JFNM | 13. Pernyataan Nayla

72 10 71
                                    

Alya baru saja turun dari ojol pesanannya. Ia mengelurakan selembar uang berwarna hijau lalu ia berikan pada mas ojol itu. Setelah menerima bayaran, barulah mas ojol itu melesat dari hadapannya.

Hari ini ia sengaja datang sendiri, tidak bersama Ken. Gadis itu masih kesal soal kejadian kemaren.


Saat sedang asik berjalan, manik Alya 'tak sengaja menangkap sosok Nayla yang sedang berjalan tidak jauh darinya. Dengan langkah seribu, Alya segera mengejar langkah Nayla.

Saat posisi mereka sejajar, Alya langsung menggandeng lengan Nayla, membuat gadis itu sedikit terkejut. Namun sedetik kemudian, raut wajahnya kembali normal.

Sepanjang perjalanan, hanya hening yang menyelimuti keduanya. Tidak ada yang mau membuka suara, Alya yang merasa jengah akhirnya membuka suaranya

"Udah sarapan Nay?" tanyanya, basa-basi.

"Udah," jawab Nayla seadannya.

Alis Alya menyatu, pertanda bahwa gadis itu sedang bingung. Bingung dengan sikap Nayla yang berbeda pagi ini. Biasanya, gadis itu selalu ceria dan banyak bicara dengannya. Ada apa dengan Nayla?

"Lo sakit Nay?"

"Enggak, gue sehat."

Alya mengangguk, tidak mau bertanya lebih banyak lagi. Mungkin mood Nayla sedang buruk pagi ini.

"Kalo lo lagi ada masalah dan mau cerita, cerita aja sama gue. Gak usah sungkan, kita kan sahabat." Ucapan Alya mengundang atensi Nayla.

Ia menatap Alya dari samping. Mungkin tidak ada salahnya, menceritakan perasaannya saat ini pada Alya. Toh Alya adalah sahabatnya, pasti ia akan memahaminya.

"Lo mau denger curhatan gue?" tanya Nayla.

"Pasti dong, kapanpun lo butuh temen curhat, gue selalu siap. Dan kapanpun lo butuh bantuan, gue akan bantu selagi gue bisa," Ucapan Alya membuat Nayla tersenyum.

*****

"Tembak, ka! Tembak!" teriak Ken mendramatis.

"Udah gue tembak, tapi kata dia, kita temenan aja!" balas Raka asal.

"Salah server, anjim! Bucinnya pending dulu!" kesal Bayu.

"Tolongin gue we!" teriak Dimas.

Mereka berempat sedang bermain game online bersama. Padahal bel masuk sudah berbunyi sejak tadi, namun tidak di hiraukan keempat cowok itu.

Karena terlalu asik bermain game, keempat cowok itu sampai tidak sadar akan kehadiran Pak Farhan, yang sudah berkacak pinggang menatap keempatnya. Sedikit info, Pak Farhan adalah guru muda yang banyak di gemari siswi-siswi di sini. Parasnya yang tampan, dan sifatnya yang ramah, membuat banyak siswa/siswi betah diajarnya.

"Pagi anak-anak!" sapanya, membuat Ken, Raka, Bayu, dan Dimas sontak terkejut.

"Eh pa-pagi pak!"

"Masih pagi sudah main game aja, udah siap belajar belum?" tanya Pak Farhan.

"Belum pak!" jujur Raka, membuat Ken disampingnya terkekeh mendengar kejujuran itu.

"Jujur banget lo!"

"Iya dong! Kata Nenek gue, jujur itu lebih baik, meskipun menyakitkan!" ujarnya sok bijak.

"Kemaren kata bunda lo, hari ini kata Nenek lo, besok-besok kata siapa lagi Ka?" tanya Dimas.

"Besok kata Pacar gue!"

"Kayak punya aja!" timpal Bayu.

"Udah deh Bay! Gak usah mancing-mancing esmosi orang ganteng!"

Just Friend, not more [COMPLETE!✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang