JFNM | 4. Nayla Auristella

173 25 278
                                    

"Hai, Perkenalkan nama saya Nayla Auristella, panggil Nayla aja. Saya pindahan dari Yogyakarta, salam kenal semua," ucap Nayla ramah.

Deg.

Nayla? Jogja? Apa dia Nayla yang gue kenal?!

Netra milik Alya meneliti gadis bernama Nayla itu, nama lengkapnya tidak asing ditelinga Alya. Apakah benar? Dia Nayla? Sahabat kecil Alya yang pindah ke jogja dulu? Alya merasa seperti sedang bermimpi sekarang. Namun sejujurnya, ia harap ini bukanlah mimpi. Karena dia sangat merindukan Nayla.

"Nayla silahkan pilih tempat duduk yang masih kosong," ucap Bu Citra pada Nayla, gadis itu hanya menjawab dengan anggukan.

"Ibu harap kalian bisa berteman baik dengan Nayla, kalo gitu ibu permisi dulu." pamit bu Citra lalu melenggang keluar kelas.

Nayla meremas kuat tali ranselnya, jujur gadis itu merasa sangat gugup sekarang. Bukan karena dia tidak percaya diri, hanya saja banyak tatapan aneh yang dilemparkan teman-teman barunya. Tatapan yang tidak bisa Nayla artikan. Nayla adalah tipe orang yang ingin tampil sempurna. Nayla ingin hari pertamanya bersekolah di sini berjalan dengan lancar.

Manik coklat kehitaman milik Nayla menyapu seluruh sudut kelas barunya. Mencari-cari, di mana letak bangku yang masih kosong untuk ia tempati. Tak sengaja, tatapannya bertemu dengan tatapan seseorang yang juga sedang menatapnya. Iris mereka kini saling bertubrukan.

"Alya?" Gumam Nayla.

Gadis itu menganyunkan kakinya, menuju bangku yang terletak dibaris ketiga dari depan. Memastikan, apakah yang ia lihat adalah Alya, teman kecilnya yang selalu Nayla rindukan.

"Alya!!" Pekik Nayla saat sudah mengenali wajah Alya. Senang dan haru, perasaan yang ia rasakan kini bercampur aduk.

Alya berdiri dari duduknya, menarik tubuh Nayla yang lebih tinggi itu kedalam pelukannya. Nayla dengan senang hati membalas pelukan itu. Pelukan mereka sangat erat, melepaskan rindu yang sudah lama bersarang di hati mereka. Sesekali keduanya sampai jingkrak-jingkrak karena terlalu bahagia.

Resya yang sedari tadi nenyimak kini ikut tersenyum. Resya iri, dengan persahabatan mereka yang begitu erat. Bahkan jarak tidak membuat mereka saling melupa. Resya sangat berharap memiliki sahabat yang benar-benar tulus padanya. Seperti Alya dan Nayla.

Alya merenggangkan pelukannya, dia lalu beralih menatap Resya yang sejak tadi hanya diam menyaksikan drama keduanya.

"Nay, kenalin ini Resya sahabat gue juga," ucap Alya memperkenalkan Resya pada Nayla.

Nayla tersenyum kearah Resya, ia menjulurkan tangannya didepan gadis itu,"Nayla."

"Gue Resya, semoga betah ya disini Nay!" ujar Resya menyambut uluran tangan Nayla. Resya sebenarnya ramah, mudah bergaul, dan baik. Sayangnya, kebaikan Resya malah salah dimanfaatkan.  Sejak itulah Resya mulai memfilter siapa saja yang patut ia jadikan teman. Dan Alya lah yang benar-benar tulus berteman dengannya di sini.

"Iya semoga."

"YO WATSAP GENG!!" Teriak Tresno yang sudah duduk di bangku yang terletak di depan Resya. Ia menatap Alya dan Nayla secara bergantian.

"Kalian saling kenal ya? Akrab banget keliatannya," tanya Tresno yang melihat kedekatan dua gadis cantik itu.

"Kepo lo, merusak suasana aja!" Sarkas Resya.

Just Friend, not more [COMPLETE!✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang