✎2.0 : Prolog

1.6K 137 0
                                    

Happy Reading

13 tahun kemudian ...

David membanting semua benda yang ada di dalam kamarnya. Kamar yang tadinya rapi kini sudah terlihat seperti kapal yang hancur, beling berserakan dimana-mana, buku-buku tercampak kesegala sudut ruangan.

Jisoo yang melihat itu sama sekali tidak tinggal diam. Ia berusaha menghentikan tindakan yang putranya lakukan.

Tapi, pemuda delapan belas tahun itu tidak menghiraukan ucapan sang bunda.

“David, tolong dengarkan, Bunda,” pinta Jisoo.

“SUDAH CUKUP SEMUA KEBOHONGAN INI! AKU SUDAH MUAK DENGAN SEMUANYA!” bentak David dengan ditambahkan pekikak.

David terus membanting semua barang yang ada di kamarnya. Membanting semuanya tanpa memperdulikan siapapun yang berusaha menghentikannya. Bahkan, computer saja hancur dibuat remaja itu.

Ini semua terjadi akibat ucapan dari temannya yang mengatakan bahwa ia adalah seorang anak yang seharusnya tak lahir karena ia tak diinginkan oleh siapapun.

Jisoo memutuskan untuk berjalan mendekati sang putra. “Aaaaa ...!” pekik Jisoo ketika beberapa serpihan kaca terlihat melukai kakinya.

Dugh

David berhenti menghancurkan kamarnya, ia melihat ke arah Jisoo yang tengah terduduk memegangi kakinya yang telah berdarah.

David berlari ke arah Jisoo dan berucap, "Maafkan aku, Bunda." Pemuda itu memegang kaki Jisoo dan menangis karena menyesal telah membuat sang ibu terluka.

Jisoo yang melihat itu juga ikut menangis. Ia mengangkat wajah sang putra dan langsung menghapus air mata dan mencium keningnya.

David memutuskan untuk menggendong Jisoo ke dalam kamarnya agar sang bunda bisa beristirahat.

“Sekarang Bunda istirahat saja. Jangan pikirkan aku, aku akan merapikan semuanya sebelum kakek pulang atau aku akan dimarahi habis-habisan,” ungkap David.

Jisoo mengangguk dan menghela nafasnya, “Nanti akan Bunda beritahu segala yang ingin kau ketahui, David,” ucap Jisoo.

Ucapan Jisoo itu menghentikan langkah David. “Terima kasih, Bunda. David sayang, Bunda,” ucapnya lalu pergi.

To Be Continued

BETWEEN USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang