Alya baru saja keluar dari ruang osis. Rapat hari ini tidak berlangsung lama, hanya membahas beberapa gambaran agenda untuk acara yang akan di laksanakan bulan depan. Gadis itu melenggang menuju tempat parkiran, menemui Ken yang sejak tadi menunggunya.
Namun saat sampai, Alya tidak menemukan motor Ken yang terparkir di sana. Gadis itu mengedarkan pandangannya, mungkin Ken sedang menunggunya di tempat lain.
Kakinya terus berayun, menyusuri sudut-sudut sekolah mencari keberadaan Ken. Namun hasilnya tetap sama, ia tidak menemukannya. Apa Ken sudah pulang duluan? Pikir Alya.
Ia mengambil ponselnya dari dalam tas, mencari kontak Ken dan berniat menelponnya. Sayangnya, tidak ada jawaban dari Ken. Alya kembali menelponnya berkali-kali, tetap tidak ada balasan dari cowok itu.
"Mungkin ada urusan lain," gumam Alya.
Alya memilih pulang sendiri saja, mungkin Ken sedang ada urusan lain dan lupa mengabarinya.
Gadis itu menunggu di depan gerbang seorang diri. Menunggu taksi, angkot, atau sejenisnya yang bisa mengantarnya pulang. Hari semakin sore, tidak ada satupun kendaraan umum yang lewat di depan sekolah.
Alya mengangkat kepalanya, menatap langit yang sudah berubah warna menjadi hitam. Hembusan anginya terasa dingin, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.
Alya membuka kembali ponselnya, ingin memesan ojek online saja. Namun sebelum itu, sebuah motor yang berhenti tepat di depannya membuat aktivitasnya terhenti.
"Loh Al, belum pulang?" tanya orang itu.
"Belum, gaada angkot yang lewat, ini baru mau pesan ojol."
"Ken gak jemput?"
Alya menggeleng lemah, "Kayaknya enggak."
"Yaudah bareng gue aja, rumah kita kan searah!"
"Gapapa nih yan? Takutnya ngerepotin."
"Kayak sama siapa aja, ayo naik keburu hujan." ujar Ryan.
Dengan segera, Alya naik ke motor Ryan. Motor itupun melenggang, menyusuri jalanan ibu kota yang padat. Langit semakin gelap, hari juga semakin sore.
*****
Motor Ken berhenti di depan sebuah rumah dengan pagar yang menjulang tinggi. Rumah bergaya klasik itu, merupakan rumah milik Nayla.
"Gak mau mampir dulu?" tanya Nayla setelah mengembalikan helm yang tadi ia pakai pada Ken.
"Lain kali deh, udah sore gue mau langsung balik aja," tolak Ken. Sebenarnya ia mau saja mampir, namun ia kembali teringat Alya yang masih berada di sekolah menunggunya.
"Mau hujan loh, nanti kalo kehujanan gimana?"
"Gakpapa Nay, kalo gitu gue duluan, bye!"
"Hmm, oke makasih ya!"
Tidak mau berlama-lama, Ken segera menyalakan mesin motornya dan melenggang pergi dari rumah Nayla.
Selepas kepergian Ken, Nayla masih diam di tempatnya, menatap motor Ken yang hampir menghilang dari penglihatannya. Nayla tahu, Ken tidak benar-benar pulang. Ia pasti kembali ke sekolah, untuk menjemput Alya. Gadis itu sudah tau sejak awal, bahwa Alya sedang ada rapat osis. Yang membuatnya terkejud adalah, kemunculan Ken tiba-tiba di depannya dan mengajaknya pulang.
"Sebenarnya lo suka siapa sih? Gue, atau Alya?" monolog Nayla.
*****
Rintik hujan perlaham berubah menjadi hujan yang turun sangat deras. Ryan menepikan motornya di depan halte, berlindung diri dari derasnya air hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend, not more [COMPLETE!✔]
Teen FictionTerjebak dalam Friendzone? Menyakitkan bukan? Saat dimana kita tidak bisa mengekspresikan perasaan, hanya karena takut dengan kata kehilangan. Alya dan Ken, adalah sahabat yang sudah berteman sejak kecil. Keduanya kerap disangka sepasang kekasih ka...