang selalu ada di sisi Bulan, melihat pandangan Bulan yang tak pernah lepas dari Mentari. Bintang rela, yang penting sosok yang selalu ada di sisi Bulan adalah dirinya. Bintang selalu berusaha bersinar lebih terang dari Mentari, mencoba mencuri perhatian Bulan.

Diam-diam ia berharap suatu saat Bulan bisa lihat terangnya Bintang,

Di sini, di siang hari, Mentari bersinar sendiri.

Dengan bangga ia bersinar untuk pencuri hatinya, Bumi. Tak terhitung berapa kali hatinya sakit karena Bumi tak mengharapkan Mentari untuk lebih dekat. Tapi Mentari tahu, Bumi membutuhkannya untuk kebutuhan penghuni kecil Bumi.

Biarlah Bumi tak ingin dekat, setidaknya Mentari memberi kebahagiaan untuk Bumi dari jauh. Beruntung Bulan mau mengalah agar berikan sinar untuknya kala itu karena sekarang ia bisa berguna untuk Bumi.

Sedangkan Bumi?

Setiap malam, Bumi berharap Bintang jatuh ke pelukannya. Penghuni kecil di Bumi selalu memberi harapan pada Bintang yang mendekat, seakan-akan hendak jatuh pada Bumi. Ah, mungkin bukan saatnya Bintang jatuh pada Bumi. Bumi percayakan Bulan untuk jaga Bintang karena ia yakin akan ada saatnya Bintang hadir untuk Bumi.

Cinta hanyalah tentang menanti dan merelakan, meski belum tentu saling memeluk atau melepas.

Siapakah kamu sekarang ini?

Bulan, yang hanya bisa memandang,

Bintang, yang dekat tapi tak sampai,

Mentari, yang berkorban dari jauh, atau

Bumi, yang menjaganya lewat orang lain.

ditulis pada 13 Juni 2018