36. Kenapa trauma?

26.4K 3.9K 1K
                                    

Absen dulu sini! Emoticon sebanyak-banyaknya.

Selamat membaca ya!

Besok Sagala akan vote cover di Reneluvbooks. Jangan lupa pantengin, ya!
See u.

***
Setibanya di rumah sakit, Galaksi berjalan dengan tergesa-gesa, membuat Kanaya menggelengkan kepalanya.

"Galaksi," ujar Ardi saat mereka berpapasan di depan pintu ruang rawat Sea.

"Om," ujar Galaksi mencium tangan Ardi. Rigel dan Ara ikut melakukannya. "Sea gimana Om? Ko, ke?" tanya Galaksi.

"Dia lagi istirahat. Gapapa kok Gal, gak ada luka yang fatal."

"Tuh denger, bener kan kata Abang?" bisik Rigel. Ara malas menanggapinya, ia memilih untuk mengangguk saja, biar cepat pikir Ara.

"Oh ya, Om, ini Mama sama Daddy," ujar Galaksi. Lalu mereka bersalaman.

"Tante cantik mana Om?" tanya Rigel celingukan.

"Tante Arina baru aja Om anter balik, harus istirahat, soalnya beberapa hari lagi harus kemo."

"Ara mau masuk boleh gak Om?" tanya Ara.

"Mending kita balik deh, biar Bang Galak aja yang masuk," ujar Rigel. Kini tangannya menepuk punggung Galaksi. "Sebagai calon suami yang baik, lu harus pinter cari perhatian orangtuanya, biar dapat res–argh sakit oncom baso aci enak cekali," ujar Rigel dengan nada tertahan. Perutnya habis di sikut dengan sakit tanpa tawar menawar.

Kanaya menatapnya garang. Orion tetap pada wajah datarnya. Ardi tertawa kecil.

"Maksud Rigel kan Sea baru tidur, kasihan harus bangun karna kita datang. Mending pulang dulu, nanti kemari lagi."

"Tapi Ara mau ngeliat, Bang," rengek Ara.

"Dari sini aja kan udah bisa liat. Tuh dia lagi bobo cantik, habis makan pisang kan Om tadi?" tanya Rigel tanpa dosa. Kanaya menarik baju Rigel agar dirinya berada di belakang. Lagi-lagi Ardi tertawa.

"Kalian habis dari Yogya kan? Benar kata Rigel, istirahat aja dulu."

"Iya udah. Abang mau balik dulu atau nunggu Sea bangun?" tanya Kanaya.

"Di sini aja, Ma," ujar Galaksi.

"Sea pasti baik-baik aja Bang. Gak usah terlalu cemas," ujar Kanaya mengusap lengan Galaksi.

"Mama tinggal ya Bang."

Orion hanya diam. Lagi pula, jarang sekali pria ini gampang berbaur dengan orang baru. Ia hanya merangkul Kanaya lalu mereka meninggalkan Galaksi dan Ardi yang masuk ke ruangan.

"Harusnya ada Tante Arina, biar sekalian langsung lamaran di bankar rumah sakit," kekeh Rigel. Orion ikut terkekeh. Tidak di sangka, putranya sudah lajang semua.

"Abangmu kan mau S2 dulu, Gel, mana mungkin nikah pas lulus S1."

"Ma, apa yang gak mungkin, menangis di keramaian aja mungkin kan, cinta memang penuh dengan keajaiban. Jangan lupa, Mama belum lulus aja udah menikah," ledek Rigel.

"Mas," rengek Kanaya. Orion terkekeh geli.

"Kamu sih, doyan banget ceritain masa lalu ke anak-anak!" ketus Kanaya.

"Ma, denger deh. Kan gini, ada dosen yang menurut Rigel di atas tampan, tapi bisa naksir mahasiswi serba b aja kaya Mama, aw aw aw, ih Mama, sakit ish," ringis Rigel.

"Makanya mulutnya di jaga!"

"Orang Daddy yang bilang kok kalo Mama itu biasa aja," ujar Rigel mengibarkan bendera perang.

Sagala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang