Apa aku boleh memilikinya? Tidak.
Apa aku Boleh memimpikannya?
Ya."Pergilah makan dengan ayahmu, Ibu akan menjaga Jennie.
Kau belum makan dari kemarin" Ibu Hanbin berusaha membujuk HanbinHanbin tak melepaskan genggaman tangannya dengan Jennie
"Bagaimana jika Jennie bangun dan menangis lagi?
Bagaimana jika dia mencariku?""Kami akan menenangkannya, jika dia mencarimu aku akan menelfonmu segera.
Pergilah isi perutmu, kau tidak boleh sakit" timpal Ibu JennieHanbin melepaskan genggaman tangannya
"Baiklah kalau begitu...
Telfon aku jika terjadi sesuatu"Hanbin kemudian pergi makan bersama ayahnya dan ayah mertuanya.
Sejujurnya Hanbinpun belum bisa merelakan anak yang dikandung Jennie,
Tapi Jennie pasti lebih merasa sedih dibanding dirinyaHanbin bahkan sudah menyiapkan beberapa nama untuk calon anaknya,
Memikirkan seorang manusia kecil darah dagingnya akan hadir ditengah-tengah dirinya dan Jennie saja sudah cukup membuatnya lebih bersemangat."... Dulu saat kau kecil, kau merusak ember dan panci milik ibumu .
Hal itu membuat ibumu marah dan menarik telingamu.
Sekarang ayah tau...
Kau melakukan itu untuk menghasilkan musik"Hanbin menyunggingkan senyum tipis mendengar cerita ayahnya
"... ah itu lebih baik.
Saat masih TK, Jennie pernah hampir diculik ketika menunggu jemputan di dekat toko Jjangmyeon.
Karna sering mendengar ibunya mengumpat, Jennie mengumpat pada penculik itu lalu berteriak 'percuma menculikku... aku anak orang miskin'
Orang-orang langsung berkerumun dan melaporkan penculiknya pada polisi."Hanbin tertawa kecil mendengar cerita ayah mertuanya.
"Ah... sekarang aku tau darimana dia belajar mengumpat" gumam Hanbin
"Aku sering memarahi istriku karena berbicara kotor didepan anak-anak, tapi setelah kejadian itu, aku sadar bahwa itu bisa saja berguna"
Ayah Hanbin meraih tangan putranya
"Tidak apa-apa ... kalian sudah berusaha."Tangis Hanbin langsung pecah , ia tak bisa menahannya lagi.
Dari sekian banyak hal buruk yang menimpanya, kehilangan calon anaknya adalah yang paling buruk."Aku ...seharusnya menjaganya.... dengan baik" Hanbin memeluk ayahnya
Setelah selesai makan, Hanbin kembali ke kamar rawat Jennie bersama Ayahnya dan Ayah mertuanya
"Dokter membiarkan Jennie beristirahat dirumah. Sore ini Jennie sudah bisa keluar" ujar Ibu Hanbin
Hanbin hanya menganggukkan kepalanya, matanya menatap sedih wanita yang berbaring dan memalingkan wajah itu
Hanbin berjalan mendekat kemudian meraih tangan Jennie,
Tak ada kata apapun yang bisa ia ucapkan saat ini pada Jennie,Jennie tetap memalingkan wajahnya, mata sembabnya menatap kosong entah kemana
Hanbin mengecup punggung tangan Jennie beberapa saat kemudian mengecup kening Jennie
"Tidak apa-apa..." bisik Hanbin