Alya sedang duduk di taman, ia menunggu kedatangan seseorang. Ia berharap kabar baik akan segera datang padanya.
"Alya," sapa orang itu, ikut duduk di samping Alya.
"Mau ngomong apa Nay?"
Nayla menggenggam tangan Alya, "Maafin gue ya. Maaf karena udah salah paham sama lo. Gue gak bakal maksa lo buat maafin gue, karena gue sadar. Gue bukan sahabat yang baik Al!"
Alya mengusap punggung tangan Nayla, "Gue udah maafin lo sejak lama. Gue gak pernah benci lo, apalagi berfikir untuk musuhin lo! Lo tetep sahabat gue Nay. Sampai kapan pun."
Hati Nayla sangat tersentuh mendengar penuturan Alya, "Kenapa lo baik banget sih, Al? Bahkan setelah semua kejahatan gue, lo masih mau maafin gue. Gue egois Al, egois!"
"Nay, asal lo tau. Bagi gue, hubungan yang paling penting adalah persahabatan. Nyari temen emang gak susah, yang susah itu nyari sahabat yang benar-benar tulus sama lo. Dan gue, lebih rela kehilangan cinta gue, dari pada kehilangan sahabat gue."
Nayla memeluk Alya sangat kuat. "Makasih, Al. Sekali lagi gue minta maaf."
Alya terseyum, senang rasanya semua kembali seperti semula. Semua kesalah pahaman akhirnya terselesaikan tanpa ada permusuhan.
"Jadi gimana lo sama Ken?" tanya Alya mencairkan suasana.
Nayla tersenyum simpul, "Kita udah putus."
"Hah? Lo serius? Dia nyakitin lo, Nay?"
"Enggak kok Al, ini keputusan kita berdua."
"Karena gue ya?" ucap Alya merasa tidak enak.
Gadis itu menggeleng, "Gak kok. Ini murni keputusan kita."
Keadan kembali hening, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Lo masig suka sama Ken?" tanya Nayla.
"Gue gak tau Nay, gue bingung sama perasaan gue sendiri."
"Kalo lo masih suka, gue gak papa kok. Jangan karena gue, lo harus relain perasaan lo lagi."
"Makasih Nay, tapi gue bingung sama diri gue sendiri."
*****
Hari ini Alay berada di sekolah sampai sore hari, besok adalah acara hut sekolah mereka. Dan hari ini anggota osis sedang sibuk mempersiapkan semuanya.
Setelah mendapat persetujuan dari kepala sekolah, akhirnya kegiatan bazar yang mereka rancang akan segara dilaksanakan.
Alya merenggangkan otot-ototnya. Padahal yang ia lakukan hanyalah mendekorasi tapi badannya terasa lelah sekali. Namanya juga kaum rebahan, kerja dikit aja badan udah pegel.
"Kalo capek, istirahat aja Al!" pesan Ryan. Cowok itu sibuk mengontrol para anggotanya.
"Enggak kok, cuma pegel doang."
Alya memperhatikan Ryan. Jika di lihat-lihat, Ryan lumayan tampan seperti Ken. Ia juga pintar, ketua Osis, pokoknya soskok Ryan adalah tipe idaman para kaum hawa.
Yang buat Alya kaget, mengala Ryan menyukainya? Dari sekian banyak cewek primadona di sekolah ini, mengapa Ryan justru memilihnya? Dan Alya tidak pernah menyadarinya.
"Jagan di liatin terus, entar naksir!" celetuk Ryan membuat Alya mengalihkan pandangannya. Kalimat itu, sama persis dengan kalimat yang pernah di ucapkan Ken padanya. Ibaratnya sikap Ryan sebelas dua belas sama Ken.
"Kak Ryan!" panggil Tata.
"Kenapa, Ta?"
"Besok yang ngisi acara sore gak bisa dateng kak. Dia udah hubungin aku, katanya dia mohon maaf karena mengundurkan diri tiba-tiba," ujar Tata, selaku seksi acara.
"Jadi besok sore gak ada yang isi? Kosong dong?" tanya Ryan.
Tata megangguk, "Iya kak, terus kita gak punya pengisi acaranya cadangan. Kalo mau cari yang baru, waktunya udah mepet."
Ryan mengusap dagunya pelan, memikirkan bagaimana menukan orang yang berbakat dalam waktu yang singkat.
"Gimana kalo gue aja yang isi? Gue bisa main gitar, gue juga bisa nyanyi. Gimana?"
Ryan menoleh kearah Tata, "Gimana Ta?"
Gadis itu mengangguk, "Oke jadi besok sore yang isi kakak, aku isi di daftar acara ya kak!"
Alya megangguk, "Iya."
Tanpa gadis itu sadari, Ryan menatapnya lekat. Ia tidak sabar melihat penampilan Alya besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend, not more [COMPLETE!✔]
Teen FictionTerjebak dalam Friendzone? Menyakitkan bukan? Saat dimana kita tidak bisa mengekspresikan perasaan, hanya karena takut dengan kata kehilangan. Alya dan Ken, adalah sahabat yang sudah berteman sejak kecil. Keduanya kerap disangka sepasang kekasih ka...