Bedtime story 25.5

3 2 0
                                    

Fay, Farhan, dan Dzaki

Sebuah pesan masuk pagi itu, pagi yang dingin setelah hujan deras semalaman.

Dzaki : cafe biasa kan? hari foto ke-300 kamu.

Fay menahan tawa dengan senyum. Ia yakin sekali beberapa hari lalu Dzaki menganggap fotonya sepele dan tak masuk akal. Lihat sekarang, siapa yang tak sabar untuk merayakannya?

Fay : oke, cafe biasa!

Fay memandang ikat rambut bandul bintang pemberian Dzaki. Ia tak pernah lupa perkataan Dzaki saat itu, "Aku berikan ini agar kamu ingat, meskipun tak selalu tapi aku akan berusaha untuk paham kamu."

Fay mengernyit tak nyaman membayangkannya. Jarang sekali seorang Dzaki berpesan seperti itu. Dzaki membuktikan perkataannya, ia tinggal meskipun Farhan hadir. Ia berusaha paham tentang alasan Fay menerima Farhan.

Bohong jika Fay bilang ia tidak merasa tak enak hati. Tapi Fay juga tidak melihat perubahan sikap Dzaki, ia tetap menjadi Dzaki yang Fay tahu, dengan ada atau tidaknya Farhan. Entah mengapa Fay merasa akan kehilangan Dzaki sepenuhnya jika ia terlalu mementingkan Farhan, padahal Dzaki sendiri tidak terlihat seperti orang yang kehilangan.

Apa yang Fay khawatirkan?

Selang beberapa menit, kali ini Farhan yang mengiriminya pesan.

Farhan : aku tahu tempat makan baru yang enak, mau rayakan hari foto?

Fay berpikir sebentar, ia jarang bercerita tentang Dzaki kepada Farhan, rasanya tak nyaman. Atau mungkin ia takut Farhan tak nyaman. Umur hubungannya dan Farhan belum bisa disebut lama, banyak hal yang Fay rasa butuh waktu untuk beradaptasi.

Padahal Farhan tahu, ia dan Dzaki tidak memiliki hubungan spesial tanpa Fay harus bercerita. Bahkan beberapa kali Farhan lebih dulu bertanya mengenai Dzaki pada Fay. Farhan juga berusaha paham mengapa Fay enggan bercerita mengenai Dzaki, mengapa Fay tidak bisa kehilangan Dzaki.

Bersama Dzaki, Fay akan selalu ingat waktunya berpijak untuk menata kehidupan yang sebenarnya tanpa takut kalah karena Dazki pasti ada. Bersama Farhan, Fay menjadi perempuan yang bebas berangan di antara awan tanpa takut jatuh karena Farhan ada.

Terlalu lama berpikir, Farhan kembali mengirimnya pesan.

Farhan : eh kalau kamu udah bikin janji, gak perlu maksa jalan sama aku ya

Kali ini senyum Fay penuh dengan syukur, ia tak perlu menjelaskan tapi Farhan selalu paham.

Fay : iya, aku sudah janji sama Dzaki, nanti kita atur jadwal, ya?

Malamnya, Fay dan Dzaki bertemu di tempat yang mereka janjikan. Dzaki seperti biasa, tak banyak bicara.

"Hey, aku jarang bahas tentang Farhan ya?" tanya Fay. Dzaki mengangguk, tak banyak komentar. "Menurut kamu, Farhan gimana?"

"Kelihatannya orang baik, kamu juga gak pernah ngadu dia jahat atau gimana. Someone who i can trust."

"Kalau... Farhan berhasil ngambil seluruh perhatian aku, gimana?"

"Gimana apanya? Wajar lah, pacar kamu ini," jawab Dzaki lagi.

"Kamu, gimana?"

"Bukan berarti aku harus pergi, kan? Suatu hari nanti, aku juga bakal memulai hubungan seperti yang kamu jalani sekarang. Suatu hari nanti prioritas aku juga bakal berubah."

Wow, Fay tidak menyangka jawaban itu dari Dzaki.

"Kamu paham kan hubungan kita sebenarnya ada batas? Ya meskipun kita udah bareng lama banget, ada hal-hal yang gak bisa kita lakuin, perasaan dan pengalaman baru yang gak bisa kita bagi," tutur Dzaki.

Fay lupa, Dazki jauh lebih dewasa daripada dirinya. Dzaki jelas lebih bisa menerima perubahan besar dari keduanya dibanding Fay. "Ah, harusnya sejak lama aku belajar buat gak bergantung sama kamu ya, Ki," kata Fay.

"Kamu punya Farhan, aku percaya sama Farhan buat ngasuh kamu." canda Dzaki.

"Eh, bukannya kebalik? Enak aja!"

Keduanya tertawa dan menghabiskan malam dengan hati Fay yang jauh lebih lega. Fay bersyukur Dzaki bisa mengatakan hal tadi tanpa beban, Fay yakin Dazki akan segera menemukan bahagianya yang lain.

Mulai sekarang, Fay akan lebih memprioritaskan Farhan. Dengan Farhan, Fay dapat leluasa terbang dalam semesta mereka, bahkan lebih jauh. Fay rasa, perjalanan mereka akan diiringi keajaiban yang cantik.


ditulis pada 15 Agustus 2020

Bedtime StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang