JFNM | 29. Bazar Party

73 5 0
                                    

Akhirnya hari yang mereka tunggu-tunggu tiba juga. Para anggota OSIS sibuk kesana- kemari menyiapkan segala rangakian kegiatan. Mereka lah yang paling sibuk di sini, secara mereka panitia inti.

Ken, Raka, dan Bayu berjalan berbarengan. Mereka meneliti suasana bazar ini. Sangat ramai dan dekorasinya bagus. Banyak lampu warna-warni yang menghiasi, juga dekorasi yang sangat bagus.

Datang ke bazar mengingatkan Ken pada masa kecilnya. Dulu ia sangat suka ke bazar, alasannya karena ia menyukai keramaian. Dan Ken sangat berterima kasih pada siapapun yang memiliki ide seperti ini.

"Bay, jauh-jauh dikit napa. Entar orang pada salah paham kalo lo nempel mulu sama gue!" celetuk Raka.

"Dih, najis! Yang deket-deket itu lo! Sono lo!" Bayu mendorong Raka, alhasil cowok itu menabrak badan Ken.

"Ka, bisa kalem gak sih? Gak usah pecicilan lo!" kesal Ken.

"Santai bos, marah-marah mulu lo kayak cewek lagi pms aja!"

Mereka berjalan ke salah satu stand makanan, di sana banyak sekali remaja seumuran mereka yang sedang nongki-nongki bersama teman mereka.

"Ngenes banget gue, harusnya gue kesini sama pacar, bukan bareng kalian!" sahut Ken.

"Kayak punya aja dia Bay!" timpal Raka.

"Dulu ada sih, Ka. Tapi udah apa?"

"Udah putus!" kompak Raka dan Bayu. Mereka tertawa puas telah mengejek Ken.

"Tes ... tes ..." ucap seoramg mc yang sedang berdiri di atas panggung.

"Oke, langsung saja. Sore ini acara akan di isi langsung oleh wakil ketua osis SMA AKASARA. Kepada kak, Alya. Waktu dan tempatnya di persilahkan. Barikan tepuk tangan yang mariah!"

Seluruh pengunjuk bertepuk tangan, suasan terdengar begitu meriah. Apalagi saat Alya mulai menaiki panggung. Banyak kaum adam yang terpesona dengan paras cantiknya, termasuk Ken.

"Sore semua!" sapa Alya.

"Soree!!" teriak penonton.

"Perkenalkan nama saya Alya, selaku wakil ketua osis. Hari ink saya akan menghibur kalian dengan lagu yang akan saya bawakan."

Alya mulai memetik senar gitarnya.

Pilar makin terhampar
Dalam rangkuman asap
Kalimat hilang makna
Logika tak berdaya

Di tepian nestapa
Hasrat terbungkam sunyi
Entah aku pengecut
Atau kau tidak peka

Ku mendambakanmu, mendambakanku ....

Bila kau butuh telinga tuk mendengar
Bahu tuk bersandar
Raga tuk berlindung
Pasti kau temukan aku di garis terdepan ....

Bertepuk dengan sebelah tangan .....

Lagu "Garis terdepan oleh Fiersa besari" mengalun indah mengisi sore mereka. Ken tersenyum, lagu itu sangat mewakilkan perasaan Alya.

Yakin kau temukan aku di garis terdepan ....
Meski hanya sebatas, Teman .....

Riuh tepuk tangan mengapresiasi suara Alya. Selain cantik, suara Alya sangat merdu, sangat enak di dengar.

Alya menundukan badannya, memberi hormat sebelum ia turun dari panggung. Dari jauh ia melihat Ryan mengacungkan dua jempol ke arahnya. Juga ada Ken, Bayu dan Raka yang tak henti-hentinya bertepuk tangan.

Raka menepuk bahu Ken, membuat cowok itu menoleh.

"Apasih ka?"

"Lo tau gak kenapa Alya bawa lagu itu?" tanya Raka. Ken mengedikan bahunya pertanda ia tidak tau.

"Lah mana saya tau, saya kan ikan!" ucapan Ken barusan mengundang jitakan Raka.

"Itu kode somplak, makanya jadi cowok peka dikit napa!"

"Ouh itu, jadi gue harus apa?"

"Lo laki bukan sih? Masa gitu aja gatau lu!"

"Gue nanya serius, jadi gue kudu gimana?"

"Nembak lah, sebelum di tikung orang!"

Ken mengusap dagunya, "Oke, bakal gue coba.

Just Friend, not more [COMPLETE!✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang