32. Dangerous!

15 10 0
                                    

Happy Reading 💖
Jangan lupa tekan bintangnya sebelum membaca!!
Maaf Jika Ada Typo!!
.
.
.

Jaehwan berjalan dengan cepat memasuki rumahnya yang sudah tidak di tempati lagi. Mengingat Jae Wook harus di rawat di rumah sakit hingga satu bulan ke depan.

Menaiki satu per satu anak tangga dengan tidak sabaran hingga akhirnya anak laki-laki itu sampai di depan pintu kamarnya.

Jaehwan menghela nafas. Ia memasuki kamarnya itu. Jaehwan tidak langsung mencari barang yang sedari tadi memenuhi pikirannya.

Anak laki-laki itu berdiri mematung dengan bahu merosot di belakang pintu kamarnya, setelah ia mengunci pintu itu.

Kamar ini, kamar yang penuh dengan alat musik dan foto dirinya bersama kedua temannya. Yang tak lain adalah Jihoon dan Woojin.

Di sudut kamar terdapat foto besar saat dia tampil di pertandingan musim semi beberapa bulan yang lalu. Saat dimana ia mengenal orang baru.

Saat dimana kekacauan ini terjadi dengan sangat perlahan tanpa ia sadari. Sejujurnya, ia tidak pernah mengenal ibunya. Ibunya meninggal saat melahirkan dirinya.

Ia tumbuh sendiri tanpa kasih sayang dari Jae Wook, ayahnya sendiri. Ia tumbuh bersama Woojin dan Jihoon hingga menjadi sahabat yang tak terpisahkan.

Jaehwan menghela nafas. Ia duduk di kasur empuk miliknya. Ia jarang sekali mengunjungi rumah ini. Ia lebih senang berada di dalam rumah Woojin.

Rasanya, rumah Woojin adalah rumah yang sesungguhnya. Rumah yang hangat dan penuh canda tawa.

Tak ingin larut dalam nostalgianya, Jaehwan segera berdiri lalu melangkah menuju lemari pakaiannya.

Memeriksa semua jaket yang pernah ia gunakan. Sejujurnya ia tidak ingat jaket mana yang ia gunakan saat mengantar Ye Jin. Tapi satu hal yang pasti, jaket itu tidak ada di rumah Woojin.

Dengan susah payah, Jaehwan mengambil jaketnya yang berwarna putih yang terletak di balik pintu kamar mandi.

"Gila banget dah! Siapa yang nyangkutin ini di sini sih?! Dah tau gue kurang tinggi!"sungutnya sambil terus berusaha meraih jaket itu.

Tak kehabisan akal, Jaehwan menarik sebuah ember yang terletak di pojok kamar mandi. Membuang airnya tanpa perasaan lalu menggunakan ember itu sebagai tumpuan agar ia bisa meraih jaket yang tersangkut di paku itu.

"Gini-gini, gue juga masih punya otak buat relain nih jaket robek. Yakali jaket sebagus ini harus robek"ujarnya sambil menggerogoh saku jaket itu.

Jaehwan mengernyit saat tangannya menyentuh sebuah kertas. Dengan cepat anak laki-laki itu segera mengeluarkan kertas itu.

Jaehwan segera turun dari ember tumpuannya. Berjalan menuju kasurnya dengan tatapan mata yang fokus pada surat di tangannya.

Setelah mendudukkan dirinya di kasurnya, Jaehwan mulai membaca surat itu. Tubuhnya menegang seketika.

"Siapapun yang akan mendapatkan surat ini, saya Woo Hee Jin, meminta tolong kepadamu, agar menjadi pelindung untuk putri saya Ye Jin. Maaf sudah membuatmu ikut dalam permasalahan ini. Tolong sampaikan pada anak tiri Han So Hae, bahwa ibunya sedang merencanakan hal jahat. Tolong katakan padanya, nyawa Jae Wook sedang terancam. Wanita itu, adalah penyebab semua masalah yang ada. Dia ingin menguasai seluruh harta milik Jae Wook. Dan aku, jika aku di temukan meninggal suatu hari nanti, kau harus percaya dan katakan pada semua orang bahwa aku telah di bunuh wanita itu. Berhati-hatilah. Dia berbahaya. Tolong jaga Ye Jin untukku. Kuharap kau bisa. Sampaikan juga permintaan maafku pada Ye Jin. Tolong katakan padanya, agar ia hidup lebih baik. Terimakasih. Woo Hee Jin, Seoul-2020.

Couple Kim (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang