Bedtime Story 8

11 3 0
                                    

Biru dan Jingga

Biru selalu takut untuk melihat manik dari Jingga. Biru enggan melihat mata Jingga yang tengah menatapnya. Lebih baik Biru melihat tanah saja, atau pura-pura tak melihat kala berpapasan dengan Jingga. Rasanya lebih baik Biru disangka orang sombong.

Biru tak pernah melihat Jingga dengan cara pandang yang sama seperti ia melihat orang lain. Rahasia Biru tentang Jingga terlalu banyak. Semua rasa, asa, cerita, dan warna dari Jingga akan terlihat jelas di mata Biru. Biru takut semuanya terbongkar dengan satu pandang saja dari Jingga.

Biru jatuh cinta pada Jingga dan menyembunyikan perasaan merupakan jalan yang ia pilih. Biru takut dibaca Jingga dan Jingga akan pergi karena perasaan yang Biru pendam.

Tapi hari itu, Jingga melihat Biru, membaca Biru. Seperti menyelam ke dalam cerita panjang yang tak berujung.

Biru mengalihkan pandangannya, "Jangan baca aku, Jingga. Ceritaku terlalu banyak dan bukan saatnya aku membukanya."

Tak disangka, Jingga tersenyum.
"Aku sudah baca, Biru. Jangan bersembunyi lagi, aku cinta Biru. Aku tak akan pergi karena ini saatnya untuk memulai."

Biru terkejut. Untuk pertama kalinya Biru tatap mata Jingga lekat. Apa yang Biru baca dari Jingga tak pernah Biru sangka. Isi mata Jingga, semua tentang Biru.

Biru baru sadar, tak selamanya menyembunyikan itu baik dan menyuarakan itu buruk. Beruntung Jingga menyimpan jutaan rasa untuk Biru dan memilih untuk menyuarakannya.

Bagaimana dengan kalian? Masih tahan untuk memendam?


ditulis pada 29 September 2018

Bedtime StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang