✎2.7 : Nona Jung

655 90 6
                                    

Happy Reading

“Huft, lelah sekali.” Jisoo sedikit membungkukkan tubuhnya dan memijat kakinya.

Jaehyun yang tak tega melihat istrinya kelelahan lantas bertumpu lutut di hadapan sang istri dan memijat kaki istrinya itu.

Jisoo tersentak kaget saat merasa tangan Jaehyun menyentuh kakinya. “Eh, enggak usah, Jae,” ucap Jisoo.

Jaehyun tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. “Enggak apa-apa, pasti kamu lelah kan?” ucap Jaehyun.

Mendengar ucapan Jaehyun lantas membuat Jisoo tersenyum. Ia terharu atas perhatian yang diberikan Jaehyun kepadanya dan menyesali telah menolak Jaehyun tanpa berfikir dua kali terlebih dahulu.

Jaehyun berdiri kembali ketika sepasang tamu menghampiri mereka. Ia kenal betul siapa yang datang itu, Lee Taeyong.

Jaehyun menoleh kesampingnya dan melihat Jisoo yang kaget akan kehadiran Taeyong bersama istrinya, Miyeon.

Taeyong tersenyum dan menjabat tangan Jaehyun. “Selamat atas pernikahannya, Tuan Jung,” ucapnya.

Miyeon juga menjabat tangan Jaehyun dan mengucapkan hal yang sama seperti yang Taeyong ucapkan.

Taeyong melihat ke arah Jisoo. Ia menjabat tangan wanita itu. “Selamat atas pernikahannya, Nona Jung,” ucapnya.

Taeyong merasa sedikit pusing ketika ia menjabat tangan Jisoo. Sekelebat bayangan hitam di masa lalu hinggap di pikiran Taeyong.

“Sepertinya saya pernah melihat Anda, Nona Jung, tapi saya lupa dimana,” ucap Taeyong.

“Tentu, Tuan Lee, istriku ini sangat terkenal sama seperti diriku, mungkin kau tak sengaja melihat di majalah, koran ataupun televisi,” sahut Jaehyun.

Miyeon mengangguk. “Benar, aku juga pernah melihat Nona Jung ada di majalah edisi bulan kemarin,” timpal Miyeon.

“Tidak, aku sepertinya tidak pernah melihatnya di majalah atau apapun itu, tapi sepertinya kami pernah bertemu disuatu tempat,” ucap Taeyong sembari memegangi kepalanya, mencoba mengingat hal yang barusan muncul di pikirannya.

“Mungkin kau salah orang, Tuan Lee,” sahut Jisoo.

Jisoo sudah paham apa yang terjadi pada Taeyong. Ia sudah diberitahu oleh Jaehyun kalau Taeyong amesia akibat kecelakaan masa lalu. Kecelakaan itu mengakibatkan separuh ingatannya hilang.

Setelah mendengar suara Jisoo malah semakin membuat kepala Taeyong sakit tak karuan. Ia bahkan sampai memegang dan memukul-mukul kepalanya menggunakan kedua tangannya untuk meredakan rasa sakitnya. Kakinya juga tak bisa menahan berat tubuhnya dan dia jatuh terduduk.

Atensi semua tamu sekarang ada pada Taeyong yang terus meraung-raung karena sakit kepala yang menyerang kepalanya.

Miyeon terisak melihat suaminya seperti itu. Miyeon memegang bahu suaminya. “Sayang, kamu kenapa?” tanyanya khawatir.

Jisoo juga khawatir dengan keadaan Taeyong. “Jae, cepat telepon ambulance,” perintah Jisoo.

Jaehyun menuruti perintah Jisoo dan segera menelepon ambulance. Keadaan di gedung itu menjadi ricuh karena Taeyong yang terus meraung kesakitan.

Tak lama setelah Jaehyun menelepon ambulance, terdengar suara nyaring dari  sirene ambulance. Beberapa perawat menarik ranjang dorong mendekat ke arah Taeyong dan merebahkan tubuh pria yang sudah hilang kesadarannya.

Taeyong yang di dorong pergi bersama Miyeon yang masih terisak.

Jaehyun mengambil mic untuk memberitahukan kepada seluruh tamu untuk tidak khawatir.

BETWEEN USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang