JFNM | 8. Dihukum bareng

97 17 310
                                    

Tidak seperti biasanya, hari ini Alya dan Ken datang terlambat ke sekolah. Saat di perjalanan, motor Ken tiba-tiba mogok. Terpaksa mereka harus mendorong motor itu ke bengkel terlebih dahulu.

Keduanya menatap nanar gerbang hitam yang sudah tertutup dengan rapat, mereka benar-benar terlambat.

"Pulang aja yuk Al!" ajak Ken. Sesat:v

Alya menatap Ken dengan sinis,
"Enak aja, orang tua udah nyekolahin mahal-mahal, lo malah mau bolos!" tolak Alya.

Ken mendengus sebal,
"Ya terus gimana dong?"

"Nah itu dia, gue juga gak tau!"

Ken mengusap dagunya pelan, memikirkan cara agar mereka bisa masuk. Walaupun Alya tidak terlalu yakin dengan rencana Ken nantinya.

"Aha, gue tahu!"

"Apa?"

Ken mendekatkan bibirnya ke telinga Alya, membisikkan rencana yang tadi sempat terlintas dalam otaknya.

"Dih ogah, kalo ketauan gimana?" tolak Alya, setelah mengetahui rencana Ken yang terlalu ber-resiko.

"Ya kalo lo gamau, pulang aja gih!" kesal Ken.

"Dasar baperan!"

"Kayak lo gak aja!" balas Ken, membuat Alya terdiam. Skakmat!

"Mau gak nih?" tawar Ken sekali lagi.

"Kalo ketauan, lo harus traktir gue tejus sebulan, gimana?!" ujar Alya, membuat kesepakatan.

"Oke, tapi kalo berhasil lo harus traktir gue kopi astetik seminggu?!" balas Ken.

"Gak adil, tejus cuma dua rebu! Kopi astetik mahal Ken!"

"Tapi lo kan sebulan, gue cuma seminggu!"

"Deal gak nih?" Ken mengulurkan tangannya di depan Alya.

Gadis itu berpikir sejenak, tidak ada salahnya menerima kesepakatan itu. Alya pikir, peluang Ken untuk menang sangatlah tipis.

Alya menyambut uluran tangan Ken,"Deal!"
ucapnya dengan percaya diri.

Ken menyengir lebar, kali ini ia tidak akan kalah. Demi kopi estetik!

*****

"Lo duluan!" suruh Ken.

Alya menatap dinding yang menjulang tinggi di depannya dengan ragu. Apa dia harus memanjatnya? Aish kalo jatuh kan sakit, lebih sakit dari patah hati pastinya.

Tatapannya lalu beralih pada Ken yang masih menunggunya. Cowok itu menyatukan kedua tanganya, untuk digunakan sebagai tumpuan Alya agar lebih muda melompati dinding itu.

"Jangan ngintip, awas kalo ketauan ngintip gue colok mata lo!" ancam Alya.

Ken begidik ngeri, Alya kecil-kecil sadis juga,"Iya, bawel deh!"

Dengan segera, Alya memanjat dinding itu. Sesekali ia agak kesulitan menjaga keseimbangannya, untung saja ada Ken yang setia menahannya. Saat Alya sudah berhasil naik, Ken pun ikut menyusul naik. Tidak seperti Alya yang kesulitan, Ken dapat memanjat dinding itu dengan mudah. Merekapun melompat ke dalam area sekolah bersama.

"Yeey berhasil mbb--" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, mulut Alya sudah terlebih dahulu di bekap Ken.

"Syuut, jangan berisik entar kita ketahuan!" ujar Ken. Kalo ketauan gak jadi dapat kopi astetik- lanjutnya dalam hati.

Alya mengangguk, sambil mengangkat kedua jempolnya seolah berkata 'ok'.

"Ayuk!" ajak Ken dengan suara pelan, lebih mirip seperti sedang berbisik.

Just Friend, not more [COMPLETE!✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang