Ryan membopong Alya keluar gudang, kaki gadis itu lemas karena terlalu takut. Sampai di luar betapa terkejutnya Alya saat mendapati Ken, Raka dan Bayu yang sedang menunggunya.
"Ka-kalian ada di sini juga?" tanya Alya.
Ken menggapkan kembali badannya, ia berjalan mendekat ke arah Alya, "Lo gak papa Al? Ada yang sakit?" bukannya menjawab, ia malah balik bertanya.
Alya menggeleng, "Gue gak papa, cuma syok karena takut aja tadi."
Cowok itu menarik Alya agar mendekat kearahnya, ia lalu menatap Ryan dingin, "Biar gue yang anter Alya pulang," ujarnya.
Ryan menggangguk, "Oke."
"Ayo Al," Ken mengambil alih membopong Alya, sebelum pergi ia pamit terlebih dahulu pada Raka dan Bayu, juga Ryan.
*****
Kini Ken dan Alya sudah berada di dalam mobil milik Bayu. Ken sengaja meminjam mobil Bayu karena mengingat kondisi Alya yang masih syok tidak memungkinkan untuk naik motor.
Suasana hening menyelimuti keduanya, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Ken," panggil Alya.
"Kenapa?"
"Boleh minjem hape lo? Gue mau nelpon Bunda, takutnya Bunda khawatir." Alya mengulurkan tangannya ke arah Ken.
Cowok itu merogoh ponselnya di saku jaket, lalu memberikannya pada Alya.
Gadis itu menyalakan ponsel Ken, Alya sedikit terkejut saat melihat lookscreen ponsel Ken adalah foto mereka saat kecil. Alya tersenyum tipis.
"Lo masih nyimpen foto ini ternyata," ujar Alya. Ken menoleh, sedetik kemudia ia mengangguk paham dengan ucapan Alya.
"Iya dong."
Alya mencari kontak Bundanya di ponsel Ken, ia terus men-sroll sampai akhirnya menemukan kontak bundanya yang tertulis Bunda Alya. Ia menekan tombol hijau lalu mendekatka ponsel itu ke telinganya.
"Ha--" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Alya menjauhkan ponsel Ken dari telinganya. Kaget mendengar omelan Bundanya.
"Ih Bunda diem dulu, Alya kan belum jelasin," ujar Alya karena Ratna tidak berhenti mengomelinya.
"...."
"Iya maaf, tadi Alya ada rapat osis. Rapatnya sampe malam, mau ngabarin Bunda ponsel Alya mati." bohong Alya. Tidak mungkin ia berkata bahwa ia pulang terlambat karena terkunci di gudang. Ia tidak mau membiat Ratna khawatir.
"...."
"Iya, ini udah di jalan mau pulang, bareng Ken."
"...."
"Iya bunda, udah ya nanti pulsa Ken habis. Entar dia ngomel-ngomel lagi!" Mendengar namanya di sebut, Ken menatap Alya tajam.
"Oke Bunda, dadah!!" Alya segera memutuskan sambungan panggilannya.
"Bunda kenapa? Ngomel ya?"
"Iya, dia kira gue kenapa-kenapa."
"Lu kan emang kenapa-napa, terus kenapa boong tadi?"
"Gue gak mau Bunda khawatir, lagian tadi gue cuman syok kok. Gue takut sendirian di dalem sana, kan angker."
Ken mengangguk, ia merasa bersalah telah meninggalkan Alya tadi.
"Maafin gue ya, harusnya gue nungguin lo tadi."
Alya tersenyum tipis, ucapan Ken barusan kembali mengingatkannya pada pesan yang cowok itu kirim bahwa ia sedang bersama Nayla.
"Gak papa kok, lo gak salah. Maaf udah ngerepotin lo."
"Dih, kok tiba-tiba jadi serius gini. Lu gak ngerepotin kali Al, harusnya gue yang minta maaf karena telat nolongin lo tadi."
"Iya, gak papa."
Setelah itu, keadaan kembali hening. Ken sibuk memperhatikan jalanan dan Alya sibuk dengan pikirannya.
[TBC]
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend, not more [COMPLETE!✔]
Novela JuvenilTerjebak dalam Friendzone? Menyakitkan bukan? Saat dimana kita tidak bisa mengekspresikan perasaan, hanya karena takut dengan kata kehilangan. Alya dan Ken, adalah sahabat yang sudah berteman sejak kecil. Keduanya kerap disangka sepasang kekasih ka...