Bedtime Story 12

8 2 1
                                    

Tentang Sayang Teman

Dahulu, aku dan seseorang sangat dekat. Saling tahu baik buruknya, pengalamannya, sampai tahu jam tidur masing-masing. Ia tempatku berkeluh kesah, tempatku beristirahat, sumber semangatku.

Cukup sering kami berbagi cerita. Aku dan kesukaanku, dia dan kesukaannya, dalam hal apapun. Mungkin malamku lebih banyak diisi oleh kisahnya dibandingkan dengan kisahku sendiri.

Kau tahu kan, kepribadian seseorang bisa berganti tergantung situasi? Dibandingkan dengan dirinya di kehidupan nyata, aku lebih menyukai kepribadiannya lewat tulisan, lewat ceritanya. Jujur, kami jarang bertegur sapa secara langsung, karena itu aku lebih menyukainya via dunia maya dibandingkan dunia asli.

Terkadang, aku beerharap kami bisa seakrab di dunia ketikan dalam dunia nyata.

Tiba-tiba, ia menyukai banyak hal baru. Terlalu banyak, hingga aku bingung apa yang sebenarnya ia sukai. Termasuk mempunyai teman baru, teman bermain yang baru, hingga lambat laun malamku tak dihiasi dengan kisahnya lagi. Ia sudah enggan bercerita dengan aku yang mungkin sudah menjadi orang yang membosankan.

Ketika hanya lewat media sosial aku dekat dengannya dan ia berhenti menghubungiku lagi, otomatis aku dan dia menutup buku kami tanpa ada bagian akhir cerita.

Jika kalian berpikir bahwa cerita ini adalah bagian dari kisah romansaku, kalian salah besar. Patah hati tak selalu bersumber dari kekasih. Aku, seseorang yang hanya memiliki satu harapan sederhana, patah hati oleh orang yang ingin sekali aku jadikan teman bercerita.

Sebut saja sayang sebagai teman itu dusta, tapi aku benar-benar menyayanginya.

Kisah kami sudah sampai pada epilognya, bahkan sebelum epilog itu dirancang.

Hai, kamu, semua orang memang berubah, pasti akan berubah. Tapi tolong, jangan menjadi bagian dari orang-orang yang melupakan pada siapa mereka membuang 'sampah'-nya dulu.

Aku merindukanmu yang lalu.

ditulis pada 7 Maret 2019

Bedtime StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang