Remake Version 2

7 3 0
                                    

Gadis Berkerudung Merah

Setiap sebulan sekali, Gadis Berkerudung Merah menetap di rumah neneknya yang berada di ujung hutan untuk membantu merawat kebun. Nenek punya kebun beri-berian yang banyak, sehingga ia butuh bantuan untuk mengurusnya. Kali ini, Gadis Berkerudung Merah membawa roti baguette buatannya sendiri. Saat ia berjalan di tengah hutan, datang hewan buas yang hendak memangsanya, Serigala.

"Sepertinya, baguette itu lezat, apalagi kamu, gadis cantik, sebagai makanan utama," kata Serigala itu. Kakinya sengaja berjalan pelan mengitari Gadis Berkerudung Merah yang mematung ketakutan.

"Tolong, biarkan aku pergi. Nenekku tengah menunggu di sebrang hutan," katanya.

Serigala merenung, memikirkan permohonan gadis itu. Serigala bukanlah hewan bodoh yang akan melepas mangsanya begitu saja. Ia harus mendapat balasan yang setimpal jika membiarkan Gadis Berkerudung Merah pergi. "Baiklah," ucap Serigala. "Kau akan aku bebaskan dengan satu syarat."

"Apapun asalkan kau membiarkanku lewat," kata Gadis Berkerudung Merah terburu-buru, tak mau berdebat lebih lama dengan Serigala. Ia sudah putus asa.

"Setiap malam, kau harus memberikan aku makan malam yang enak. Aku akan selalu menunggu di sekitar rumah nenekmu," kata Serigala. Mau tak mau, Gadis Berkerudung Merah menuruti Serigala demi keselamatannya dan Nenek.

Sejak hari itu, setiap malamnya, Gadis Berkerudung Merah mengendap-endap keluar rumah dan memberikan makan malam untuk Serigala ketika Nenek sudah terlelap. Serigala biasa menunggu di balik pohon besar di halaman belakang rumah Nenek. Hingga sudah lewat berbulan-bulan lamanya, setiap Gadis Bertudung Merah menetap disana, Serigala juga hadir di balik pohon.

Tanpa disadari, Serigala menjadi terbiasa tinggal di sekitar rumah Nenek. Kebun beri milik Nenek ia jaga seperti penjaga yang patuh. Serigala selalu menjaga keselamatan Gadis Berkerudung Merah dari luar rumah atau mendampinginya saat Gadis Berkerudung Merah akan menyebrangi hutan untuk pulang. Banyak serigala lain datang hendak mengambil beri dan memangsa penghuni rumah Nenek, namun berakhir bertengkar dengan Serigala.

"Mengapa wajah dan kakimu penuh luka?" Tanya Gadis Berkerudung Merah. Ia sudah penasaran dengan tingkah laku Serigala yang misterius. Selalu ada hari dimana Serigala terluka seperti itu.

"Aku hanya memberi sedikit pelajaran pada serigala lain yang memasuki teritorialku," jawab Serigala dingin. Dan seperti malam-malam yang lain, gadis itu mengobati luka Serigala yang asyik memakan makan malamnya.

"Tidak kusangka, kamu mau melakukan ini terus menerus. Padahal aku tidak terlihat baik," kata Serigala suatu malam. Gadis Berkerudung Merah tersenyum mendengarnya. Serigala memang tidak punya tampang yang ramah, tapi ia mau menjaga Gadis Berkerudung Merah hanya dengan imbalam makam malam. Stigma mengenai binatang buas yang jahat tidak gadis itu lihat dalam Serigala.

"Semua orang baik, Serigala. Kamu hanya perlu waktu yang tepat untuk membuktikannya," ucap gadis itu. Sontak Serigala memalingkan wajah ketika ada perasaan hangat di hatinya.

Keesokan malamnya, Gadis Berkerudung Merah hendak pulang ke desa untuk membawa pupuk baru. Saat ia hendak berpamitan dengan Serigala, ternyata Nenek yang sudah lama curiga dengan gelagat Gadis Berkerudung Merah mengikuti kemana gadis itu pergi. Nenek sontak panik karena melihat Gadis Berkerudung Merah mengelus surai Serigala di halaman rumahnya.

"Ternyata ini alasan kamu selalu menghilang setelah jam makan malam? Menjauh darinya! Binatang buas itu jahat!" seru Nenek.

Serigala hendak menunjukkan bahwa dirinya baik karena ia rasa ini waktu yang tepat untuk mematahkan stigma itu. Gadis Berkerudung Merah juga berusaha menjelaskannya kepada Nenek, namun Nenek yang sangat ketakutan tidak peduli. Ia memukul kaki Serigala dengan cangkul kayu dan berlari masuk ke rumah dan menelpon cucunya yang lain, Pemburu.

"Pemburu! Cepat datang ke rumah Nenek! Ada serigala yang sudah membodohi Gadis Berkerudung Merah!"

Gadis Berkerudung Merah buru-buru menyelamatkan Serigala ketika mendengar teriakan Nenek. Ia membantu Serigala bersembunyi melintasi hutan hingga sampai di salah satu gua dekat gunung.

"Kamu salah, cantik," kata Serigala dengan napas terengah. "Sebaik apapun aku sebenarnya, semua orang tetap menganggapku jahat."

"Tidak, Serigala. Kamu adalah sosok paling baik yang pernah aku kenal," kata gadis itu. "Kamu menyelamatkanku dari serigala lain, kamu juga tidak mengingkari janjimu untuk memakanku. Meskipun di dunia ini hanya tinggal aku yang percaya bahwa kamu orang baik, kamu tetaplah baik, Serigala."

"Bagaimana kamu bisa menyimpulkan bahwa aku memang sosok yang baik? Tampangku tidak ramah sama sekali," tanya Serigala bingung.

"Dari hatimu," jawab Gadis Berkerudung Merah dengan suara lembut.

Ah, ternyata ini perasaan hangat yang sering Serigala rasakan ketika berada di dekat Gadis Berkerudung Merah. Ketulusan dari hati gadis itu bisa juga membuat hatinya berbunga. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing hingga suara kaki Pemburu mendekat. Gadis Berkerudung Merah semakin melindungi Serigala di balik bebatuan.

"Tidak apa," ucap Serigala tiba-tiba. "Setidaknya sebelum aku mati, ada satu orang yang mengakui kebaikanku. Jangan halangi aku dari Pemburu, kamu harus menyebar kebaikanmu ke seluruh dunia. Sejahat apapun dunia, selalu akan ada tempat untuk orang baik sepertimu."

"Terima kasih untuk semua kebaikanmu, Gadis Berkerudung Merah," kata Serigala. Gadis itu menangis keras sambil memeluk Serigala, bertepatan dengan kedatangan Pemburu. Tanpa Gadis Berkerudung Merah sempat mengucapkan kata terakhir untuk Serigala, suara tembakan menggema ke seluruh gua. Pemburu keluar dari gua diiringi dengan isakan Gadis Berkerudung Merah yang tidak berhenti.

Hari-hari setelahnya, Gadis Berkerudung Merah tetap mengendap-endap keluar rumah. Ia memberikan tangkai demi tangkai mawar yang berbeda setiap malamnya untuk makam Serigala. Makam itu menjadi pengingat bagi Gadis Berkerudung Merah bahwa setia porang memiliki sifat baik dari dalam hati, sejahat apapun pendapat dunia terhadapnya.

ditulis pada 8 Mei 2020

Bedtime StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang