5. Maaf atas nama panitia

32.7K 4.1K 675
                                    

"Diam tanpa suara tapi meninggalkan berisik dalam tanya."

Haloo..
Sagala new version ✨

Selamat membaca, ya.

***

Malam mulai menyapa, semua anak-anak sudah berbaris di lapangan bola Universitas. Lapangan yang sudah di kelilingi banyak tenda, dan di tengahnya sudah tersedia tumpukan kayu yang akan di sulap menjadi api unggun.

"Mental adalah kunci keberhasilan seseorang," ujar Galaksi lantang. Kini toa sudah mengantung di lengan tangannya. Matanya tajam dengan rahang yang menegas.

"Tidak ada manusia yang bisa berhasil mencapai garis finish dengan bermodalkan mental lembek!

Kharismanya menyita semua mata. Termasuk Sea. Suasana malam semakin mencekam, kala Galaksi melempar sebuah lilin ke kubangan kayu yang sudah di siram minyak tanah. "Fisik yang sempurna, wajah yang indah, tidaklah ada apa-apanya jika manusia itu tidak memiliki mental baja!" Kali ini giliran Revan yang melempar lilin. Api mulai menyala.

"MENTAL YANG SAYA MAKSUD BUKANLAH KUATNYA FISIK KALIAN DI SAAT BERADU.*

Suara Galaksi semakin lantang, membuat semua orang merinding.
"MENTAL YANG SAYA MAKSUD ADALAH JATI DIRI DAN POLA PIKIR KALIAN SEBAGAI MAHASISWA!"

"Konsistensi dan tidak gampang goyah meski dalam satu kali hentakan dan bentakan!"

"DO THE BEST THEN GET THE BEST! HIDUP MAHASISWA!" teriak Galaksi.

"HIDUP MAHASISWA!" sahut yang lainnya.

"HIDUP MAHASISWA!" pekik Galaksi lagi degan tangan mengepal ke atas.

"HIDUP MAHASISWA!" ikut mereka. Hingga beralih ke rangkaian acara lainnya. Tidak lama setelah pidato tanpa salam dari Galaksi, mereka menyanyikan lagu Indonesia raya sebagai tanda hormat kepada negara tercinta. Dan melanjutkan dengan acara makan malam. Anak Litbang ikut turun tangan membagikan nasi padang. Yang lain sudah mengambil posisi nyaman untuk makan.

"Jangan sampai ada yang gak kebagian," ujar Wisma dengan toa. Dirinya tidak mau mengulang kisah di aula saat mahasiswi bernama Sea tidak mendapatkan nasi.

"Aman?" tanya Wisma setengah berteriak.

"AMAN WAGUB!" ujar panitia yang bertugas membagikan makanan bersamaan dari seluruh sudut.

"SEBELUM MAKAN, ADA BAIKNYA KITA BERDOA MENURUT AGAMA DAN KEPERCAYAAN KITA MASING-MASING. BERDOA MULAI," pekik Wisma. Semua mata mulai menutup lalu bibir dan hati mengucap syukur atas nikmat yang Tuhan beri malam ini. "DOA SELESAI!" ujar Wisma.

Galaksi ikut duduk di atas rumput gajah mini bersama dengan anak-anak BEMF lainnya. Ia membuka bungkusan nasi dengan Aurel di sebelahnya. "Gal, tuker lah. Gue dapat ikan nih," ujar Revan datang-datang duduk di sebelah Galaksi.

"Lu tau gue sesuka apa sama paha ayam kan?" ujar Galaksi sinis.

"Oh iya lupa, CEO of paha ayam," sinis Revan.

"Eh gabung semua aja," celetuk Lyra membawa nasinya. Mereka mengangguk dan jadilah membentuk gerombolan berempat.

"Lu kalau mau paha ayam punya gue, ambil aja Gal," tawar Aurel.

"Ini cukup, Rel," ujar Galaksi menolak dengan santun. Aurel mengangguk. Mata Sea tak lepas menatap betapa dekatnya Galaksi dengan Aurel. Dalam hatinya, Galaksi tampak seperti pria jahat, di antar makanan pada seorang wanita, jalan kepada wanita yang lebih dewasa dan di kampus dekat dengan Aurel.

Sagala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang